1 Timotius 3:1-13 Syarat-syarat Penilik Jemaat dan Diaken // MTPJ GMIM 10-16 Oktober 2021
Renungan GMIM 10-16 Oktober 2021
1 Timotius 3:1-13
Syarat-syarat bagi penilik jemaat
3:1 Benarlah
perkataan ini: w "Orang
yang menghendaki jabatan penilik x jemaat 1 menginginkan pekerjaan yang
indah." 3:2 Karena
itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat 2 , y suami
dari satu isteri, z dapat
menahan diri, a bijaksana,
sopan, suka memberi tumpangan, b cakap
mengajar c orang, 3:3 bukan
peminum 3 , d bukan
pemarah e melainkan
peramah, pendamai, bukan hamba uang, f 3:4 seorang
kepala keluarga yang baik 4 , disegani dan dihormati g oleh
anak-anaknya. 3:5 Jikalau
seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat
mengurus Jemaat h Allah? 3:6 Janganlah
ia seorang yang baru bertobat, agar jangan ia menjadi sombong i dan
kena hukuman j Iblis. 3:7 Hendaklah
ia juga mempunyai nama baik 5 di luar jemaat, k agar
jangan ia digugat orang dan jatuh ke dalam jerat Iblis. l
Syarat-syarat bagi diaken
3:8 Demikian
juga diaken-diaken 6 m haruslah
orang terhormat, jangan bercabang lidah, jangan penggemar anggur 7 , n jangan
serakah, 3:9 melainkan
orang yang memelihara rahasia iman dalam hati nurani o yang
suci. 3:10 Mereka
juga harus diuji p dahulu,
baru ditetapkan dalam pelayanan itu setelah ternyata mereka tak bercacat. 3:11 Demikian
pula isteri-isteri hendaklah orang terhormat, jangan pemfitnah, q hendaklah
dapat menahan diri r dan
dapat dipercayai dalam segala hal. 3:12 Diaken
haruslah suami dari satu isteri s dan
mengurus anak-anaknya dan keluarganya dengan baik. t 3:13 Karena
mereka yang melayani dengan baik beroleh kedudukan yang baik sehingga dalam
iman kepada Kristus Yesus mereka dapat bersaksi dengan leluasa.
Renungan….
Sahabat yang diberkati
TUHAN, setiap orang pasti memiliki keinginan untuk memperoleh pekerjaan yang
menjanjikan secara materi, yang bisa mencukupkan kebutuhan-kebutuhan kita. Tapi
bagaimana jika kepada kita ditawarkan suatu pekerjaan yang tak menjanjikan
dalam hal keuangan? Pasti kita tidak akan mau menerima hal tersebut.
Sahabatku, Paulus
menuliskan surat penggembalaannya kepada Timotius dan menyampaikan bahwa
pekerjaan Penilik jemaat adalah pekerjaan yang indah. Paulus adalah seorang
hamba TUHAN yang dahulunya membenci umat Kristen, tapi kemudian ia dipakai
memberitakan Injil secara luar biasa. Sedangkan Timotius adalah seorang muda
yang taat pada Hukum Taurat karena didikan ibu dan neneknya. Timotius disebut
Paulus sebagai anak Paulus yang sah dalam iman, bahkan Timotius turut serta
dalam pekerjaan pemberitaan Injil bersama Paulus. Ketika Paulus berada di wilayah
Makedonia, ia mendesak Timotius untuk menasihatkan jemaat yang ada di Efesus.
Efesus adalah suatu kota perniagaan yang di dalamnya terdapat kuil-kuil tempat
penyembahan terhadap dewa dewi. Dalam pasal 1:6 Paulus menyebut bahwa di antara
umat yang ada di Efesus sudah ada orang-orang yang menyeleweng dan tersesat
dalam omongan yang sia-sia. Bahkan dalam pasal 1:7 Paulus menyebut bahwa sudah
ada pengajar hukum Taurat tapi tidak mengerti perkataan mereka sendiri. Untuk
menjawab hal ini diperlukan orang-orang yang secara murni mau mendidik dan
melayani dengan benar.
