1 Raja-Raja 19:8-19 "ALLAH Menyatakan Diri Di Gunung Horeb" // MTPJ GMIM 1-7 Mei 2022 Tema: Pelayanan Yang Berfokus Pada TUHAN

 

1 Raja-Raja 19:9-18         “Allah menyatakan diri di gunung Horeb”

Tema: Pelayanan Yang Berfokus Pada TUHAN

19:9Di sana masuklah ia ke dalam sebuah gua dan bermalam di situ. Maka firman TUHAN datang kepadanya, demikian: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?"

19:10Jawabnya: "Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku."

19:11Lalu firman-Nya: "Keluarlah dan berdiri di atas gunung itu di hadapan TUHAN!" Maka TUHAN lalu! Angin besar dan kuat, yang membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu, mendahului TUHAN. Tetapi tidak ada TUHAN dalam angin itu. Dan sesudah angin itu datanglah gempa. Tetapi tidak ada TUHAN dalam gempa itu.

19:12Dan sesudah gempa itu datanglah api. Tetapi tidak ada TUHAN dalam api itu. Dan sesudah api itu datanglah bunyi angin sepoi-sepoi basa.

19:13Segera sesudah Elia mendengarnya, ia menyelubungi mukanya dengan jubahnya, lalu pergi ke luar dan berdiri di pintu gua itu. Maka datanglah suara kepadanya yang berbunyi: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?"

19:14Jawabnya: "Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup, dan mereka ingin mencabut nyawaku."

19:15Firman TUHAN kepadanya: "Pergilah, kembalilah ke jalanmu, melalui padang gurun ke Damsyik, dan setelah engkau sampai, engkau harus mengurapi Hazael menjadi raja atas Aram.

19:16Juga Yehu, cucu Nimsi, haruslah kauurapi menjadi raja atas Israel, dan Elisa bin Safat, dari Abel-Mehola, harus kauurapi menjadi nabi menggantikan engkau.

19:17Maka siapa yang terluput dari pedang Hazael akan dibunuh oleh Yehu; dan siapa yang terluput dari pedang Yehu akan dibunuh oleh Elisa.

19:18Tetapi Aku akan meninggalkan tujuh ribu orang di Israel, yakni semua orang yang tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak mencium dia."

 

RENUNGAN…

Saudaraku, pernahkan kita merasa gagal melayani karena orang atau jemaat yang mendengar Firman yang disampaikan melalui mulut kita justru tidak mengalami pertobatan? Bahkan kita justru dibenci karena menyampaikan Firman dalam kebenaran?

Elia juga mengalami hal yang sama, Elia merasa gagal dalam pelayanan kemudian melarikan diri. Tapi apa solusi yang terbaik? Mari belajar dari Kisah di mana Allah menyatakan diri kepada Elia di gunung Horeb kepada Elia.

...

Para ahli percaya bahwa Kitab Raja-raja ditulis untuk memberikan penjelasan teologis mengenai kehancuran Kerajaan Yehuda oleh Babilonia (Babel) sekitar tahun 586 SM dan untuk mengokohkan alasan untuk kembali dari pembuangan ke Babilonia. Kitab Raja-raja (1 Raja-Raja dan 2 Raja-Raja) yang terdapat dalam Tanakh memuat pandangan Alkitab terhadap sejarah bangsa Israel sejak kisah hari tua dan kematian Daud sampai kepada pelepasan keturunannya, raja Yoyakhin dari penjara di Babel, meliputi periode sekitar 400 tahun (960-560 SM). Para ahli cenderung membagi kitab ini menjadi tiga edisi, yaitu edisi pertama dari akhir abad ke-7 SM serta edisi kedua dan terakhir dari pertengahan abad ke-6 SM.

Kitab 1 Raja-Raja merupakan lanjutan dari Kitab-Kitab Samuel, yang berisi tentang sejarah pemerintahan raja-raja Israel. Tetapi yang tidak kalah penting juga ialah peran nabi-nabi TUHAN yang digambarkan sebagai juru bicara Allah yang berani memperingatkan raja dan bangsa Israel untuk tidak meremehkan perintah-perintah Allah. Nabi yang paling menonjol ialah nabi Elia.

Nama Elia berarti TUHANlah ALLAHku. Elia adalah seorang nabi di Kerajaan Israel Utara yang beribukotakan Samaria pada zaman pemerintahan raja Ahab, Ahazia dan Yoram pada sekitar abad ke 9 SM. 1 Raja-raja 17:1 mencatat bahwa Elia berasal dari Tisbe, Tisbe-Gilead.

