2 Raja-Raja 2:1-18 "Elia Naik Ke Sorga" // MTPJ GMIM 29 Agustus - 4 September 2021 Tema: Regenerasi Pelayanan Sesuai Kehendak Allah // Khotbah Kristen dan Eksposisi
2 Raja-Raja 2:1-18 “Elia Naik Ke Sorga”
MTPJ GMIM 22 Agustus – 28 Agustus 2021
Tema: Regenerasi Pelayanan Sesuai Kehendak Allah”
2:1 Menjelang saatnya TUHAN hendak menaikkan v
Elia ke sorga dalam angin badai, w
Elia dan Elisa x
sedang berjalan dari Gilgal. y
2:2
Berkatalah Elia kepada Elisa: "Baiklah tinggal di sini, z
sebab TUHAN menyuruh aku ke Betel." Tetapi Elisa menjawab: "Demi
TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan
meninggalkan engkau. a "
Lalu pergilah mereka ke Betel. 2:3 Pada
waktu itu keluarlah rombongan b
nabi 1 yang ada di Betel mendapatkan
Elisa, lalu berkatalah mereka kepadanya: "Sudahkah engkau tahu, bahwa pada
hari ini tuanmu akan diambil dari padamu oleh TUHAN terangkat ke sorga?"
Jawabnya: "Aku juga tahu, diamlah!" 2:4
Berkatalah Elia kepadanya: "Hai Elisa, baiklah tinggal di sini, sebab
TUHAN menyuruh aku ke Yerikho. c "
Tetapi jawabnya: "Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri,
sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau." Lalu sampailah mereka di
Yerikho. 2:5 Pada
waktu itu mendekatlah rombongan d
nabi yang ada di Yerikho kepada Elisa serta berkata kepadanya: "Sudahkah
engkau tahu, bahwa pada hari ini tuanmu akan diambil dari padamu oleh TUHAN
terangkat ke sorga?" Jawabnya: "Aku juga tahu, diamlah!" 2:6
Berkatalah Elia kepadanya: "Baiklah tinggal di sini, e
sebab TUHAN menyuruh aku ke sungai Yordan. f "
Jawabnya: "Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya
aku tidak akan meninggalkan engkau. g "
Lalu berjalanlah keduanya. 2:7 Lima
puluh orang dari rombongan nabi itu ikut berjalan, tetapi mereka berdiri
memandang dari jauh, ketika keduanya berdiri di tepi sungai Yordan. 2:8 Lalu
Elia mengambil jubahnya, h
digulungnya, dipukulkannya i
ke atas air itu, maka terbagilah j
air itu ke sebelah sini dan ke sebelah sana, sehingga menyeberanglah keduanya
dengan berjalan di tanah yang kering. k
2:9 Dan
sesudah mereka sampai di seberang, berkatalah Elia kepada Elisa: "Mintalah
apa yang hendak kulakukan kepadamu, sebelum aku terangkat dari padamu."
Jawab Elisa: "Biarlah kiranya aku mendapat dua l
bagian dari rohmu 2 . m "
2:10
Berkatalah Elia: "Yang kauminta itu adalah sukar. Tetapi jika engkau dapat
melihat aku terangkat dari padamu, akan terjadilah kepadamu seperti yang
demikian, dan jika tidak, tidak akan terjadi." 2:11 Sedang
mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi
n
dengan kuda berapi 3 memisahkan keduanya, lalu naiklah
Elia ke sorga o
dalam angin badai. p
2:12 Ketika
Elisa melihat itu, maka berteriaklah ia: "Bapaku, bapaku! Kereta q
Israel dan orang-orangnya yang berkuda!" Kemudian tidak dilihatnya lagi,
lalu direnggutkannya pakaiannya dan dikoyakkannya r
menjadi dua koyakan. 2:13
Sesudah itu dipungutnya jubah Elia yang telah terjatuh, lalu ia berjalan hendak
pulang dan berdiri di tepi sungai Yordan. 2:14 Ia
mengambil jubah s
Elia yang telah terjatuh itu, dipukulkannya t
ke atas air itu sambil berseru: "Di manakah TUHAN, Allah Elia?" Ia
memukul air itu, lalu terbagi ke sebelah sini dan ke sebelah sana, maka
menyeberanglah Elisa. 2:15 Ketika
rombongan u
nabi yang dari Yerikho itu melihat dia dari jauh, mereka berkata: "Roh
v
Elia telah hinggap pada Elisa." Mereka datang menemui dia, lalu sujudlah
mereka kepadanya sampai ke tanah. 2:16 Mereka
berkata: "Coba lihat! Di antara hamba-hambamu ini ada lima puluh orang laki-laki,
orang-orang tangkas. Biarlah mereka itu pergi mencari tuanmu, jangan-jangan ia
diangkat w
oleh Roh x
TUHAN dan dilemparkan-Nya ke atas salah satu gunung atau ke dalam salah satu
lembah." Elisa menjawab: "Janganlah suruh pergi!" 2:17 Tetapi
ketika mereka mendesak-desak dia sampai memalukan, y
maka berkatalah ia: "Suruhlah pergi!" Mereka menyuruh lima puluh
orang. Orang-orang ini mencari tiga hari lamanya, tetapi tidak bertemu dengan
Elia. 2:18 Ketika
mereka kembali kepada Elisa yang masih tinggal di kota Yerikho, berkatalah ia
kepada mereka: "Bukankah telah kukatakan kepadamu: Jangan pergi?"
