Markus 16:1-8 "Kebangkitan Yesus" // MTPJ GMIM 17-23 April 2022 "Jadilah Pewarta Kebangkitan // PASKAH

Markus 16:1-8 "Kebangkitan Yesus"

16:1 Setelah lewat hari Sabat, Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah p  untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus. 16:2 Dan pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu, setelah matahari terbit, pergilah mereka ke kubur. 16:3 Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Siapa yang akan menggulingkan batu itu bagi kita dari pintu kubur? q " 16:4 Tetapi ketika mereka melihat dari dekat, tampaklah, batu yang memang sangat besar itu sudah terguling. 16:5 Lalu mereka masuk ke dalam kubur dan mereka melihat seorang muda yang memakai jubah putih r  duduk di sebelah kanan. Merekapun sangat terkejut, 16:6 tetapi orang muda itu berkata kepada mereka: "Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, s  yang disalibkan itu. Ia telah bangkit 1 . Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia. 16:7 Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus: Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia, t  seperti yang sudah dikatakan-Nya kepada kamu. u " 16:8 Lalu mereka keluar dan lari meninggalkan kubur itu, sebab gentar dan dahsyat menimpa mereka. Mereka tidak mengatakan apa-apa kepada siapapun juga karena takut. Dengan singkat mereka sampaikan semua pesan itu kepada Petrus dan teman-temannya. Sesudah itu Yesus sendiri dengan perantaraan murid-murid-Nya memberitakan dari Timur ke Barat berita yang kudus dan tak terbinasakan tentang keselamatan yang kekal itu. 

 

 Renungan....

Tradisi di masa Yesus yakni di sekitar tahun 30an Masehi kental dengan Sistem patriakhal di mana laki-laki lebih mendominasi. Jika orang Yahudi ditanya berapa anak mereka, maka yang akan dihitung hanyalah anak laki-laki, bahkan dalam doa harian yang diajarkan mereka bersyukur tidak terlahir sebagai perempuan. Hal ini jelas memperkenalkan bahwa tradisi di masa  itu sangat tidak memperhitungkan kaum perempuan.

Akan tetapi dalam Markus 16:1-8 penulis Injil Markus justru menonjolkan kaum perempuan sebagai saksi serta pewarta pertama tentang kebangkitan Yesus. Markus jelas menunjukkan betapa Allah bisa memakai siapa saja menjadi hamba-Nya yang mewartakan keselamatan kepada dunia ini.

Ada tiga tokoh perempuan yang diangkat dalam kisah ini yakni: Maria Magdalena, Maria Ibu Yakobus dan Salome. Ketiga perempuan ini adalah pengikut Yesus. Kisah ini menceritakan tentang waktu sesudah Yesus disalibkan, mati dan dikuburkan.

Dalam ayat 1 disebutkan “Setelah lewat hari sabat”, berarti kembali lagi ke hari pertama yakni hari minggu. Perhitungan hari menurut kalender Yahudi adalah di mulai pada petang hari di mana ketika Allah menciptakan segala sesuatu diucapkan jadilah petang dan jadilah pagi. Itu berarti hari lewat Sabat menunjukkan pada malam minggu atau biasa kita kenal Sabtu malam.

  1. Yom Rishon – יום ראשון (disingkat יום א׳), artinya "hari pertama" [seiring dengan hari Minggu] (dimulai dari saat matahari terbenam hari Sabtunya)
  2. Yom Sheni – יום שני (disingkat יום ב׳) artinya "hari kedua" [seiring dengan hari Senin]
  3. Yom Shlishi – יום שלישי (disingkat יום ג׳) artinya "hari ketiga" [seiring dengan hari Selasa]
  4. Yom Reviʻi – יום רביעי (disingkat יום ד׳) artinya "hari keempat" [seiring dengan hari Rabu]
  5. Yom Chamishi – יום חמישי (disingkat יום ה׳) artinya "hari kelima" [seiring dengan hari Kamis]
  6. Yom Shishi – יום ששי (disingkat יום ו׳) artinya "hari keenam" [seiring dengan hari Jumat]
  7. Yom Shabbat – יום שבת (disingkat יום ש׳), atau lebih sering disebut "Sabat" – שבת = "hari perhentian Sabat" [seiring dengan hari Sabtu].