Secara khususnya dalam pasal 19:8-19, teks ini tidak dapat dipisahkan dari teks sebelum dan sesudahnya. Dalam pasal 17 memperkenalkan Elia yang tampil menentang Ahab raja Israel yang menyembah berhala. Pasal 18 menceritakan bagaimana Elia dipakai TUHAN untuk mengalahkan nabi-nabi baal yang berjumlah 450 orang dan kemudian menyembelih mereka. Kemudian dalam pasal 19:1-8 menceritakan Ahab raja Israel itu memberitahukan kepada Izebel, isterinya yang juga penyembah berhala tentang apa yang dilakukan Elia. Kesalahan Ahab dalam hal ini ialah Ahab menceritakan segala perbuatan Elia, bukan perbuatan TUHAN ALLAH. Disini Ahab dan Izebel fokus kepada Elia bukan kepada TUHAN ALLAH. Mendengar hal yang telah dilakukan Elia, maka Izebel bukannya takut tapi justru berikhtiar untuk membunuh Elia (Catatan: Hal yang sama mungkin sering terjadi di sekitar kita di masa kini, bahwa terkadang kita fokus untuk membicarakan perbuatan orang lain dari pada menceritakan perbuatan TUHAN, sehingga kadang orang hanya akan mencari sosok orang tersebut dari pada mencari TUHAN).

Ketika Elia mengetahui hal tersebut, Elia justru takut dan melarikan diri sampai ke Bersyeba daerah Yehuda atau Kerajaan Israel Selatan, bahkan ia masuk ke padang gurun (Catatan: Kita bisa membayangkan betapa luar biasa takutnya Elia saat itu, sehingga dari Israel Utara ia melarikan diri sampai ke daerah Israel Selatan).

Dalam masa pelariannya Elia sempat mengutarakan kalimat: “Cukuplah ini! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku tidak ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku” (19:4). Kata-kata ini merupakan kata-kata seorang yang sedang berputus asa, bahkan ada yang menyebutnya sebagai bentuk depresi Elia karena melihat bahwa apa yang terjadi antara Elia dan 450 nabi baal tidak menghasilkan pertobatan raja Ahab dan isterinya, tetapi justru Elia menuai kecaman. Dan perkataan “aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku” menunjukkan Elia merasa dirinya adalah seorang nabi yang tidak berhasil dalam menjalankan misi pelayanan tersebut. Tetapi oleh kemurahan TUHAN, di Padang Gurun tersebut TUHAN ALLAH memberi makan Elia melalui malaikat-Nya hingga Elia memperoleh kekuatan bahkan dimampukan untuk berjalan 40 hari 40 malam hingga tiba di gunung Horeb atau disebut juga Gunung Sinai atau Gunung Allah. Mengapa disebut Gunung Allah? Sebab di tempat itulah TUHAN ALLAH menyatakan 10 hukum TUHAN melalui Musa.

Ketika Elia tiba di Gunung TUHAN, ia masuk ke dalam goa dan bermalam di situ. TUHAN bertanya kepadanya: “Apakah kerjamu di sini Elia?”. Apa maksud pertanyaan TUHAN? Apakah TUHAN tidak mengenal Elia dan segala yang dikerjakan Elia?

Terhadap pertanyaan tersebut, Elia justru memberi jawaban seakan-akan ia telah memberi jasa yang besar bagi TUHAN dan kini ia sendirian bahkan nyawanya terancam bahaya. (Catatan: Jawaban ini mungkin juga kadang menjadi jawaban kita terhadap panggilan TUHAN ALLAH, ketika kita merasa telah memberi yang terbaik kepada TUHAN kita justru mengalami kekecewaan dan ketakutan, maka kita akan menyebutkan segala perbuatan baik kita terhadap TUHAN ALLAH, seperti ungkapan dalam Matius 7:22 “Pada hari terakhir banyak orang yang akan berseru kepada-Ku: TUHAN, TUHAN, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?”).

Respon TUHAN ALLAH terhadap perkataan Elia ialah “Keluarlah dan berdirilah di atas gunung itu di hadapan TUHAN!” Sesudah itu ada beberapa fenomena alam yang diperlihatkan TUHAN kepada Elia:

1.      Angin besar yang kuat, yang membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu, mendahului TUHAN tetapi tidak ada TUHAN di dalamnya.

