Yesaya 38:13-18 "HIZKIA SAKIT DAN DISEMBUHKAN" // HARI KESEHATAN GMIM // 5 AGUSTUS
Kamis, 5 Agustus 2021 “HARI KESEHATAN
GMIM”
Renungan GMIM
YESAYA 38:13-18 “HIZKIA SAKIT DAN DISEMBUHKAN”
aku berteriak minta
tolong sampai pagi; seperti singa demikianlah TUHAN menghancurkan segala
tulang-tulangku; dari siang sampai malam Engkau membiarkan aku begitu saja. |
|
Seperti burung
layang-layang demikianlah aku menciap-ciap, suaraku redup seperti suara
merpati. Mataku habis menengadah ke atas, ya Tuhan, pemerasan terjadi
kepadaku; jadilah jaminan bagiku! |
|
Apakah yang akan
kukatakan dan kuucapkan kepada TUHAN; bukankah Dia yang telah melakukannya?
Aku sama sekali tidak dapat tidur karena pahit pedihnya perasaanku. |
|
Ya Tuhan, karena
inilah hatiku mengharapkan Engkau; tenangkanlah rohku, buatlah aku sehat,
buatlah aku sembuh! |
|
Sesungguhnya,
penderitaan yang pahit menjadi keselamatan bagiku; Engkaulah yang mencegah
jiwaku dari lobang kebinasaan. Sebab Engkau telah melemparkan segala dosaku
jauh dari hadapan-Mu. |
|
Sebab dunia orang
mati tidak dapat mengucap syukur kepada-Mu, dan maut tidak dapat memuji-muji
Engkau; orang-orang yang turun ke liang kubur tidak menanti-nanti akan
kesetiaan-Mu. |
Saudaraku, jika kita diberi
kesempatan untuk tahu kapan waktu kematian kita, kira-kira apa yang akan kita
lakukan? Masing-masing kita akan merespond dengan cara yang berbeda-beda.
Mungkin ada yang akan menggunakannya sebagai kesempatan memohon ampun dengan
sungguh-sungguh, atau mungkin kita akan memohon TUHAN tolong panjangkan umurku
seperti lirik lagu dari penyanyi Indonesia yakni Ungu.
Mau tidak mau manusia harus
menghadapi kematian jika telah tiba saatnya. Ada yang sudah sakit payah tapi
ternyata berumur Panjang, tapi Ada yang sehat bugar tapi tiba-tiba saja pingsan
dan meninggal, karena itu tidak salah suatu ungkapan yang berkata “maut hanya
selangkah di depan kita.
Seorang raja Israel Selatan yakni
Hizkia mendapatkan kesempatan yang langka, bahwa kepadanya diberitahukan
ajalnya telah tiba dan karena itu kepadanya dianjurkan untuk dapat menyampaikan
pesan terakhir terhadap keluarganya. Hizkia justru menggunakan kesempatan itu
untuk berdoa dan memohon TUHAN untuk mengingat segala ketulusan dan segala
kebaikannya di hadapan TUHAN. Hizkia sungguh menyadari bahwa tidak ada yang
mampu menggagalkan rancangan TUHAN. Hizkia seorang raja, dia tentu kaya dan
berkuasa, tapi kekayaan dan kekuasaannya tidak akan mampu menghalangi kematian
yang akan ia hadapi jika TUHAN benar-benar telah menentukan waktu kematiannya.
Oleh karena itu sikap yang benar ialah tentu dengan berdoa, doa merupakan sikap
Hizkia untuk terus membangun hubungan dengan TUHAN, dalam doa itu Hizkia
menyampaikan segala apa yang ada dalam hatinya, bahkan Hizkia berdoa sampai
menangis, hal itu benar-benar menunjukkan kesungguhan Hizkia dalam permohonan
doa yang ia sampaikan.
TUHAN menjawab doa Hizkia dengan
memberikan dia Panjang umur 15 tahun lagi. Ketika mengetahui hal tersebut maka
Hizkia pun menyampaikan syair syukur atas jawaban TUHAN terhadap doanya. Kisah
Hizkia mengingatkan kita bahwa tidak ada yang mustahil bagi TUHAN. Kita
mendapatkan banyak poin penting dari kisah hidup Hizkia.
1. Bahkan penyakit yang hampir membawa
seseorang pada kematian pun dapat disembuhkan oleh TUHAN.
2. Kekayaan dan kekuasaan atau apa pun
yang kita punya tidak akan mampu menghalangi waktu kematian seseorang.
3. Doa yang sungguh-sungguh dan lahir
dari iman bisa membawa mujizat bagi seseorang. Perhatikan bagaimana Hizkia
berdoa, dalam ayat 16 ia meminta TUHAN menenangkan rohnya, buatlah aku sehat,
buatlah aku sembuh! Mengapa ketenangan itu perlu? Karena kekhawatiran tidak
akan mampu memberi solusi yang baik. Saat seseorang berada dalam ketenangan
system imunnya juga tentu akan baik, dan ketenangan itu akan diperoleh saat
kita berada dekat dengan TUHAN dan memohon kepada TUHAN. Minta TUHAN tenangkan
roh kita.