Dari Alkitab
kita menemukan kisah bahwa ada 2 orang yang secara terang-terangan disebut naik
atau terangkat ke Sorga, yakni Henokh dan Elia.
Saudaraku, Elia
mendapatkan suatu kesempatan langka untuk mengetahui bahwa ia akan naik ke
sorga. Hal ini menunjukkan bahwa Elia tidak akan merasakan kematian badani.
Nama Elia pertama kali disebut dalam pasal 17 dari kitab Raja-Raja di mana Elia
tampil sebagai nabi dengan menyampaikan perkara yang akan terjadi pada raja
Ahab raja Israel yang menyembah Baal. Nama Elia berarti Yahweh adalah Allahku!
Dialah nabi TUHAN yang dipakai untuk mengalahkan ratusan nabi baal di gunung
Karmel, bahkan Elia merupakan seorang hamba TUHAN yang membangkitkan seorang
anak yang meninggal. Nabi Elia hidup di masa tahun 900an SM hingga 800an SM.
Pertemuan Elia
dan Elisa diceritakan dalam 1 Raja-raja 19:19-21. Dalam perjumpaan itu Elia
melemparkan jubahnya kepada Elisa Bin Safat yang sedang membajak. Jubah adalah
symbol / lambang kekudusan nabi dalam menjalankan tugas kenabian. Melemparkan
jubah kepada Elisa adalah suatu bentuk panggilan nabi bagi Elisa dan ternyata direspon
baik oleh Elisa. Hal itu terjadi sesudah Elia mendapat suatu perintah TUHAN
dalam 1 Raja-raja 19:16-17 bahwa Elisa akan menjadi penerus Elia dalam tugas
kenabian.
Nama Elisa berarti
TUHAN adalah keselamatan atau TUHAN telah memberi pertolongan. Perikop 2
Raja-raja 2:1-18 merpuakan kisah Elia terangkat ke sorga yang disaksikan oleh
Elisa dan 50 rombongan nabi. Tetapi ada beberapa hal yang menarik untuk dikaji
dari perikop ini. Di dalam kisah ini menunjukkan betapa Elia begitu konsisten
mengikuti seniornya meski ia tahu bahwa Elia akan naik ke sorga.
Ayat 1 dan ayat
11 menuliskan bahwa Elia naik ke Sorga dalam angin badai. Angin badai merupakan
suatu kondisi alam bahwa angin bergerak dengan begitu cepat bahkan dapat
disertai dengan cuaca yang buruk. Gambaran ini merupakan situasi yang ekstrem
dan tidak dapat dikendalikan oleh manusia, yang hanya terletak kepada KeMahaKuasaan
TUHAN yang mampu mengadakan hal tersebut.
“Betel,
Yerikho, Sungai Yordan”
Dalam perjalanan
dari Gilgal Elia hendak melanjutkan perjalanan ke Betel, Yerikho dan menyusur
sungai Yordan. Tidak jelas apa yang dilakukan Elia dan Elisa di Betel, tapi
mari kita ingat bahwa dalam 1 Raja-raja 12:25-33 telah menceritakan bahwa kehidupan
orang Israel di Betel telah tercemar karena sikap orang Israel yang menyembah
patung. Selanjutnya kita melihat perikop dalam 2 Raja-raja 2:23-25 dimana Elisa
pergi ke Betel dan mengutuk anak-anak yang mencemooh dia.
Demikian pula
dengan Yerikho, tidak dijelaskan pula apa yang dilakukan di Yerikho. Tapi jika
kita membaca Pasal 2:19-22 ketika Elisa telah naik ke Sorga maka Elisa yang
menjadi penerus Elia sebagai nabi membuat suatu keajaiban bahwa TUHAN telah memberi
sehat terhadap air yang ada di Yerikho.
Maka dapat
disimpulkan bahwa baik Betel maupun Yerikho menjadi tempat di mana TUHAN
sesungguhnya mempersiapkan Elisa untuk menggantikan posisi Elia sebagai nabi. Sementara
sungai Yordan sendiri menjadi suatu lokasi di mana Elia naik ke sorga.