2.      Gempa, tetapi tidak ada TUHAN dalam gempa tersebut.

3.      Api. Tetapi tidak ada TUHAN dalam api tersebut.

Dari semua fenomena alam yakni angin besar, gempa dan api yang merupakan fenomena alam yang menakutkan TUHAN ALLAH justru tidak ada di dalamnya. Pada akhirnya ketika mendengar angin sepoi-sepoi maka Elia keluar dengan menyelubungi mukanya dengan jubahnya. Hal ini menunjukkan sekalipun sikap Elia dalam hal ini adalah salah, tetapi TUHAN ALLAH tidak menjumpainya dalam angin besar, gempa dan api yang merupakan symbol penghukuman, tetapi justru ALLAH menjumpai dalam angin sepoi-sepoi sebagai symbol kelembutan dan kasih Allah.

Kemudian pertanyaan kedua yang sama dengan pertanyaan yang pertama Kembali disampaikan TUHAN ALLAH kepada Elia: “Apakah pekerjaanmu di sini, hai Elia?”. Pertanyaan ini adalah sebuah bentuk koreksi terhadap Elia untuk mengenal jati dirinya sebagai hamba ALLAH. (Catatan: Pertanyaan ini mengingatkan kita akan pertanyaan Yesus yang IA sampaikan kepada Petrus dalam Yohanes 21:16 “ Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?”).

Perintah TUHAN dalam ayat 15 “Pergilah, kembalilah ke jalanmu … “ menunjukkan ALLAH tidak memerintahkan Elia untuk mundur atau menyingkir dari pelayanan karena sikapnya, tetapi ALLAH justru memerintahkan Elia untuk kembali pada misi keselamatan yang disiapkan TUHAN ALLAH. Elia diperintahkan untuk mengurapi Hazael menjadi raja Aram, Yehu menjadi raja atas Israel dan Elisa menjadi nabi menggantikan Elia. Bahkan TUHAN ALLAH memberi penghiburan kepada Elia bahwa sesungguhnya TUHAN ALLAH akan meninggalkan 7000 orang di Israel yang tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak mencium dia. Memang merupakan suatu kebiasaan para penyembah Baal untuk mencium patung sesembahannya.

BENANG MERAH DENGAN PERJANJIAN BARU

Dalam Roma 11:3-4 Paulus mengutip perkataan Elia terhadap TUHAN ALLAH yang menyebut bahwa nabi-nabi TUHAN telah dibunuh, mezbah TUHAN telah diruntuhkan dan tinggal Elia seorang diri yang tertinggal, tetapi jawaban TUHAN ialah TUHAN masih meninggalkan 7000 orang bagi-Nya. Paulus memandang hal ini sebagai bentuk kasih karunia ALLAH yang menyelamatkan dan melindungi kaum Israel.

MAKNA TEOLOGIS TEKS 1 RAJA-RAJA 19-8-19

1.      Firman TUHAN tidak selalu diterima dengan baik oleh orang lain, bahkan justru kadang menimbulkan kebencian dari orang yang mendengar Firman terhadap orang yang menyampaikan Firman TUHAN. Hal ini bisa membuat seorang hamba terkadang merasa kecewa, putus asa bahkan depresi ketika perbuatan benar yang ia lakukan tidak diterima dengan baik oleh orang lain, bahkan kadang merasa gagal sehingga tidak mau lagi melanjutkan tanggung jawab pelayanan. Tapi kisah ini mengingatkan pada setiap hamba TUHAN untuk tetap setia mengerjakan tanggung jawab pelayanan dan biarkan TUHAN yang menyempurnakannya seperti perkataan “kerjakan bagianmu dan selebihnya serahkanlah kepada TUHAN”.

2.      Melarikan diri dari pelayanan bukanlah solusi yang tepat ketika terjadi masalah dalam pelayanan, tetapi kembali dan menghadapi masalah bersama TUHAN itulah yang harus dilakukan orang percaya ketika TUHAN masih memberikan kesempatan untuk melayani.

3.      TUHAN ALLAH sudah berjanji “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” (Ibrani 13:5c). Hal ini mengingatkan kita, saat kita melayani mari kita fokus kepada TUHAN ALLAH, bukan kepada apa yang akan kita dapatkan atau rasakan dari pelayanan tersebut.

Ingatkah kita, akan perkataan Yesus dalam Yohanes 15:16 “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu”.

Dalam melayani kita mungkin akan merasa sendirian dan ditinggalkan, tapi sesungguhnya kasih karunia TUHAN ALLAH begitu besar dalam hidup kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lukas 17:11-19 "Kesepuluh Orang Kusta" Renungan GMIM Edisi 4 - 10 Juli 2021

Renungan Roma 2:1-16

Matius 16:13-20 "Pengakuan Petrus" // MTPJ GMIM 26 September - 2 Oktober 2021 // Khotbah GMIM // Renungan Kristen