 

Di Sabtu malam itu Maria Magdalena, Maria Ibu Yakobus menggunakan kesempatan untuk membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus. Ini merupakan suatu tradisi orang Yahudi untuk mengawetkan jenasah orang yang mereka kasihi. Padahal dalam Yohanes 19:39 disebutkan bahwa seorang bernama Nikodemus membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu kira-kira lima puluh kati beratnya setara dengan 500 gram beratnya. Tetapi ketiganya berusaha membeli rempah-rempah menunjukkan betapa kasih mereka terhadap Yesus begitu besar dan hal ini dilakukan setelah Sabat karena hukum Yahudi yaitu tidak boleh ada kegiatan jula beli di hari sabat.

Jadi, perlu kita tekankan bahwa tujuan mereka pergi ke kubur adalah untuk mengawetkan jenasah Yesus, bukan untuk melihat kebangkitan Yesus.

Dalam ayat kedua disebutkan “pagi-pagi benar hari pertama minggu itu, setelah matahari terbit pergilah mereka ke kubur”. Matius 28:1 mencatat bahwa momen itu terjadi pada saat “menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu”, sementara Yohanes 20:1 mencatat “pagi-pagi benar saat hari masih gelap”. Janganlah kiranya kita melihat hal ini sebagai hal yang bersifat kontradiksi, tapi marilah kita melihat tujuan yang sama bahwa mereka pergi ke kubur di hari pertama minggu itu untuk meminyaki Yesus.

Ayat tiga menyebutkan bahwa mereka kebingungan tentang siapa yang akan menggulingkan batu dari pintu kubur. Hal ini merupakan suatu hal yang wajar karena tidak ada laki-laki yang turut bersama dengan mereka untuk menggulingkan batu tersebut. Tetapi juga seharusnya hal ini telah diperhatikan oleh ketiganya sebelum mereka berangkat ke kubur Yesus, mereka seharusnya mempertimbangkan siapa yang akan menggulingkan batu tersebut dan bagaimana cara meminta izin kepada para serdadu yang ditugaskan menjaga kubur Yesus. Persoalan mereka ialahj bagaimana menggulingkan batu dari pintu kubur itu, padahal sebenarnya hal pertama yang harus dibuka ialah kebutaan mereka untuk mengingat bahwa Yesus akan bangkit di hari ketiga.

Ayat 4 disebutkan “mereka mendapati batu besar yang menutupi kubur itu sudah terguling”. Dalam Matius 28:2 menceritakan bahwa di hari itu ada gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat TUHAN turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkan batu itu bahkan duduk di atasnya. Markus tidak menceritakan adanya prajurit yang menjaga tempat itu padahal seharusnya para prajurit menjaga kubur Yesus sebagaimana yang diceritakan oleh Matius. Akan tetapi memang dalam Matius dikisahkan bahwa para prajurit ketakutan melihat malaikat yang datang ke kubur itu, jadi jika Markus tidak menceritakan tentang prajurit, hal ini bisa saja terjadi bahwa para prajurit telah lari terlebih dahulu karena ketakutan.

Ayat 5 “mereka masuk ke dalam dan mendapati seorang muda memakai jubah putih dan duduk di sebelah kanan”. Markus satu-satunya penulis Injil yang menuliskan kriteria bahwa ada seorang muda yang terlibat dalam kesaksian Yesus bangkit. Jika biasanya kaum Yahudi lebih menghargai para tua-tua sebagai tokoh agamawi, maka dalam ayat ini mengangkat tentang kaum milenial yang dipakai sebagai saksi. Meskipun dalam Injil Matius lebih menunjukkan bahwa orang tersebut adalah malaikat TUHAN.

Ayat 6 menceritakan berita mula-mula yang mewartakan kebangkitan Yesus. Jika dibandingkan dengan kisah seorang muda di Nain dan Lazarus yang dibangkitkan Yesus, tubuh anak mudan dan Lazur situ ada di tempat di mana mereka dibaringkan, tetapi tubuh Yesus yang bangkit dari kematian justru tidak ada di tempat di mana ia dikuburkan. Perkataan anak muda “Jangan takut” merupakan suatu penegasan yang kiranya dapat menggugah iman mereka yang terkejut melihat semuanya itu, bahwa sesungguhnya Yesus telah bangkit dari kematian.

