1 Korintus 9:1-18 "Hak & Kewajiban Rasul" // MTPJ GMIM Minggu 8-14 Mei 2022
1 Korintus 9:1-18
Pengantar Kitab Korintus
Dalam 1 Korintus 1:1 penulis memperkenalkan dirinya bernama Paulus seorang rasul Yesus Kristus Yesus dan dari Sostenes.
Dalam Kisah Para Rasul 18 dikisahkan bahwa Paulus pernah mengunjungi kota Korintus dan mewartakan Injil di daerah tersebut baik kepada orang Yahudi dan orang Yunani, sayangnya meski banyak yang menyukai pengajaran Paulus namun tidak sedikit juga yang membenci dia bahkan hendak membunuh Paulus.
1 Korintus 1:4-6 Paulus menyebut bahwa jemaat di Korintus kaya akan perkataan dan pengetahuan, namun ada juga beberapa masalah yang terdapat di jemaat tersebut, di antaranya:
ü Pasal 1:11 Paulus mendengar ada perselisihan di antara jemaat karena ada masalah golongan.
ü Pasal 3:3 ada iri hati.
ü Pasal 5:1 ada percabulan dengan cara hidup dengan isteri ayah mereka
ü Pasal 8 ada perselisihan soal makanan berhala
ü Pasal 9:2 ada yang meragukan kerasulan dari Paulus.
Teks 1 Korintus 9:1-18
Dalam teks ini secara khususnya dapat dibagi beberapa bagian penting, yakni:
9:1-4 Paulus menekankan identitas kerasulannya
9:5-10 Prinsip Paulus bahwa seorang pekerja berhak mendapat bayaran / upah
9:11-14 Prinsip Paulus bahwa seorang pemberita Injil harus hidup dari pemberitaan Injil
9:15-18 Pilihan Paulus menjadikan “memberitakan Injil sebagai upah”.
Surat Paulus dalam hal ini mencerminkan tentang:
- Motivasi batinnya
- Harapannya yang terdalam
- Keyakinan yang paling mendasar
Pembahasan teks:
9:1-3 Paulus menekankan identitas kerasulannya
Dalam teks ini Paulus menyebut dirinya sebagai seorang rasul atau utusannya Yesus Kristus, tapi juga sebagai seorang yang bebas. Bukti bahwa Paulus adalah seorang rasul ialah bahwa ia telah melihat Yesus dan jemaat Korintus adalah jemaat yang merupakan hasil dari penginjilan yang dilakukan oleh Paulus.
Paulus ternyata telah mengetahui bahwa dalam pelayanan yang ia lakukan ada saja orang-orang yang meragukan identitas Paulus sebagai seorang rasul. Mengetahui akan hal ini Paulus justru semakin berusaha menunjukkan bukti bahwa ia benar-benar adalah seorang rasul di mana ia meyakinkan jemaat Korintus bahwa kehidupan jemaat Korintus di dalam TUHAN adalah bukti tanda atau meterai dari apa yang sudah Paulus lakukan sebagai seorang rasul.
Paulus menyebut apa yang ia sampaikan dalam ayat 1 dan ayat 2 tersebut merupakan bentuk pembelaannya terhadap mereka yang mengkritiknya. Kata mengkritik di terjemahkan dari Bahasa Yunani yakni “anakrinousin” yang berarti “memeriksa / menyelidiki”, istilah ini sering digunakan seorang hakim yang sedang memeriksa terdakwa. Jadi dalam hal ini Paulus bukan sekedar dikritik, tapi diselidiki seperti seorang terdakwa. Sementara kata “pembelaan” dari Bahasa Yunani yakni “apologia” yang dari kata ini muncul istilah “apologetics” yaitu suatu bentuk pertahanan / pembelaan terhadap ajaran-ajaran kekristenan. Dari hal ini kita bisa melihat bahwa bentuk pembelaan Paulus bukanlah sekedar membela diri dari tuduhan terhadapnya, tetapi sebagai upaya Paulus untuk mempertahankan kerasulannya atau pengajaran-pengajaran yang disampaikan melalui Paulus.
