Matius 16:13-20 "Pengakuan Petrus" // MTPJ GMIM 26 September - 2 Oktober 2021 // Khotbah GMIM // Renungan Kristen
Renungan GMIM Edisi 26 September – 2 Oktober 2021 (Pengucapan Syukur)
Matius
16:13-20
Pengakuan Petrus
16:13 Setelah
Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata
orang, siapakah Anak Manusia itu?" 16:14 Jawab
mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada
juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah
seorang dari para nabi." 16:15 Lalu Yesus bertanya kepada
mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku
ini?" 16:16 Maka jawab Simon Petrus: "Engkau
adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" 16:17 Kata
Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon
bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan
Bapa-Ku yang di sorga. 16:18 Dan
Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini
Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. 16:19 Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang
kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia
ini akan terlepas di sorga." 16:20 Lalu Yesus
melarang murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada
siapapun bahwa Ia Mesias.
Sahabat,
ketika seseorang diberikan kesempatan mengakui tentang keyakinannya, tentu hal
tersebut harus didasari oleh kebenaran yang diyakini. Matius, Markus dan Lukas
mencatat tentang pengakuan Simon Petrus tentang Yesus sebagai Mesias. Markus
dan Lukas mencatat sama persis kisah tentang pengakuan Petrus ini, tetapi
Matius memaparkan dengan sedikit perbedaan namun tidak mengurangi makna tujuan
dari pengakuan Petrus ini.
Matius
mencatat bahwa Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kaisarea Filipi yang merupakan
sebuah kota Romawi Kuno yang ada di bagian barat daya gunung Hermon yang kini
menjadi lokasi arkeologi. Di tempat itu Yesus mengajukan pertanyaan tentang
pendapat publik tentang siapakah Anak Manusia. Markus dan Lukas mencatat bahwa
pertanyaan yang ditanyakan Yesus tidak disebutkan “Siapakah Anak Manusia” menurut
pendapat publik melainkan siapakah Yesus menurut pendapat orang lain. Hal ini
mungkin disebabkan oleh karena Matius memang secara khusus mencatat Injil
tentang Yesus bagi umat Yahudi di menjelang akhir abad pertama. Anak Manusia di
mengerti oleh orang Yahudi sebagai hamba Allah yang menderita, tetapi sehebat
apapun hamba Allah ia tetaplah manusia biasa, karena itu jawabannya ialah
Yohanes pembaptis yang mati dipenggal oleh Herodes, Elia nabi Allah yang
terangkat ke Sorga bahkan Yeremia seorang nabi Allah.
Kemudian Yesus
menanyakan hal yang bersifat pribadi yakni menurut murid-murid Yesus siapakah
Yesus? Simon Petrus yang memang banyak kali lebih menonjol dari antara para
murid lainnya memberi jawaban bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup.
Kata Mesias berasal dari Bahasa Ibrani yang sama arti dengan Kristus dalam Bahasa
Yunani yang berarti “yang diurapi’ atau Penyelamat yang dari Allah. Mesias
inilah yang telah lama dinanti-nantikan oleh orang Yahudi untuk menolong
mereka. Yesus menyebut Simon “berbahagialah” diterjemahkan dari kata “Makarios”
yang berarti diberkati, bahagia atau beruntung. King James Version dalam
terjemahan Bahasa Inggris menterjemahkan dengan kata “blessed” atau diberkati”.
Dari teks
Yunani tidak menyebut kata manusia melainkan kata “sarx” yang berarti tubuh /
daging dan “aima” yang berarti darah. Oleh Lembaga Alkitab Indonesia menterjemahkannya
sebagai manusia, tapi sesungguhnya “sarx kai aima” lebih menunjuk kepada
sifat-sifat kedagingan manusia itu sendiri. Yesus menyebut pengakuan Simon
bahwa Yesus adalah Mesias bukan karena sifat-sifat kemanusiawian atau kedagingan
Simon, tetapi oleh karena penyataan Bapa.
Nama Petrus
berarti batu yang kuat, ketika Yesus menyebut “engkau Petrus” secara pribadi
mungkin tersirat bahwa Yesus sedang mengkhususkan apa yang diucapkan-Nya kepada
Petrus, tapi sebenarnya ketika Yesus mengucapkan “di atas batu karang ini”
menunjukkan bukan lagi kepada pribadi Petrus tetapi kepada pengakuan yang
dengan kuat disampaikan oleh Petrus. Yesus menjanjikan dua hal, yakni:
-
Yesus akan
mendirikan “ekklesian” yang diterjemahkan gereja atau jemaat TUHAN. Hal ini
bermakna bahwa gereja / jemaat didirikan atas inisiatif Yesus dan Yesus
sendirilah yang menjadi pelopor serta pendiri gereja, bukan para nabi atau pun
rasul.
