FILIPI 2:19-3:1a "TIMOTIUS DAN EPAFRODITUS" // Melayani Demi Kepentingan Kristus #RenunganGMIM #Edisi22-28 Agustus 2021
Filipi 2:19-3:1a “TIMOTIUS DAN EPAFRODITUS”
Tema “MELAYANI DEMI KEPENTINGAN KRISTUS”
Bacaan GMIM Edisi 22-28 Agustus 2021
2:19 Tetapi
dalam Tuhan Yesus kuharap segera b mengirimkan Timotius 1 c kepadamu, supaya tenang juga
hatiku oleh kabar tentang hal ihwalmu. 2:20 Karena tak ada seorang padaku, yang sehati dan sepikir
dengan dia d dan yang begitu
bersungguh-sungguh memperhatikan kepentinganmu; 2:21 sebab semuanya mencari kepentingannya sendiri 2 , e bukan kepentingan Kristus
Yesus. 2:22 Kamu tahu bahwa kesetiaannya telah teruji dan bahwa ia telah
menolong aku dalam pelayanan Injil sama seperti seorang anak menolong bapanya. f 2:23 Dialah yang kuharap untuk kukirimkan dengan segera, sesudah
jelas bagiku bagaimana jalannya perkaraku; g 2:24 tetapi dalam Tuhan aku percaya, h bahwa aku sendiripun akan
segera datang. 2:25 Sementara itu kuanggap perlu mengirimkan Epafroditus
kepadamu, yaitu saudaraku dan teman sekerja i serta teman seperjuanganku, j yang kamu utus untuk melayani
aku dalam keperluanku. k 2:26 Karena ia sangat rindu kepada kamu l sekalian dan susah juga
hatinya, sebab kamu mendengar bahwa ia sakit. 2:27 Memang benar ia sakit dan nyaris mati, tetapi Allah
mengasihani dia, dan bukan hanya dia saja, melainkan aku juga, supaya
dukacitaku jangan bertambah-tambah. 2:28 Itulah sebabnya aku lebih cepat mengirimkan dia, m supaya bila kamu melihat dia,
kamu dapat bersukacita pula dan berkurang dukacitaku. 2:29 Jadi sambutlah dia dalam Tuhan dengan segala sukacita dan
hormatilah orang-orang seperti dia. n 2:30 Sebab oleh karena pekerjaan Kristus ia nyaris mati dan ia
mempertaruhkan jiwanya untuk memenuhi apa yang masih kurang dalam pelayananmu
kepadaku. o 3:1 Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah dalam Tuhan.
RENUNGAN FIRMAN…
Saudara-saudara
yang dikasihi dan diberkati oleh TUHAN, untuk memahami bagian Firman dalam
Filipi 2:19-3:1a, ada sebuah pertanyaan bagi setiap orang percaya yakni:
seberapa seriuskah kita dalam melayani TUHAN?
Dalam kitab Filipi
pasal 2:19-3:1a ada tiga tokoh Alkitab yang ditonjolkan dalam pelayanan di
Filipi. Ketiga tokoh Alkitab tersebut adalah Paulus, Timotius dan Epafroditus.
Paulus adalah hamba
TUHAN yang memberitakan Injil kepada jemaat di Filipi dalam perjalanan
misionernya yang kedua yang diceritakan dalam Kisah Para Rasul pasal 16:13-40.
Rupanya pelayanan Paulus kepada jemaat tersebut menjadi cikal bakal berdirinya
gereja di Filipi. Dalam kerja pelayanannya, Paulus ditangkap oleh prajurit
Romawi dan memenjarakannya di penjara Roma. Keadaan Paulus yang terpenjara tidak
menjadi suatu alasan baginya untuk tidak melayani, karena justru Paulus tetap
memberitakan Injil dengan metode mengirimkan surat kepada jemaat-jemaat agar
pelayanan Injil itu tetap dapat diberitakan. Paulus mendengar bahwa perkembangan
iman jemaat di Filipi begitu baik, tetapi juga Paulus juga merasa perlu untuk
menyampaikan bahwa keberadaan Paulus yang terpenjara justru membuat suatu
kemajuan Injil karena Ia terpenjara karena Kristus. Paulus justru tidak menjadi
takut tapi malah semakin berani dalam memberitakan Injil.
Oleh karena itu
dalam pasal 2:19-3:1a Paulus mengangkat dua tokoh penting yang juga menopangnya
dalam penginjilan.
Ayat 19-24
Paulus menyebut seorang Timotius yang dalam 1 Timotius 1:2 disebutnya sebagai
anaknya yang sah dalam iman. Keberadaan Paulus yang dipenjara karena Injil
membuat Paulus merasa perlu untuk mengirimkan Timotius kepada jemaat di Filipi,
karena rupanya Timotius memiliki karakter:
1.
