Keluaran 18:13-27 "Pengangkatan Hakim-Hakim" // MTPJ GMIM 3 - 9 Oktober 2021


 KELUARAN 18:13-27

Pengangkatan hakim-hakim

18:13 Keesokan harinya duduklah Musa mengadili di antara bangsa itu; dan bangsa itu berdiri di depan Musa, dari pagi sampai petang. 18:14 Ketika mertua Musa melihat segala yang dilakukannya kepada bangsa itu, berkatalah ia: "Apakah ini yang kaulakukan kepada bangsa itu? Mengapakah engkau seorang diri saja yang duduk, sedang seluruh bangsa itu berdiri di depanmu dari pagi sampai petang?" 18:15 Kata Musa kepada mertuanya itu: "Sebab bangsa ini datang kepadaku untuk menanyakan petunjuk f  Allah. 18:16 Apabila ada perkara g  di antara mereka, maka mereka datang kepadaku dan aku mengadili antara yang seorang dan yang lain; lagipula aku memberitahukan kepada mereka ketetapan-ketetapan h  dan keputusan-keputusan Allah." 18:17 Tetapi mertua Musa menjawabnya: "Tidak baik seperti yang kaulakukan itu. 18:18 Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau baik bangsa yang beserta engkau ini; sebab pekerjaan ini terlalu berat bagimu, takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri i  saja. 18:19 Jadi sekarang dengarkanlah perkataanku, aku akan memberi nasihat kepadamu dan Allah akan menyertai engkau. j  Adapun engkau, wakililah bangsa itu di hadapan Allah dan kauhadapkanlah perkara-perkara k  mereka kepada Allah. 18:20 Kemudian haruslah engkau mengajarkan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan, l  dan memberitahukan kepada mereka jalan yang harus dijalani, m  dan pekerjaan yang harus dilakukan. n  18:21 Di samping itu kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang o  yang cakap 1  dan takut p  akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap; q  tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi pemimpin r  seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang. 18:22 Dan sewaktu-waktu mereka harus mengadili di antara bangsa; maka segala perkara s  yang besar haruslah dihadapkan mereka kepadamu, tetapi segala perkara yang kecil diadili mereka sendiri; dengan demikian mereka meringankan pekerjaanmu, dan mereka bersama-sama t  dengan engkau turut menanggungnya. 18:23 Jika engkau berbuat demikian dan Allah memerintahkan hal itu kepadamu, maka engkau akan sanggup menahannya, dan seluruh bangsa ini akan pulang dengan puas senang ke tempatnya." 18:24 Musa mendengarkan perkataan mertuanya itu dan dilakukannyalah segala yang dikatakannya. 18:25 Dari seluruh orang Israel Musa memilih orang-orang cakap dan mengangkat mereka menjadi kepala u  atas bangsa itu, menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh v  orang. 18:26 Mereka ini mengadili w  di antara bangsa itu sewaktu-waktu; perkara-perkara x  yang sukar dihadapkan mereka kepada Musa, tetapi perkara-perkara yang kecil diadili mereka sendiri. y  18:27 Kemudian Musa membiarkan mertuanya itu pergi dan ia pulang ke negerinya. 

 

    Musa adalah seorang hamba Allah yang dipakai untuk menolong bangsa Israel. Dalam Keluaran pasal 3 dan 4 Musa dipakai TUHAN untuk mengeluarkan Israel dari tanah perbudakan di Mesir, dalam hal ini Musa sebagai nabi yang menyampaikan Firman TUHAN baik kepada Firaun maupun kepada orang Israel. Dalam pasal 13 Musa bertindak sebagai imam bagi bangsa Israel yang mempersembahkan korban kepada TUHAN. Dalam pasal 17:8-16 Musa bertindak sebagai pemimpin bagi Israel melawan bangsa Amalek. Dan dalam pasal 18:13-27 Musa diperkenalkan sebagai hakim bagi bangsa Israel yang mengadili perkara di antara orang Israel. Jadi peran Musa bagi bangsa Israel sangatlah besar, yakni sebagai nabi, imam, pemimpin dan sebagai hakim.

