Mazmur 119:9-16 "Bahagianya Orang Yang Hidup Menurut Taurat TUHAN" // MTPJ GMIM 24-30 Oktober 2021

MAZMUR 119:9-16 “BAHAGIANYA ORANG YANG HIDUP MENURUT TAURAT TUHAN”

RENUNGAN GMIM 24-30 OKTOBER 2021

119:9 Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu. 119:10 Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, janganlah biarkan aku menyimpang dari perintah-perintah-Mu. 119:11 Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau. 119:12 Terpujilah Engkau, ya TUHAN; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. 119:13 Dengan bibirku aku menceritakan segala hukum yang Kauucapkan. 119:14 Atas petunjuk peringatan-peringatan-Mu aku bergembira, seperti atas segala harta. 119:15 Aku hendak merenungkan titah-titah-Mu dan mengamat-amati jalan-jalan-Mu. 119:16 Aku akan bergemar dalam ketetapan-ketetapan-Mu; firman-Mu tidak akan kulupakan.

 

TEMA: "JAGALAH KELAKUAN SESUAI FIRMAN TUHAN"

Apakah Arti sebuah kebahagiaan? Ada pemahaman bahwa bahagia adalah suatu perasaan puas. Tapi pada umumnya manusia tidak pernah merasa puas secara sempurna, sebab ketika satu hal telah dicapai maka akan muncul keinginan-keinginan baru.

Mazmur 119 merupakan bagian Kitab terpanjang yang isinya berbicara tentang kebahagiaan yang Alkitabiah. Jika biasanya kisah atau ungkapan dalam Alkitab berbicara tentang karya Allah maka dalam pasal 119 ini berbicara tentang pujian atas “Firman Allah”. Mazmur 119:1 memiliki kesamaan dengan Mazmur pasal 1 yang berbicara tentang orang yang berbahagia menurut Taurat TUHAN. Mazmur 119 terdiri dari 176 ayat yang diterjemahkan dari Bahasa aslinya yang terdiri dari 22 bait mengikuti jumlah abjad dari Bahasa Ibrani. Di setiap bait diterjemahkan ke dalam 8 ayat.

-          Jadi bait pertama yakni ayat 1-8 dimulai dari abdjad Ibrani yang pertama yakni “Aleph’.

-          Bait kedua yakni ayat 9-16 dimulai dari abjad Ibrani yang kedua yakni “Bet”

-     Dan seterusnya hingga bait ke 22 yakni ayat 169-176 dimulai dari abdjad terakhir yakni “taw”.

Susunan dengan mengikuti abjad disebut akrostik, dalam Perjanjian Lama susunan seperti ini juga terdapat dalam Kitab Ratapan pasal 3 dan Amsal pasal 31.

Secara khusus dalam pasal 119:9-16 dalam Kitab Mazmur ini yang dimulai dari abdjad “Bet”, dalam Bahasa Ibrani kata “Bet” berarti rumah, kita teringat dengan kata “Betlehem” yang berarti rumah roti. Apa yang mau disampaikan di dalam ayat 9-16 ini?

Pemazmur mengawali dengan sebuah pertanyaan: “Dengan apakah seorang muda mempertahankan sikap hidup yang bersih?” (Ay.9). Ungkapan “seorang muda” memberi pandangan seakan-akan perkataan ini tertuju kepada anak-anak muda. Anak muda dianggap berada pada masa yang rawan, di mana masa muda adalah masa pencarian jati diri. Anak muda juga dianggap mudah tergiur dengan hal-hal yang dianggap menyenangkan dan menguntungkan. Oleh karena itu anak muda harus dituntun untuk dapat memiliki pertahanan diri yang tepat sebagai suatu komitmen yang tegas agar tidak mudah terpengaruh. Bagi pemazmur cara mempertahankan sikap hidup yang benar ialah dengan menjaganya sesuai Firman TUHAN.

Seberapa besar makna Firman TUHAN dalam kehidupan orang percaya? Dalam Yosua pasal 1:8 tertulis “Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung”. Dari Firman TUHAN itu kita dapati, bahwa Firman TUHAN yang direnungkan senantiasa akan menolong seseorang untuk bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya dan menghentar pada perjalanan yang berhasil dan beruntung.

Ketika seseorang mengambil keputusan untuk hidup sesuai Firman TUHAN, maka ia harus menunjukkan dengan kesungguhan yang benar. “Hati” sering digambarkan sebagai inti atau pusat kehidupan, maka perkataan “dengan segenap hati” (ay.10) menunjukkan tekad bulat pemazmur yang sungguh-sungguh di hadapan TUHAN, bahkan pemazmur berupaya supaya tidak menyimpang, menyeleweng atau bercabang dari jalan TUHAN.