Sungguh-sungguh memperhatikan kepentingan jemaat
di Filipi (2:20);
2.
Melayani demi kepentingan Kristus Yesus;
3.
Kesetiaannya dalam pelayanan telah teruji.
Dari hal ini
Paulus juga menyinggung bahwa ada orang-orang yang melayani, tapi sayangnya
mereka melayani bukan dengan motivasi yang benar karena justru mereka melayani
demi kepentingan pribadi sendiri. Dalam pasal 1:15 dan 17 Paulus menyebut bahwa
orang-orang yang demikian dimotivasi oleh dengki dan perselisihan, tidak ikhlas
dalam pelayanan serta memperberat beban Paulus.
Sementara itu
dalam ayat 25-30 Paulus juga menyebutkan seorang tokoh pelayanan yakni
Epafroditus, seorang Makedonia dari Filipi yang diutus oleh jemaat di Filipi
untuk membantu pelayanan Paulus yang terpenjara di Roma. Paulus menyebut
Epafroditus sebagai seorang saudara, rekan sekerja, teman seperjuangan yang
diutus untuk melayani keperluan Paulus dalam penjara. Perjalanan yang ditempuh
Epafroditus dari Filipi ke Roma tidaklah mudah, ia harus menyeberangi laut
Adriatik hingga ke semenanjung Italy bahkan perjalanan itu diperkirakan kurang
lebih 1200KM yang memakan waktu kurang lebih satu bulan lamanya. Tetapi sayangnya,
dalam kerja pelayanan yang dilakukan oleh Epafroditus ia mengalami sakit. Ada anggapan
bahwa hal ini terjadi karena jauh dan lamanya perjalanan yang ditempuh olehnya
dari Filipi sampai ke Roma, tapi ada juga anggapan bahwa Epafroditus mengalami
sakit akibat wabah yang terjadi di Roma. Maka bagi Paulus sekalipun ia yang
dalam penjara membutuhkan rekan yang menopang kebutuhannya, tapi adalah lebih
baik jika Epafroditus kembali ke Filipi. Bagi Paulus, dengan mengirim Epafroditus
kembali ke Filipi bukanlah suatu tanda kegagalan Epafroditus dalam pelayanan, karena
justru Paulus menyebut bahwa Epafroditus adalah seorang yang nyaris mati karena
pekerjaan Kristus, dan telah mempertaruhkan jiwa atau membukakan bahaya bagi nyawanya
demi memenuhi kebutuhan Paulus. Oleh karena itu sudah selayaknya Epafroditus disambut
dengan sukacita dan dihormati, dan akhirnya Paulus mengajak jemaat Filipi untuk
terus bersukacita. Sukacita dari kata Yunaninya yakni “Khairete” dari asal
katanya “Kharis” yang berarti rahmat, berarti jemaat harus bersukacita karena
rahmat yang dalam TUHAN.
Saudara-saudaraku,
teks Filipi 2:19-3:1a hendaknya mengkritisi kehidupan kita apakah kita benar-benar
melayani Kristus demi kepentingan Kristus, atau justru kita melayani demi
kepentingan kita sendiri? Bagimana kita dapat membedakan bahwa kita benar-benar
melayani Kristus dan bukan melayani diri kita sendiri?
Jika kita
bercermin dari pelayanan yang dilakukan oleh tiga tokoh dalam teks yang kita
renungknya.
Pertama kita
bercermin dari Paulus, ia justru semakin berani memberitakan Injil Kristus
meski ia terpenjara. Bahkan ia tidak menjadikan alasan pemenjaraannya untuk
mendapat perhatian lebih dari rekan-rekan sepelayan, atau pun mendapat perlakuan
khusus dari jemaat yang pernah ia layani. Paulus sebagai hamba TUHAN, meski
dalam keadaan susah, ia tetap memperhatikan kehidupan jemaat Kristus, bahkan ia
tetap memperhatikan rekan-rekan sepelayanannya demi kepentingan Kristus.
Kedua kita
bercermin dari Timotius, ia seorang muda tapi ia sangat dipercayai oleh Paulus
bahkan dianggap sebagai seorang yang sehati dan sepikir dalam pelayanan demi
kepentingan Kristus. Kita semua tentu menginginkan kepercayaan dari rekan
sepelayanan, tapi jika demikian maka kita pun harus menunjukkan cerminan
seorang yang benar-benar melayani bagi Kristus. Sebab jangan-jangan ada orang
yang terlihat sedang melayani Kristus tapi justru sebenarnya ia sedang membangun
reputasinya sendiri untuk dipandang baik dengan dalih sedang melayani Kristus.
Jangan-jangan ada orang yang terlihat melayani Kristus tapi sebenarnya ia
sedang memperkaya dirinya sendiri dengan dalih pelayanan demi Kristus.
