RENUNGAN GMIM HUT RI KE 76 17 AGUSTUS 2021 // TITUS 3:1-3


 Titus 3:1-3 “PESAN-PESAN PENUTUP”

KHOTBAH GMIM EDISI 17 AGUSTUS 2021 HUT RI KE 76

TEMA    : TOLERANSI DI ERA DISRUPSI

3:1 Ingatkanlah mereka supaya mereka tunduk pada pemerintah 1  dan orang-orang yang berkuasa, w  taat dan siap untuk melakukan setiap pekerjaan yang baik. x  3:2 Janganlah mereka memfitnah, y  janganlah mereka bertengkar, hendaklah mereka selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang. 3:3 Karena dahulu z  kita juga hidup dalam kejahilan: tidak taat, sesat, menjadi hamba berbagai-bagai nafsu dan keinginan, hidup dalam kejahatan dan kedengkian, keji, saling membenci. 

 

Titus 1:4 Paulus menyebut Titus sebagai “anakku yang sah menurut iman bersama”. Rupanya Titus adalah seorang yang juga turut serta dalam beberapa pelayanan yang dilakukan bersama Paulus. Titus diberi tugas khusus untuk mengatur pelayanan yang ada di Kreta, suatu pulau terpadat yang ada di wilayah Yunani.

Dalam Titus 1:10-16 mencatat kehidupan orang-orang di Kreta yang hidup tidak tertib dan melakukan hal-hal yang tidak benar, bahkan orang-orang di Kreta disebut pembohong, binatang buas dan melahap yang malas.

Oleh karena itu, tujuan dari surat Paulus kepada Titus adalah sebagai surat pastoral atau penggembalaan bagaimana menata pelayanan dan kehidupan umat yang ada di Kreta.

Dalam Titus 3:1-3 Paulus mencatat agar Titus menyampaikan kepada jemaat di Kreta agar umat di Kreta tunduk kepada pemerintah dan orang-orang yang berkuasa, serta taat dan siap untuk melakukan pekerjaan baik.

Siapakah pemerintah dalam pandangan Paulus? Dalam Roma 13:4 Paulus mencatat bahwa “Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu”. Bahkan dalam Roma 13:1 dicatat bahwa pemerintah ditetapkan oleh Allah. Kita mungkin akan mengatakan tidak semua orang yang duduk dalam kursi pemerintahan adalah orang-orang yang menggunakan jabatan mereka dengan benar sebab mereka juga manusia biasa, mereka bisa bertindak salah dan karena itu tidak setiap kebijakan mereka sepenuhnya diakui, tapi justru ada kebijakan mereka yang perlu dikritisi.

Benar! Benar bahwa pemerintah adalah manusia biasa yang bisa saja melakukan kesalahan. Sebagai contoh, Petrus dan rasul-rasul yang diceritakan dalam Kisah Para Rasul pasal 5:29 sendiri mengatakan bahwa “kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia”. Mengapa? Karena sesuai konteks pada saat itu mereka sedang berhadapan dengan mahkamah agama sebagai salah satu mahkamah konstitusi yang bertindak tidak benar.

Pemerintahan di Indonesia juga sadar betul bahwa pemerintah juga bisa melakukan kesalahan, karena itu dibentuklah lembaga-lembaga yang mengawasi kinerja pemerintah, misalnya KPK.

Saudaraku, kekuasaan pemerintah bukanlah kekuasaan tanpa batas, kekuasaan pemerintah ada batasnya baik dari segi waktu maupun dari segi ruang lingkupnya. Tapi, mari kita kembali pada konteks Titus 3:1-3. Paulus mengangkat konteks tunduk pada Allah harus dilihat sebagai suatu nasihat pastoral atau penggembalaan karena situasi yang ada di kalangan umat di pulau Kreta ada dalam hidup yang tidak tertib, oleh karena itu untuk membereskan hal ini maka tunduk kepada pemerintah adalah kewajiban setiap masyarakat termasuk setiap umat Kristen. Menjawab persoalan tersebut tidak saja tunduk kepada pemerintah tetapi juga menjaga etika hidup seperti: tidak memfitnah sebab ada ungkapan fitnah lebih kejam daripada perbuatan, tidak bertengkar serta selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang.

Fitnah adalah ungkapan atau berita yang tidak benar tapi dibuat seakan-akan benar, dimasa kini juga dikenal sebagai berita “hoax’. Kita sering diajak untuk tidak menyebarkan berita yang tidak benar baik tentang pemerintah, tentang sesama kita atau tentang apapun itu. Sebab setiap orang percaya diajak untuk menyebarkan hal-hal yang benar.

Di hari ini, momen dimana sebagai bagian dari bangsa Indonesia, kita merayakan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 76 tahun. 76 tahun kita merdeka dari penjajahan bangsa lain, tapi sudah hampir 2 tahun ini kita terjajah dengan adanya pandemic virus corona. Segala upaya dilakukan oleh pemerintah untuk penanggulangan virus corona, termasuk lewat kebijakan vaksinasi serta kebijakan PPKM Level 4. Kita menyadari keputusan ini tidaklah mudah, banyak hal yang dikorbankan, banyak yang kehilangan pekerjaan, dan banyak hal yang dirasakan hilang karena adanya keputusan PPKM level 4. Tapi sebagai warga masyarakat kita diajak untuk tunduk pada pemerintah, tunduk terhadap setiap kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dan terus menyebarkan berita yang benar yang tentu mendatangkan kebaikan bagi seluruh masyarakat.

Paulus dalam Titus 3:3 mengingatkan “dahulu kita juga hidup dalam sikap hidup yang tidak benar”, hal ini mengingatkan kita supaya kehidupan aman dan damai yang kita rasakan saat ini sekalipun penuh dengan kesulitan mari kita jaga, karena tentu tidak ada seorang pun di antara kita sebagai warga negara yang ingin bahwa kita hidup terpecah-pecah. Tema GMIM di hari kemerdekaan RI ke 76 tahun adalah: "TOLERANSI DI ERA DISRUPSI". Disrupsi berarti era di mana terjadinya perubahan inovasi dan perubahan secara besar-besaran dan secara fundemental mengubah semua sisitem, tatanan dan landscape yang ada ke cara-cara baru. Mari kita sebagai umat percaya, menjadi contoh bagaimana tunduk pada pemerintah terutama dalam situasi saat ini mengikuti 5 M (menjaga jarak, mencuci tangan, memakai masker, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas keluar rumah), dengan doa dan harapan kiranya ini pun adalah bagian dari hikmat yang TUHAN beri untuk penanggulangan covid 19 ini. TUHAN YESUS memberkati kita sekalian.

MERDEKA! MERDEKA! MERDEKA!

AMIN

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lukas 17:11-19 "Kesepuluh Orang Kusta" Renungan GMIM Edisi 4 - 10 Juli 2021

Renungan Roma 2:1-16

Matius 16:13-20 "Pengakuan Petrus" // MTPJ GMIM 26 September - 2 Oktober 2021 // Khotbah GMIM // Renungan Kristen