Kesimpulannya ialah, mengapa Paulus merasa penting untuk mengemukakan pembelaannya sebagai seorang rasul? Karena dalam hal ini ia tidak hanya sekedar membela diri, tapi justru lebih kepada upaya mempertahankan ajaran-ajaran yang telah ia sampaikan.
Pesan: Seorang hamba TUHAN tidak perlu membela diri demi dirinya sendiri, tapi seorang hamba TUHAN harus mampu melihat jika serangan terhadap dirinya bisa merugikan nilai-nilai iman yang benar dari jemaat TUHAN, maka hamba tersebut tidak lagi hanya sekedar boleh membela melainkan harus membela demi kebenaran.
Pasal 9:4-10
Selanjutnya dalam teks pasal 9:4-10 rasul Paulus juga mengemukakan pendapat yang bisa disimpulkan bahwa seorang hamba TUHAN berhak untuk mendapat makan dan minum dalam tugas pelayanannya, ataupun membawa seorang isteri Kristen dalam perjalanan mereka seperti yang dilakukan oleh saudara-saudara TUHAN dan Kefas atau Petrus. Paulus menggunakan contoh:
- Seorang yang berperang tidak atas biaya sendiri.
- Seorang yang menanam kebun anggur bisa memakan buahnya.
- Seorang yang menggembalakan kawanan domba bisa minum susu domba itu.
Ketiga contoh tersebut merupakan contoh dari orang-orang yang bekerja dan hidup dari pekerjaan yang mereka lakukan, jelas hal ini adalah suatu hal yang logis / masuk akal. Tetapi sebagai orang percaya tentu kita tidak hanya berdasarkan pada satu hal yang masuk akal, melainkan harus lebih kepada hal yang Alkitabiah. Maka Paulus juga mengingatkan apa yang dikatakan dalam Kitab Taurat yakni dalam Ulangan 25:4 “Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik!”. Pembajak atau pengirik dalam hal ini berhak untuk mendapat apa yang menjadi bagiannya. Jadi tidak salah jika seorang hamba TUHAN mengharapkan kalau hidupnya dicukupi. Hal ini bukan mau menunjukkan bahwa seorang hamba TUHAN adalah mata duitan, tapi justru lebih kepada hal yang logis selama sesuai dengan Alkitabiah.
Pasal 9:11-14
Dalam ayat 11-12 Paulus memberikan sebuah argument bahwa sesungguhnya hal rohani jauh lebih berharga dari pada yang duniawi. Jadi, jika seorang hamba TUHAN memberikan sesuatu yang bersifat rohani kepada jemaat TUHAN, maka tidaklah berlebihan jika seorang hamba TUHAN mengharapkan sesuatu hal yang bersifat duniawi.
Ayat 13-14 Paulus memberikan sebuah penegasan bahwa seorang hamba TUHAN harus hidup dari pemberitaan Injil itu. Perhatikan dalam hal ini Paulus menekankan tentang “harus hidup dari pemberitaan Injil”. Di sini Paulus tidak menekankan bahwa seorang hamba TUHAN harus dijadikan kaya raya dari pemberitaan Injil, tapi seorang hamba TUHAN harus hidup dari pemberitaan Injil. Artinya setiap umat TUHAN diajak untuk merenungkan bahwa apa yang diberikan kepada hamba TUHAN adalah untuk menjawab panggilan ini yakni agar hamba TUHAN dapat hidup dari pemberitaan Injil.
Dalam Matius pasal 10:10 Yesus mengutus kedua belas rasul dan mengatakan “Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya.”
Pasl 9:15-18
Tujuan penulisan hal-hal yang disampaikan oleh Paulus bukan bertujuan agar ia pun diperlakukan sama dengan para hamba-hamba TUHAN sebab ia sendiri tidak menggunakan satu pun dari hak-haknya tersebut. Bagi Paulus, apa yang menjadi tujuannya ialah “pemberitaan Injil”. Memberitakan Injil adalah suatu keharusan dan karena itu tidak diperlu dibanggakan, dilebih-lebihkan atau pun bermegah karena memberitakan Injil.