Tiga kali Elia
mengatakan supaya Elisa tetap tinggal baik Ketika di Gilgal (ay. 2), Betel (ay.4)
maupun di Yerikho (ay.6), tetapi Elisa tetap tidak mau meniggalkan Elia
(ay.2,4,6). Hal ini menunjukkan sikap konsisten dari Elisa untuk terus mengikuti
Elia, sekalipun ternyata Elisa sudah tahu bahwa Elia akan naik ke sorga. Hal ini
begitu jelas Ketika Elisa berjumpa dengan rombongan nabi di Betel (ay.3) dan di
Yerikho (ay.5) dan mempertanyakan apakah Elisa sudah tahu bahwa Elia akan naik
ke Sorga? Dan Elisa menjawab “Aku juga tahu, diamlah!”. Berita bahwa Elia akan
naik ke Sorga rupanya sudah menjadi rahasia para nabi di kala itu. Pertanyaan dari
rombongan nabi tersebut bisa menjadi sikap provokasi atau hasutan bahwa Elia
akan meninggalkan Elisa dan bahwa Elisa tidak akan turut serta naik ke Sorga. Akan
tetapi sekali lagi Elisa tetap menunjukkan konsistensinya dalam mengikuti nabi
Elia.
Ketika di sungai
Yordan, rupanya 50 orang l=nabi itu pun mengikuti Elia dan Elisa tapi mereka
hanya berdiri di tepi sungai Yordan. Di saat itu Elia mengambil jubahnya,
digulungnya dan dipukulkannya ke atas air dan air itu terbelah sehingga Elia
dan Elisa dapat menyeberanginya. Di sini kita melihat perbedaan antara Elisa
dan kelima puluh nabi tersebut, bahwa kelima puluh nabi tersebut hanya
menyaksikan mereka, tetapi Elisa justru turut serta merasakan keajaiban TUHAN
melalui nabi Elia.
Ayat 9 nabi Elia
memberi kesempatan bagi Elisa untuk meminta, tapi yang mengejutkan Elisa tidak
meminta untuk turut serta naik ke sorga, tapi Elisa meminta kiranya ia mendapat
dua bagian dari rohnya. Permintaan ini mirip dengan hak anak sulung menurut
hukum Yahudi yang menjadi ahli waris dari suatu keluarga, anak sulung biasanya
mendapat warisan 2 x lipat dibanding anak-anak yang lain (Ulangan 21:17). Permintaan
tersebut sulit untuk dikabulkan oleh Elia, tapi dengan bijak Elia mengatakan
bahwa Allah sendiri yang akan memberi tanda apakah permintaan Elisa akan diberi
atau tidak. Hal itu menunjukkan Elia menyadari otoritas Allah atas Roh yang ada
padanya. Tapi janganlah juga kita melihat permintaan Elisa sebagai suatu bentuk
ketamakan untuk memiliki Spirit atau Roh, sebab permintaan Elisa harus dilihat
dari sudut pandang kesadaran dan ketetapan Elisa sebagai penerus nabi, tapi
juga dalam tanggung jawab kenabian yang akan dikerjakannya. Sebab jika permintaan
Elisa adalah suatu ketamakan maka pasti tidak akan dikabulkan oleh TUHAN ALLAH.
Ayat 11 menjadi puncak yang dinantikan Ketika kereta
berapi dan kuda berapi memisahkan Elia dan Elisa dan akhirnya Elia naik ke
sorga dalam badai. Kereta dan kuda sering digunakan dalam peperangan sebagai symbol
keperkasaan suatu bangsa, dan apa yang dilihat oleh Elisa yakni kereta berapi
dan kuda berapi menjadi suatu tanda keperkasaan Allah yang memisahkan Elia dan
Elisa serta mengangkat Elia dalam angin badai.
Ayat 12 Elisa
berseru “bapaku, bapaku! Kereta Israel dan orang-orangnya yang berkuda!” Seruan
ini sama dengan ungkapan Yoas, raja Israel yang dikisahkan dalam 2 Raja-raja
13:14 ketika Elisa menderita sakit yang menyebabkan kematian. Di saat itu Elisa
masih sempat memberikan suatu petunjuk atau pertanda mengenai kemenangan
Israel. Maka kemungkinan seruan Elisa adalah suatu permohonan yang mengingatkan
Elia bahwa ia melihat Elia naik ke sorga, maka hal itu berarti apa yang
dikatakan Elia bahwa hal itu menjadi suatu pertanda bahwa dua bagian roh yang
diminta Elisa akan diberi bagi Elisa dalam menjalankan tugas kenabian. Jawaban
itu menjadi jelas Ketika Elisa mengambil jubah Elia yang terjatuh, yang
menunjukkan bahwa “tongkat estafet kenabian” symbol kekudusan seorang nabi,
kini telah diberikan kepada Elisa.