-
Yesus
menyatakan bahwa “alam maut tidak akan menguasainya”. Kalimat lengkap
sebenarnya dari teks Yunani menyebut “pintu gerbang maut tidak akan
menguasainya. Hal ini mengingatkan bahwa kematian atau maut tidak akan
menguasai gereja atau jemaat yang didirikan sebab justru Yesus berkuasa atas
maut.
Yesus berkata bahwa “Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga”.
Mu dalam hal ini bukan saja kepada Petrus tetapi kepada murid-murid-Nya. Kunci
berarti alat pengait pintu sehingga pintu dapat tertutup dan terbuka dengan
menggunakan alat tersebut. Tetapi makna “kunci” dalam ayat 19 bukanlah tertuju
pada alat atau benda tetapi kepada apa yang diajarkan oleh Yesus yang dilihat,
didengar bahkan dirasakan oleh murid-murid TUHAN itulah yang bisa membuka Kerajaan
Sorga. Tetapi Yesus juga mengatakan “apa yang kauikat di dunia ini akan terikat
di Sorga dan apa yang kau lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga”. Hal
ini menunjukkan bahwa murid Yesus tidak hanya diberikan sebagai pemegang kunci Kerajaan
Sorga tetapi juga diberikan kekuasaan untuk mengatur, menata, membina atau
mengarahkan gereja-Nya TUHAN.
Pada bagian akhir kisah ini Yesus melarang murid-murid-Nya untuk
memberitahukan bahwa Yesus adalah Mesias, hal ini harus dilihat dari konteks
pada saat itu bahwa Yesus belum menyelesaikan misi penyelamatan dunia ini
karena itu belum saat yang tepat untuk memberitahukan identitas Yesus sebagai
Mesias. Tentu berbeda dengan masa kini, bahwa misi penyelamatan Allah sudah
diselesaikan maka identitas Yesus sebagai Mesias tidak perlu lagi disembunyikan
tapi justrus harus disampai-sampaikan.
PESAN FIRMAN BAGI PENERIMA PERTAMA
Sahabatku, Matius sebenarnya mencatat berita pengakuan Petrus ini
untuk menguatkan umat Yahudi yang percaya kepada Yesus tapi takut untuk
mengakui bahwa Yesus adalah Mesias karena diakhir abad pertama mengakui Yesus
sebagai Mesias sama saja dengan membawa diri pada kematian. Oleh karena itu
Matius mau mengingatkan bahwa orang yang berani mengakui Yesus sebagai Mesias
adalah orang yang dimampukan oleh Bapa bukan karena kemampuan kedagingan
seseorang. Matius juga mengingatkan supaya tidak perlu taku menghadapi maut
sebab orang yang mengakui Yesus sebagai Mesias tidak akan dikuasai oleh
kematian sebab pada akhirnya Yesus berkuasa atas kematian.
Oleh sebab itu sudah seharusnya orang percaya terus memberitakan mengenai
Yesus.
PESAN BAGI MASA KINI
Di abad kedua, seorang pemimpin gereja bernama Tertulianus pernah
berkata “darah para martir adalah benih gereja”. Tidak dapat dipungkiri bahwa
pengakuan Yesus sebagai Mesias masih terus dibantah oleh banyak kalangan. Tetapi
Firman TUHAN dalam Matius 16:13-20 mengkoreksi diri untuk kembali menyadari
siapa Yesus bagi diri kita. Apakah Yesus hanya sebatas nabi? Ataukah kita
memiliki keyakinan yang sama dengan Petrus bahwa Yesus tidak sekedar nabi,
melainkan Dialah Mesias, Anak Allah yang hidup.
Berada pada kondisi di mana beriman terhadap Yesus merupakan agama
minoritas bisa membuat seseorang ragu untuk berani mengakui Yesus sebagai
Mesias. Tetapi catatan dari kitab Matius mengingatkan kita bahwa ketika kita
mampu mengakui Yesus sebagai Mesias itu merupakan berkat yang dari Bapa.
Jika Yesus menyebut Petrus dan murid-murid lainnya sebagai batu karang
untuk mendirikan gereja TUHAN, maka demikian dengan setiap orang percaya di
masa kini juga menjadi batu karang dalam perkembangan gereja tetapi tentu
dengan selalu mengingat bahwa Yesuslah Sang Batu Penjuru, seperti yang di
sampaikan dalam Efesus 2:19-20 “Demikianlah
kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari
orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas
dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru”
Setiap orang percaya dijadikan pemegang kunci Kerajaan Sorga, maka
sudah menjadi tanggung jawab orang percaya untuk menjaga dengan benar kunci
Kerajaan Sorga yang segala pengajaran Yesus untuk terus disebarluaskan kepada
banyak orang sampai ke ujung bumi sebagaimanya amanat agung Yesus bagi murid-murid-Nya.
TUHAN YESUS Menolong dan Memberkati kita semua, Amin.
Komentar
Posting Komentar