    Yitro, mertua Musa yang mengunjungi Musa memperhatikan bagaimana Musa memimpin bangsa Israel. Dari catatan Keluaran 12:37 data jumlah orang yang keluar dari Mesir diperkirakan 600 ribu orang laki-laki belum terhitung anak-anak dan orang-orang dari berbagai bangsa yang turut serta dalam perjalanan tersebut. Jika kita bandingkan dengan jumlah penduduk kabupaten Minahasa tahun 2017 lebih dari 300 ribu jiwa, itu berarti jumlah orang Israel yang dipimpin oleh Musa  dua kali lipat lebih dari pada jumlah penduduk Minahasa di tahun 2017. Sungguh pun tidak mudah memimpin bangsa tersebut hanya seorang diri saja.

    Yitro mengkritisi gaya kepemimpinan Musa yang duduk seorang diri saja sedang bangsa Israel berdiri dari pagi hingga petang. Dapat dimaklumi mengapa Musa duduk dalam berhadapan dengan bangsa Israel, karena Musa sebagai manusia biasa pasti kewalahan jika setiap hari harus berdiri dari pagi sampai petang sementara bangsa Israel datang secara bergantian menghadapkan perkara kepada Musa.

    Dalam ayat 15-16 Musa menyebutkan tujuan orang Israel menghadap kepadanya ialah karena:

  • 1.      Bangsa Israel menanyakan petunjuk Allah kepada Musa.
  • 2.      Musa mengadili perkara yang terjadi di antara orang Israel, artinya Musa sebagai hakim bagi bangsanya.
  • 3.      Musa memberitahukan ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan Allah.

    Semua hal tersebut tentu adalah hal yang baik, tapi bagi Yitro metode kepemimpinan Musa yang memimpin seorang diri untuk ukuran bangsa yang besar adalah suatu pola kepemimpinan yang tidak efektif dan efisien. Memimpin bangsa yang besar seorang diri pasti ajan memakan waktu yang lama dan akan melelahkan bagi Musa dan melelahkan juga bagi bangsa Israel.

    Yitro sebagai seorang imam ternyata juga seorang yang bijaksana, selaku orang tua mantu dapat terlihat keharmonisan Yitro dengan menantunya Musa yang saling menopang dalam tugas yang diemban Musa. Relasi yang baik dalam suatu hubungan keluarga, yang menopang dalam pekerjaan yang diemban pasti akan mendatangkan kebaikan. Yitro bukan hanya sekedar mengkritisi Musa, tapi Yitro juga menasihati atau mengarahkan Musa tentang bagaimana manajemen kepemimpinan yang baik. Adapun nasihat Yitro ialah:

1.          Musa menjadi wakil bangsa Israel di hadapan Allah dan menghadapkan perkara Israel kepada Allah.

2.      Musa harus mengajarkan ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan, memberitahukan jalan yang harus dijalani dan pekerjaan yang harus dilakukan.

3.          Mencari orang-orang yang cakap, takut akan TUHAN, dapat dipercaya dan benci terhadap suap. Orang-orang yang demikian hendaknya menjadi pemimpin 1000 orang, pemimpin 100 orang, pemimpin 50 orang dan pemimpin 10 orang. Suatu pola kepemimpinan yang berjenjang.

    Kisah ini diriwayatkan Musa dan juga diceritakan dalam Ulangan 1:9-18. Suatu ketegasan Yitro dalam menopang Musa, dalam Keluaran 18:23 Yitro mengatakan “jika engkau memerintahkan hal ini dan Allah memerintahkan hal ini kepadamu”, artinya Yitro tidak memaksakan Musa untuk menuruti segala perintah Yitro tapi lebih mengarahkan Musa untuk bertanya kepada TUHAN ALLAH jika TUHAN memerintahkan hal tersebut kepada Musa.