Mari kita
bercermin lagi pada tokoh yang ketiga yakni Epafroditus. Ia menempuh jarak
pelayanan kurang lebih 1200 KM dengan waktu kurang lebih 1 bulan bahkan sampai
mengalami sakit semua untuk menopang pelayanan Paulus yang terpenjara demi
kepentingan Kristus. Bagaimana dengan pelayanan yang kita lakukan? Maukah kita
menempuh perjalanan panjang bahkan mempertaruhkan nyawa demi Kristus? Tidak dapat
dipungkiri bahwa di masa kini system pelayanan banyak dipermudah. Perjalanan
yang cukup jauh dapat ditempuh dengan waktu yang tidak begitu lama menggunakan transportasi
darat, laut dan udara. Bahkan dengan adanya peraturan pembatasan kegiatan
masyarakat maka pelayanan dipermudah dengan menggunakan alat atau media
telekomunikasi.
Saudara-saudaraku,Perenungan
Firman dari Filipi 2:19-3:1a sungguh-sungguh mengkritisi setiap hamba TUHAN
untuk benar-benar memeriksa kembali motivasi awal dalam pelayanan. Pelayanan
yang dikemukakan dari Firman ini bukanlah apa yang memberi keuntungan bagi seorang
pelayan, tapi apa yang dikorbankan oleh pelayan TUHAN demi untuk kepentingan
Kristus. Pengorbanan materi, waktu, tenaga bahkan nyawapun menjadi taruhan
dalam pelayanan, bukannya melayani untuk kepentingan sendiri. Kita harus mampu
dengan jeli membedakan mana yang melayani demi Kristus dan mana yang melayani
untuk kepentingan pribadi.
Tapi juga dari
teks bacaan ini kita sebagai jemaat TUHAN diajak untuk menyambut dengan sukacita
bahkan menghormati orang-orang yang sungguh-sungguh mau melayani Kristus.
Saudaraku,
ingatlah pujian yang berkata: “melayani, melayani lebih sungguh… melayani,
melayani lebih sungguh… TUHAN lebih dulu melayani kepadaku, melayani, melayani
lebih sungguh”. Kristus telah melayani kita sampai nyawa IA beri, maka
layanilah TUHAN dengan motivasi pelayanan yang benar terhadap semua orang.
TUHAN YESUS memberkati, Amin.
EKSPOSISI FILIPI 2:19-3:1a
Dalam pelayanan
dibutuhkan suatu komitmen yang benar agar tujuan dari pelayanan itu sendiri
dapat dicapai. Tidak dapat dipungkiri bahwa tantangan dalam pelayanan pasti
banyak dan bisa membuat seseorang kehilangan kendali jika komitmen dalam pelayanan
tidak dilandasi dengan hal yang benar. Surat Paulus kepada jemaat di Filipi
diperkirakan ditulis pada tahun57-59 M. Perjumpaan Paulus dengan jemaat di
Filipi terjadi Ketika Paulus melakukan perjalanan misioner yang kedua yang
diceritakan dalam Kisah Para Rasul 16:13-40. Rupanya hubungan yang hangat terus
terjalin antara Paulus dengan jemaat yang ada di Filipi.
Ketika Paulus
dipenjarakan karena Injil, Paulus tetap memperhatikan kehidupan jemaat yang
pernah ia layani termasuk jemaat yang ada di Filipi. Keberadaan Paulus di
penjara tidak membuat ia patah semangat untuk terus memberitakan Injil, oleh
karena itu penulisan surat menjadi salah satu metode pelayanan yang dilakukan
oleh Paulus agar Injil tetap terus disampaikan sekalipun tidak saling berjumpa.
Ketika mendengar
bahwa Paulus dipenjarakan karena Injil, maka jemaat yang ada di Filipi
berinisiatif untuk menopang Paulus dalam segala kebutuhannya. Tetapi Paulus
yang berada dalam penjara rupanya tetap lebih mementingkan jemaat TUHAN
daripada pribadinya sendiri yang juga sebenarnya membutuhkan perhatian khusus. Dalam
suratnya kepada jemaat yang ada di Filipi Paulus menekankan jemaat di Filipi
untuk terus bertekun dalam Injil Kristus karena justru bagi Paulus hidup
terpenjara karena Injil justru membuat kemajuan dalam Injil. Paulus mendengar
bahwa ternyata Kristus semakin diberitakan tapi sayangnya dalam pasal 1:17
Paulus menyebut ada saja yang memberitakan Kristus tapi bagi kepentingan
sendiri dan dengan maksud yang tidak ikhlas.
Pasal 2:19-3:1a
Paulus merasa perlu untuk mengirimkan orang-orang yang benar-benar melayani
dengan sungguh.