Perkataan “dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu” (ay.11). Hal ini mengandung arti bahwa Pemazmur tidak akan melupakan Firman TUHAN, tapi juga bermakna ketaatan terhadap janji TUHAN. Hal ini menunjukkan saat seseorang membuat komitmen, ia pun akan berusaha untuk tidak melanggar komitmen itu.

Dari pemazmur juga setiap pembaca diajak supaya Firman TUHAN itu harus diceritakan (ay.13) dan hal itu dimulai dari diri sendiri. Pemazmur juga menyebut ternyata peringatan-peringatan atau teguran-teguran TUHAN justru membuat ia bergembira (ay.14). Saudaraku, mari kita renungkan bagi orang yang tidak peduli Firman TUHAN, maka ia akan menjadi risih dan gaduh ketika Firman itu menegur dirinya. Tetapi seorang yang takut akan TUHAN, ketika Firman TUHAN menegur dirinya, maka ia akan bergembira atas peringatan atau teguran yang disampaikan. Hal ini berarti pemazmur sangat menyadari bahwa segala peringatan atau teguran TUHAN semua itu adalah hal yang baik, bahkan pemazmur menyamakan peringatan TUHAN itu seperti segala harta.

Firman TUHAN disampaikan dalam berbagai hal, Firman TUHAN itu bisa dalam bentuk:

-          Perintah atau komando (ay. 10)

-          Janji atau sumpah (ay.11)

-          Ketetapan atau ketentuan (ay.12)

-          Hukum atau peraturan (ay.13)

-          Peringatan atau teguran (ay.14)

-          Titah atau perintah (ay.15)

-          Jalan TUHAN atau petunjuk TUHAN (ay.15)

Saudara-saudara, Setiap orang tidak akan mampu memahami cara kerja Allah dalam hidup kita, selain percaya dan taat pada Firman TUHAN, sebab dengan demikian kita akan merasakan bahwa ternyata Taurat TUHAN, Firman TUHAN atau peraturan TUHAN adalah sumber kebahagiaan.

Kita bisa membayangkan betapa seorang pemazmur benar-benar menyusun kalimat demi kalimat yang dirangkai secara akrostik atau berdasarkan abjad kemudian menjadi suatu pegangan bagi orang Yahudi bahwa ternyata Firman TUHAN itu tidak boleh diabaikan. Dalam 2 Timotius 3:16-17 Paulus mengatakan: “(16) Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran : (17) Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.”.

Saat seorang anak muda menyukai “game online” ia akan berusaha memainkannya tiap waktu. Saat seseorang menyukai permainan sepak bola ia pasti mengenal nama-nama pemain dan klub sepak bola yang terkenal. Maka Firman TUHAN harus melebihi semuanya itu. Saat seseorang mencintai Firman TUHAN, maka Firman itu bukanlah sebuah beban melainkan sebuah kegemaran atau hobi.

Sekalipun Firman ini seakan menunjuk pada anak muda, tapi sesungguhnya Firman ini juga tertuju kepada semua orang agar supaya segera mengambil keputusan selagi masih ada waktu yang dianugerahkan TUHAN untuk setia pada Firman TUHAN dan tidak menunda lagi untuk mentaati-Nya.

Firman TUHAN ini mengajak setiap orang percaya untuk menjadikan Firman TUHAN sebagai suatu hobi atau kegemaran seperti pemazmur yang bergemar atas segala ketetapan TUHAN. Sebab Firman TUHAN akan membuat seseorang mampu bertindak bersih di hadapan Allah. Hidup bersih bukanlah sarana keselamatan, tapi hidup bersih adalah sikap untuk memuliakan nama TUHAN.

Apa yang menjadi pesan Firman bagi kita pembaca masa kini?

1.       Cintailah Firman TUHAN, jadikan Firman itu sebagai hobi atau kegemaranmu, sebab dengan demikian Firman TUHAN akan menolong untuk bertindak bersih di hadapan TUHAN.

2.       Hidup bersih di hadapan TUHAN adalah salah satu cara kita memuliakan TUHAN sama seperti perkataan Yesus dalam Matius 5:48 “karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna”.

3.       Ketika kita hidup takut akan TUHAN, maka saat Firman TUHAN menegur diri kita tidak akan mengabaikannya tapi justru bergemar atasnya seperti mendapatkan harta.

Ingatlah, dalam Kitab Ulangan 30:14 Firman TUHAN berkata "Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan."

TUHAN YESUS menolong kita semua, Amin!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lukas 17:11-19 "Kesepuluh Orang Kusta" Renungan GMIM Edisi 4 - 10 Juli 2021

Renungan Roma 2:1-16

Matius 16:13-20 "Pengakuan Petrus" // MTPJ GMIM 26 September - 2 Oktober 2021 // Khotbah GMIM // Renungan Kristen