    Dalam ayat 24-26 ternyata Musa sebagai seorang pemimpin mengikuti nasihat mertuanya. Belajar dari Musa kita bisa melihat ternyata:

1.      Seorang pemimpin harus bersikap terbuka untuk kritik dan saran apalagi kritik dan saran itu berasal dari orang tua sendiri yang tujuannya untuk kebaikan.

2.          Seorang pemimpin harus tahu membagi tugas dengan benar, dan itu berarti seorang pemimpin harus mampu dan bersedia memberi kesempatan bagi orang lain untuk bekerja sama atau menjadi mitra kerja dalam memimpin bangsa Israel.

3.          Musa mengangkat para peimpin 1000 orang, pemimpin 100 orang, pemimpin 50 orang dan pemimpin 10 orang sesuai dengan kriteria yang disampaikan oleh Yitro, yakni cakap, takut akan ALLAH, dapat dipercaya dan benci terhadap suap.

    Orang yang cakap berarti  orang yang mempunyai kemampuan dan kepandaian untuk mengerjakan sesuatu dengan benar dan tepat. Orang yang takut akan Allah adalah orang yang menghormati dan segan kepada TUHAN. Orang yang dapat dipercaya adalah orang yang dapat bertugas dengan benar sehingga ada rasa aman bagi Musa ketika memberi mandat kepada orang tersebut. Orang yang benci kepada suap adalah orang yang tidak akan terpengaruh dengan pemberian barang, uang atau apa pun itu sebagai suatu imbalan untuk menyimpang dari semestinya.

    Dalam ayat 27 dicatat bahwa Musa membiarkan mertuanya Yitro pulang, padahal sebagai seorang yang memiliki wewenang memilih siapa yang dapat diangkat sebagai pemimpin, Musa bisa saja memilih ayah mertuanya, atau bahkan anggota keluarganya menjadi pemimpin, tapi Musa tidak melakukan hal tersebut. Yitro pulang ke negerinya dalam tanggung jawabnya sebagai seorang imam.

    Cakap, takut akan Allah, dapat dipercaya dan benci terhadap suap adalah akrakter pemimpin ideal yang sangat diharapkan baik dalam pemerintah maupun dalam tubuh gereja itu sendiri. Jika dilihat, masa sekarang jika tidak diiming-imingi sesuatu entahkan uang, jabatan atau lainnya maka tidak akan dipilih sebagai pemimpin, tidak heran jika ketika seseorang menjadi pemimpin sesuatu membagikan sesuatu, maka orang itu akan bertindak korupsi karena sejak awal kita sudah memberi kesempatan bagi orang tersebut untuk melakukan tindakan yang tidak benar.

    Atau bahkan ada yang memilih pemimpin karena ikatan keluarga atau kekerabatan tanpa melihat apakah kriteria yang sama dengan yang diucapkan Yitro itu ada dalam diri anggota keluarga kita. Mari kita belajar dari Musa.

    Musa mendengarkan didikan ayah mertuanya, dalam Amsal 4:1 tertulis “Dengarkanlah, hai anak-anak, didikan seorang ayah, dan perhatikanlah supaya engkau beroleh pengertian,

    Setiap anak yang mendengarkan nasihat seorang ayah pasti akan diberkati apalagi jika disertai sikap dan tujuan yang benar oleh karena itu jangan sekali-kali mengabaikan nasihat orang tua. Kita juga pernah mendengar suatu pepatah “berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”. Ketika suatu pekerjaan dikerjakan bersama tentu akan menghasilkan tindakan yang efektif dan efisien. Di moment pemilihan pelayan khusus, sebagai umat TUHAN marilah kita memilih sesuai dengan karakter yang Alkitabiah: cakap, takut akan TUHAN, dapat dipercaya dan benci terhadap suap,

SOLI DEO GLORIA! TUHAN YESUS memberkati, Amin.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lukas 17:11-19 "Kesepuluh Orang Kusta" Renungan GMIM Edisi 4 - 10 Juli 2021

Renungan Roma 2:1-16

Matius 16:13-20 "Pengakuan Petrus" // MTPJ GMIM 26 September - 2 Oktober 2021 // Khotbah GMIM // Renungan Kristen