Ayat 19 Paulus
mengungkapkan harapannya untuk segera mengirimkan Timotius kepada jemaat di
Filipi. Hal ini disebabkan oleh karena keadaan Paulus yang tidak dapat dengan
bebas menyampaikan Injil sebab keberadaannya yang dalam penjara, rupanya Paulus
mengkhawatirkan kabar tentang berbagai hal tentang jemaat di Filipi. Timotius adalah
seorang muda yang dalam Surat Paulus yang pertama kepada Timotius 1:2 Paulus
menyebut Timotius sebagai anaknya yang sah dalam iman.
Ayat 20 Paulus
menyebut bahwa tak ada seorang pun yang sehati dan sepikir dengan Paulus. Kata
sehati dan sepikir dari teks Yunaninya disebut “isopsukhon” yang artinya sejiwa,
mengandung makna bahwa tidak ada seorang pun yang sejiwa dengan Paulus seperti
kedekatannya dengan Timotius. Akan tetapi hal ini harus dilihat dari batasan sistuasi
yang sementara dihadapi oleh Paulus, sebab keterangan yang disampaikan oleh
Paulus adalah tentang mereka yang sungguh-sungguh memperhatikan kepentingan
jemaat di Filipi. Oleh karena itu teks ini janganlah dikaitkan dengan rekan-rekan
Paulus lainnya dalam hal ini Silas, Barnabas dan lainnya, sebab teks ini hendaklah
dipahami dalam kaitannya dengan pelayanan Paulus kepada jemaat di Filipi.
Ayat 21 Paulus kembali
mengulang apa yang diungkapkan Paulus dalam, pasal 1:17 bahwa sesungguhnya ada orang yang melayani demi nama Kristus tapi
sesungguhnya tujuan pelayanan yang dilakukan bukanlah demi kepentingan Kristus
Yesus tapi justru untuk kepentingan pribadi.
Ayat 22-24
Paulus menyebut alasan mengapa Paulus memilih Timotius dalam pelayanan ini,
Timotius disebutkan oleh Paulu sadalah seorang yang :
1.
Sungguh-sungguh memperhatikan kepentingan pelayanan
yang berorientasi pada Kristus.
2.
Kesetiaan Timotius telah teruji dalam menopang
pelayanan.
Paulus juga
tetap menyebut betapa besar kerinduannya untuk segera mengirim Timotius tapi
juga kerinduannya untuk berjumpa dengan jemaat Filipi.
Ayat 25 sampai
ayat 30 Paulus berbicara tentang seorang yang bernama Epafroditus.
Epafroditus
adalah seorang Makedonia dari Filipi, ia disebut Paulus sebagai suadara, rekan
sekerja serta teman seperjuangan yang diutus untuk melayani keperluan Paulus
dalam penjara. Dalam hal ini Epafroditus dianggap sebagai apostolon dan leitourgon.
Perjalanan dari Filipi menuju Roma ternyata membutuhkan waktu yang cukup panjang
dan melelahkan yakni harus menyebrangi laut Adriatik hingga ke semenanjung
Itali dengan jarak kurang lebih 1200 KM, dan ditempuh dengan perjalanan memakan
waktu sampai satu bulan lamanya.
Ada anggapan
bahwa Epafroditus mengalami sakit karena perjalanan yang cukup Panjang yang
telah ia lalui, tetapi ada juga pandangan bahwa Epafroditus mengalami sakit
akibat wabah yang terjadi di Roma, tetapi yang pastinya ialah Epafroditus
mengalami sakit di saat ia sementara menjalani misi pelayanan dalam menopang
Paulus yang terpenjara. Oleh karena itu bagi Paulus adalah lebih baik jika
Epafroditus kembali kepada jemaat di Filipi bukan sebagai kegagalan dalam pelayanan,
tetapi sebagai seorang yang telah berjuang dalam pelayanan karena itu
kehadirannya hendaklah diterima dengan sukacita dan layak dihormati. Ayat 30
Paulus menyebut bahwa Epafroditus adalah seorang yang nyaris mati dan
mempertaruhkan nyawanya atau ditafsirkan seorang yang membukakan nyawanya
terhadap bahaya demi untuk menopang dalam pelayanan Paulus yang ada dalam
penjara. Fakta bahwa Paulus menghargai pekerjaan pelayanan yang dilakukan Epafroditus
adalah jauh lebih baik daripada menganggap bahwa pelayanan yang dilakukan oleh
Epafroditus gagal. Oleh karena itu Paulus tetap mengajak jemaat Filipi untuk
bersukacita di dalam TUHAN. Kata sukacita yang digunakan adalah khairete dari
kata kharis yang berarti rahmat, artinya Paulus mengajak jemaat bersukacita
karena menyadari rahmat TUHAN di dalam kehidupan jemaat.
Komentar
Posting Komentar