Dalam pasal 3:1 Paulus
menyebutkan “orang yang menghendaki jabatan pengawas jemaat menginginkan
pekerjaan yang mulia”. Dalam Bahasa Indonesia kata menghendaki dan menginginkan
terdengar bermakna sama, tapi ternyata dalam teks aslinya yakni Yunani
kata-kata tersebut berasal dari dua kata yang berbeda. Kata menghendaki berasal
dari kata “oregetai” yang didefinisikan menghendaki atau merindukan. Sementara
menginginkan berasal dari kata “epithumei” yang berarti menginginkan atau
berhasrat untuk. Hasrat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia keinginan yang kuat
timbul dari hati nurani sendiri. Hal itu berarti tidak ada paksaan dalam hal
apapun.
Pekerjaan “Penilik
Jemaat” dari kata episkophes yang berarti penilik atau pengawas jemaat. Dilihat
dari situasi kota Efesus yang merupakan kota perniagaan tentu orang-orang yang
ada di kota tersebut berusaha memiliki pekerjaan yang bisa menghasilkan
kekayaan, sementara jabatan penilik jemaat adalah jabatan yang tidak memberi
keuntungan secara materi, karena itu jabatan penilik jemaat dianggap sebagai
suatu jabatan yang rendahan. Aksan tetapi berbeda dengan Paulus, Paulus
menyebut orang yang menginginkan jabatan penilik jemaat adalah jabatan yang
indah. Akan tetapi untuk mengerjakan tugas ini, dibutuhkan orang-orang yang
memiliki kriteria seperti yang disampaikan oleh Paulus.
Kriteria pertama ialah
tidak boleh bercacat, cacat dalam hal ini bukanlah cacat secara fisik, tapi
juga mungkin bukan tentang masa lalu yang cacat. Paulus tahu betul bahwa
dirinya dahulu adalah seorang pembenci Kristen, seorang yang cacat dalam
kehidupan Kristen. Tapi yang dimaksudkan Paulus dengan cacat ialah seorang yang
hidup dalam Kristus tapi memberi kesempatan terhadap perbuatan dosa, itulah orang
yang cacat. Oleh karena itu dalam ayat 10 ketika Paulus berbicara tentang
diaken, Paulus menyebut bahwa orang tersebut harus diuji terlebih dahulu supaya
dapat dengan nyata bahwa mereka adalah orang yang tak bercacat.
Kriteria kedua ialah
suami dari satu orang isteri. Penyataan ini tidak mengharuskan seorang penilik
jemaat harus menikah, tapi yang terpenting ialah suami dari SATU orang isteri,
artinya monogami bukan poligami.
Kriteria ketiga dapat
menahan diri. Kata ini diterjemahkan dari kata “nephalion” yang juga
didefinisikan “hidup sederhana, waspada dan berjaga-jaga”. Hal ini berbicara
menahan diri dari berbagai hal, termasuk tentang keugaharian atau hidup yang
tidak glamour, hidup yang sederhana, mampu mengendalikan diri, mampu
berjaga-jaga terhadap keinginan diri sendiri.
Kriteria keempat yaitu
bijaksana yakni sikap yang tepat dalam menyikapi setiap keadaan dan peristiwa.
Kelima Sopan. Kata ini
berarti sikap hormat dalam berprilaku, santun dalam tutur kata bahkan sampai
pada penampilan atau tata busana yang sopan.
Keenam Suka memberi
tumpangan merupakan sikap yang mempedulikan orang lain.
Ketujuh Cakap dalam
mengajar artinya memiliki ketangkasan dalam mendidik
Dalam ayat 3 Paulus
berbicara tentang akhlak atau moral seorang penilik jemaat, dalam hal ini:
-
Seorang
penilik jemaat bukanlah pemabuk sama dengan seorang diaken yang disebut dalam
ayat 8 jangan peminum anggur. Dalam Amsal 20:1 menyebutkan “Anggur k adalah pencemooh, l minuman keras adalah peribut 1 , tidaklah bijak m orang yang terhuyung-huyung n karenanya.”