Ayat 7 menjawab mengapa Yesus yang bangkit dari kematian tidak berada di tempat tersebut. Dalam catatan Markus 14:28 Yesus berfirman “Sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea”. Anak muda tersebut bahkan memberi perintah kepada para perempuan tersebut “pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus ….” Menjadikan para perempuan tersebut sebagai “pewarta kebangkitan Yesus”. Petrus disebutkan dalam ayat ini untuk dikabarkan berita tentang Yesus, mengapa? Jika dilihat dari akhir kisah Petrus saat Yesus disalibkan, Petrus justru menyangkal Yesus, tetapi berita kebangkitan Yesus adalah berita keselamatan penerimaan orang-orang berdosa yang mau bertobat, oleh karena itu berita ini juga harus disampaikan kepada Petrus yang menyesali dosanya karena menyangkal Yesus.

Dalam ayat 8 dikisahkan bahwa ketiganya keluar meninggalkan kubur itu sebab gentar dan dahsyat menimpa mereka. Kata gentar diterjemahkan dari kata “tromon” yakni gemetar, dan kata dahsyat dari kata “ekstasin” yang berarti tercengang atau takjub atas kuasa ilahi. King James Version menterjemahkannya dengan kata “for they trembled and were amazed” (karena mereka gemetar dan takjub).

Selama dalam perjalanan mereka tidak menceritakan apa-apa kepada siapa pun juga karena takut.

Markus mengangkat kisah ini untuk menguatkan orang percaya di abad pertama bahwa Yesus yang mereka Imani sungguh-sungguh bangkit, dan kebangkitan-Nya memberi pengharapan supaya “Jangan takut”. Disadari memang kehidupan orang percaya yang tertindas karena iman dan segala bentuk penganiayaan pemerintahan kaisar Romawi membuat mereka hidup dengan penuh ketakutan.

Yesus memang mati dan dikuburkan, tapi hal ini tidak berlangsung selamanya, sebab justru kebangkitan Yesus membuktikan bahwa maut telah dikalahkan oleh kuasa kasih-Nya terhadap dunia ini, dan ini harus disebarkan oleh setiap orang percaya apakah dia laki-laki atau perempuan, tua atau pun muda.

Saudaraku, bagaimanakah kita dapat membuktikan bahwa Yesus benar-benar bangkit dalam iman kita? Terkadang kekhawatiran dan ketakutan akan segala masalah yang terjadi menjadi seperti batu besar yang menutup iman kita untuk percaya terhadap segala ucapan dan janji yang disampaikan-Nya. Batu besar itu bisa berupa kebutuhan hidup sehari-hari, atau pun rasa cinta terhadap pasangan melebihi kasih terhadap Allah, bisa berupa pekerjaan dan lain sebagainya.

Apa yang bisa kita pelajari dari ketiga tokoh perempuan yang diangkat oleh Markus?

1.       Kesalehan mereka mengikut Yesus tetap mereka pertahankan manakalah murid-murid Yesus lari meninggalkan Yesus, rasa bakti mereka yang kuat membawa mereka untuk meminyaki Yesus.

2.       Kaum perempuan yang tidak diperhitungkan di kalangan umat Yahudi justru dipakai oleh TUHAN menjadi saksi pertama kebangkitan Yesus Kristus. Itu berarti Allah tidak memandang bulu siapa saja yang akan dipakai oleh-Nya.

Kebangkitan Yesus melampaui segala harapan yang ada. Jika para perempuan tersebut berharap dapat meminyaki Yesus, tapi justru harapan itu terjawab dengan bangkit dari kematian. Orang Kristen Yahudi terus merayakan Paskah Yahudi, namun mereka tidak lagi mengorbankan domba Paskah karena Kristus dianggap sebagai korban Paskah yang sejati.

Prosesi Paskah di berbagai daerah dilaksanakan berbeda-beda, tetapi semua tujuannya adalah suatu kebahagiaan karena Kristus telah bangkit dan memberi keselamatan bagi dunia ini. Jika kita percaya bahwa kebangkitan Yesus adalah momen di mana terjadi keselamatan besar bagi dunia ini, maka kita sebagai pengikut-Nya harus menlanjutkan warta itu dalam sikap hidup kita setiap waktu.

TUHAN YESUS memberkati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lukas 17:11-19 "Kesepuluh Orang Kusta" Renungan GMIM Edisi 4 - 10 Juli 2021

Renungan Roma 2:1-16

Matius 16:13-20 "Pengakuan Petrus" // MTPJ GMIM 26 September - 2 Oktober 2021 // Khotbah GMIM // Renungan Kristen