4. Bijaksanalah dalam memahami
penderitaan yang kita alami. Sebab ada derita yang disebabkan oleh kelalaian
dan kesengajaan kita yang berbuat dosa, tapi ada juga derita yang TUHAN izinkan
terjadi untuk memurnikan iman kita seperti kata Ayub dalam Ayub 32:10 “Karena
Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti
emas”. Maka dalam Yesaya 38:17a yang merupakan bagian dari perenungan ini kita
juga menemukan keyakinan Hizkia yang berkata: “Sesungguhnya, penderitaan yang
pahit menjadi keselamatan bagiku”. Hanya orang yang mau membangun hubungan
dengan TUHAN lah yang sanggup melihat penderitaan sebagai sarana keselamatan.
Saat seseorang menderita dia pasti akan berusaha mencari jalan keluar, saat
seseorang menderita dia pasti akan lebih menghargai waktu yang TUHAN
anugerahkan, dalam derita yang ada ialah kepedihan, kesengsaraan, luka batin
bahkan tangisan. Tapi dibalik derita itu seseorang yang menderita tapi tetap
bersama TUHAN akan dimampukan untuk mensyukuri derita yang ia rasakan. Sebab
mengapa? Karena sekalipun menderita tapi ia tetap masih merasakan kehidupan.
5. Dalam ayat 18 Hizkia mengungkapkan
karena dalam kematian orang tak akan bisa lagi bersyukur dan memuji TUHAN. Oleh
karena itu, bersyukurlah saat kita masih diberi kehidupan sekalipun kita berada
dalam keadaan sakit atau pun dalam keadaan menderita, karena kita masih diberi
kehidupan. Selama kita masih diberi kehidupan itu berarti ada kesempatan bagi
kita untuk bersyukur kepada TUHAN.
Saudaraku, kisah hidup Hizkia
mengingatkan kita hidup ini ada batasnya, tidak selamanya kita akan menikmati
kekayaan dan kekuasaan yang kita punya, tapi tidak selamanya juga hidup dalam
penderitaan akan terus kita rasakan. Suatu Ketika kematian akan menghampiri
kehidupan kita. Siapkah untuk menghadapi hal tersebut? Akhir-akhir ini, hampir
setiap hari kita selalu mendengar suara ambulance. Kita tidak akan bisa berpengharapan kepada
materi yang kita punya sebab hidup itu adalah milik TUHAN.
5 Agusutus diperingati oleh warga
GMIM sebagai Hari Kesehatan GMIM. Oleh pertolongan TUHAN GMIM telah mendirikan
beberapa (kurang lebih 7) rumah sakit dan klinik di antaranya:
-
RS
Bethesda Tomohon
-
RS
Pancaran Kasih Manado
-
RS
Siloam Sonder
-
RS
Tonsea Airmadidi
-
RS
Kalooran Amurang
-
Klinik
Syalom Tompaso Baru
-
Kilinik
Lidia Tondano
Bahkan kita sementara menantikan
selesainya pembangunan dan peresmian RS Kaupusan di Langowan. Mengapa GMIM
sangat memperhatikan pengadaan sarana Kesehatan? Karena kita menyadari bahwa
Kesehatan itu sangat penting. Miris Ketika kita mendengarkan ada saja yang
mempertanyakan mengapa jemaat GMIM harus memberikan sentralisasi ke Sinode.
Karena salah satu tugas kita adalah menunjang supaya sarana Kesehatan itu tetap
ada dan menjadi sarana berkat bagi banyak orang. Mungkin khotbah ini terdengar
terlalu inklusif atau juga mungkin akan ada yang mengatakan terlalu fanatic
terhadap Lembaga pelayanan GMIM. Saya tidak mengatakan bahwa GMIM adalah Lembaga
pelayanan yang sempurna, tapi mari kita ingat mengapa orang tua kita dulu
mencintai GMIM, karena kita memiliki cita-cita yang sama yakni mencintai
Alkitab dan karena itu kita harus memiliki visi dan misi bersama sebagai satu
“SINODE” berjalan bersama-sama dan salah satu hal yang tidak diabaikan dalam
pelayanan GMIM ialah “SARANA KESEHATAN”.
Saudaraku, Hizkia memperoleh
kesempatan hidup 15 tahun lagi karena TUHAN mendengar dan menjawab doanya.
Mungkin hari ini, besok atau mungkin 15 tahun lagi kita juga akan menghadapi
kematian, ada ungkapan bijak yang berkata “hiduplah seakan hari ini adalah hari
terakhirmu”. Sehat itu bukan suatu kemewahan, tapi akan menjadi mahal jika
telah berubah menjadi sakit. Ingat: Orang yang mengabaikan Kesehatan adalah
orang yang sementara menabur masalah di masa depannya. TUHAN menolong kita semua, salam sehat. TUHAN memberkati. Amin.
Komentar
Posting Komentar