Ayat 14 Elisa
berucap “Dimanakah TUHAN, ALLAH Elia?” perkataan ini janganlah ditafsirkan sebagai
ungkapan ketidakberimanan Elisa, tapi harus dilihat secara utuh dengan ayat selanjutnya
bahwa ternyata Elisa diberi kuasa untuk melakukan mujizat, itu berarti ungkapan
Elisa adalah ungkapan pengagungan Elisa atas kuasa TUHAN.
Ayat 15 jika
sebelumnya Elisa hanya turut serta dalam mujizat TUHAN yang diberi kepada Elia sehingga
air sungai Yordan terbagi, maka kini Elisa yang dipenuhi Roh yang sama terhadap
Elia juga telah dimampukan membuat mujizat yang sama dengan Elia.
Dalam ayat 16-18
kembali para pembaca dihentar untuk membedakan kenabian Elisa dan kenabian yang
ada pada 50 orang yang juga disebut nabi. Kelima puluh orang nabi tersebut
hanya berpikir bahwa Elia tidak naik ke sorga tetapi justru dilempar ke suatu
tempat. Mereka menawarkan diri untuk mencari Elia dengan bermodalkan “orang
laki-laki yang tangkas”. Tangkas berarti lincah, cekatan, gesit atu cepat
bergerak. Elisa didesak untuk mengiyakan permohonan mereka meski Elisa tidak
mengijinkan mereka, sampai akhirnya mereka tidak menemukan Elia.
**************
Ada beberapa
makna teologis yang ditemukan dari perikop ini:
ü
Makna Teologis dari Kisah Elia yang naik ke
sorga dan Elisa yang melanjutkan tugas kenabian, menjadi suatu tanda bagi umat
Israel Ketika Allah memilih orang yang dipercayakan untuk menyatakan segala kehendak-Nya,
maka TUHAN ALLAH juga yang akan memuliakan hamba-Nya.
ü
Kekuasaan TUHAN ALLAH atas alam juga terlihat
dari kisah ini:
-
Ketika Elia naik ke Sorga dalam angin badai
-
Ketika nabi Elia dan nabi Elisa yang dimampukan
membuat air sungai Yordan terbagi
Peristiwa
alam ini mengingatkan umat Israel serta semua pembaca termasuk kita sekalian
bahwa Allah sanggup menjadikan segala yang mungkin yang dianggap tidak mungkin
oleh manusia.
ü
Konstistensi iman seorang yang mengabdi sebagai
hamba TUHAN harus benar-benar ditunjukkan dalam sikap sekalipun ada provokasi
atau hasutan yang menyudutkan bagi kita dalam pelayanan.
ü
Serta hal yang tidak kalah penting dari perikop
ini ialah bahwa mempersiapkan regenerasi selanjutnya dalam pelayanan ataupun
kepemimpinan merupakan suatu hal yang sangat penting yang bukan hanya melalui percakapan
atau materinya saja yang harus diteladankan, tapi juga sikap keseharian sebagai
hamba TUHAN.
****************
Apa yang menjadi
pesan Firman bagi kita di masa kini?
Mari kita
dahului pesan Firman ini dengan sebuah pertanyaan… Maukah kita merelakan
jabatan kepelayanan kita terhadap generasi selanjutnya? Merelakan jabatan pelayanan
berarti kita mau mempersiapkan orang lain untuk melakukan tugas kita nantinya. Ada
ungkapan yang mengatakan: “setiap masa ada orangnya, dan setiap orang ada
masanya”. Kehidupan kita di tengah dunia ini hanyalah sementara, demikian pula
jabatan pelayanan atau pun jabatan pemerintahan yang kita kerjakan di masa kini
semua pasti ada waktunya. Menghargai mitra kerja dan mitra pelayanan merupakan
suatu keharusan bagi setiap orang percaya sebagaimana TUHAN memberikan
penghargaan bagi kita untuk melayani Allah yang Maha Kudus. Sanggupkah kita
menyerahkan “jubah pelayanan” kita kepada orang lain? Kita tidak boleh lupa
bahwa Elia bukan hanya mewarisi jabatan kenabian, tapi oleh kemurahan TUHAN,
Elia juga mewarisi kuasa kenabian itu, karena kita menyadari bahwa baik jabatan
maupun kuasa semua berasal dari TUHAN, maka gunakanlah jabatan dan kuasa itu
dalam perkenanan TUHAN.
Kiranya TUHAN
dimuliakan, Terpujilah Kristus.
Komentar
Posting Komentar