-
Bukan pemarah
melainkan peramah. Kita mungkin ingat tentang Yesus yang marah ketika melihat
Bait Allah dijadikan sarang penyamun, dalam hal ini marah berarti tidak
menyukai terhadap sesuatu. Sikap marah merupakan sikap yang bisa terjadi kepada
siapa saja, tapi yang harus dihinadri ialah sikap “pemarah”. Pemarah adalah
orang yang memelihara sifat marahnya sehingga emosinya mudah meledak. Hal
inilah yang perlu dihindari yakni emosi yang mudah meledak atau sikap pemarah.
-
Bukan hamba
uang. 1 Timotius 6:10 Paulus menyebut bahwa akar dari segala kejahatan ialah
“cinta uang”.
Kriteria
selanjutnya dalam ayat 4-5 adalah tentang tanggung jawab dalam keluarga, yakni
seorang yang disegani dan dihormati oleh anak-anaknya. Paulus menyebutkan bahwa
janganlah seorang yang baru bertobat, dalam hal ini mungkin Paulus lebih
mementingkan supaya seorang yang baru bertobat diberi waktu lebih lama untu
bertumbuh, berakar hingga mampu berbuah dengan baik. Dan dalam ayat 7 Paulus
menyebutkan seorang yang memiliki nama baik. Kata nama baik berasal dari kata
“marturian” atau marturia yang dikenal dalam tritugas gereja yakni kesaksian.
Hal ini berarti kesaksian umat TUHAN adalah suatu nama baik yang harus
ditunjukkan dengan benar.
Dalam
ayat 8 Paulus menyebut “demikian juga”, kata ini dari teks aslinya yaitu “hoosautoos”
yang berarti serupa dengan itu atau sama dengan itu yang menunjuk pada
persamaan dengan kriteria seorang penilik jemaat.
Paulus
kemudian berbicara tentang diaken, diaken berarti syamas, pelayan atau
pembantu. Karakter yang ditampilkan adalah sama dengan karakter penilik jemaat.
Akan tetapi hal-hal yang ditambahkan Paulus ialah:
-
Orang
terhormat. Kata ini dari kata semnous yang berarti terhormat, berwatak baik dan
mulia. Hal ini berarti seorang yang terhormat bukan karena materi atau jabatan,
tetapi karena wataknya yang baik dan mulia maka ia disebut terhormat.
-
Bercabang
lidah dari kata dilogous yang juga berarti mendua hati. Hal ini menunjuk pada
orang yang tak dapat dipercayai kata-katanya.
-
Serakah yang
berarti suka mengambil keuntungan dengan cara yang tidak jujur.
IMPLIKASI
FIRMAN
Sahabat
yang diberkati TUHAN, semua kriteria yang disampaikan oleh Paulus bukan saja
tentang perkara ajaran, tapi juga mengenai keteladanan penilik jemaat dan
diaken. Penilik jemaat atau episkophesmemiliki tugas yang sama dengan penatua
yang dalam Bahasa Yunani presbuteros.
Adanya
penilik jemaat dan diaken adalah supaya ada keseimbangan pelayanan antara
pelayanan ajaran dan pelayanan kasih. Untuk mengerjakan hal ini seseorang harus
memiliki niat atau Hasrat yang murni. Dalam Matius 5:48 Yesus berfirman: “Karena
itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna”.
Warga
GMIM tinggal menghitung hari akan memilih diaken dan penatua, maka kiranya
Firman ini akan menghentar kira untuk dapat memilih orang yang dapat diteladani
seperti tema minggu berjalan ini “Memilih orang yang Diteladani”.
Sahabatku,
maukah engkau bekerja bagi Kristus? Mari melayani dengan benar seperti kata
Rasul Paulus dalam 1 Timotius 3:13 “Karena mereka yang melayani dengan baik
beroleh kedudukan yang baik sehingga dalam iman kepada Kristus Yesus mereka
dapat bersaksi dengan leluasa”.
TUHAN
YESUS memberkati kita semua. Amin.
Komentar
Posting Komentar