Khususnya ayat 15 jika dibaca dari terjemahan baru kita akan menemukan kalimat yang terpotong, tapi dalam terjemahan Alkitab Kabar Baik Bahasa Indonesia Sehari-hari kita akan menemukan terjemahan yang lebih jelas yakni “Namun belum pernah saya memakai satu pun dari hak-hak itu. Dan saya menulis surat ini bukanlah juga dengan maksud supaya hal-hal itu dilakukan sekarang terhadap saya. Lebih baik saya mati daripada kehilangan hal yang saya banggakan itu”.
Sama seperti terjemahan dalam King James Version yakni “But I have used none of these things: neither have I written these things, that it should be so done unto me: for [it were] better for me to die, than that any man should make my glorying void.”
Dalam pasal 9:18 Paulus menekankan bahwa upah yang ia terima dari pemberitaan Injil ialah bahwa ia boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa ia tidak mempergunakan haknya sebagai pemberita Injil. Hal ini dilakukan Paulus mungkin dikarenakan Paulus ingin menangkis segala gossip yang beredar di Korintus bahwa ia bukan seorang rasul.
Jika kita membandingkan dalam 2 Korintus 11:8 Paulus mengatakan “Jemaat-jemaat lain telah kurampok dengan menerima tunjangan dari mereka, supaya aku dapat melayani kamu!”. Artinya, Paulus mampu melihat bagaimana masalah yang ada dalam lingkungan di Korintus. Tidak selamanya Paulus tidak menerima pemberian jemaat, tetapi justru karena ia mampu menilai hal-hal yang bisa menjadi masalah dalam tubuh jemaat termasuk yang ada di Korintus, maka ia tidak mempersoalkan tentang upah karena baginya ia telah menerima upah itu sendiri.
Apa makna Firman ini bagi jemaat masa kini?
Teks ini mengingatkan jemaat TUHAN untuk mampu menilai secara kritis dengan iman, mana seorang hamba yang benar-benar melayani dan mana para pengajar-pengajar palsu. Jika belajar dari Paulus, maka Firman TUHAN mengingatkan kita agar:
- Seorang hamba TUHAN harus dapat mempertanggungjawabkan ajaran yang ia sampaikan kepada umat TUHAN. Manakalah nilai-nilai kebenaran Injil itu mulai terkikis dengan adanya ajaran-ajaran palsu, maka wajib bagi seorang hamba TUHAN untuk melakukan pembelaan. Bentuk pembelaan ini bertujuan bukan untuk membela diri, tapi untuk memperteguh keyakinan umat.
- Dari teks 1 Korintus 9:1-18 mengingatkan umat TUHAN, bahwa seorang hamba TUHAN yang mendapatkan upah bukan hanya karena itu adalah suatu hal yang masuk akal, tetapi lebih kepada prinsip Alkitabiah yang mengharuskan seorang pekerja harus hidup dari pekerjaannya, demikian pula seorang pemberita Injil harus hidup dari pemberitaan Injil.
- Tujuan dari pemberian terhadap hamba TUHAN, ialah bukan untuk menjadikan hamba TUHAN itu kaya secara materi dan lain sebagainya, melainkan harus dilihat sebagai bentuk penghidupan bagi hamba TUHAN.
- Ketika Paulus lebih memilih menjadikan memberitakan Injil tanpa upah sebagai upahnya, ini juga kiranya dapat mendorong setiap hamba TUHAN untuk tidak menjadikan materi sebagai alasan dalam pemberitaan Injil. Paulus tidak menuntut hak-haknya demi kepentingan maksud dan tujuan pelayanan itu sendiri sehingga pemberitaan Injil yang ia kerjakan dapat diterima secara logis tetapi juga lebih kepada secara Alkitabiah.
TUHAN YESUS memberkati kita semua.
Komentar
Posting Komentar