1 Tesalonika 1:1-10 "Buah Pemberitaan Paulus" // MTPJ GMIM 24-30 APRIL 2022 BERITA INJIL ADALAH SEBUAH KEPASTIAN YANG KOKOH

 

1 Tesalonika 1:1-10

Dari Paulus, Silwanus dan Timotius kepada jemaat orang-orang Tesalonika yang di dalam Allah Bapa dan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu. Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami. Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita. Dan kami tahu, hai saudara-saudara yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu. Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Memang kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu. Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman itu dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus, sehingga kamu telah menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya. Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak usah mengatakan apa-apa tentang hal itu. Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar, dan untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari sorga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.

 

Ayat 1 merupakan pengantar pengenalan Paulus sebagai penulis bersama Silwanus dan Timotius.

Siapa Paulus, Silwanus dan Timotius?

Paulus adalah rasul ALLAH yang dahulunya merupakan penganiaya Kristen tetapi kemudian menjadi pengikut TUHAN bahkan disebut sebagai orang yang rela mati demi Kristus atau martir Kristus.

Siwanus atau Silas merupakan salah satu yang dipilih untuk bersama-sama dengan Paulus dalam pelayanan Injil (Kisah Para Rasul 15:22-34).

Timotius adalah seorang murid Paulus yang menyertai Paulus dalam misi perjalanan pemberitaan Injil (Kisah 16).

Tujuan atau alamat surat ialah kepada orang-orang Tesalonika di dalam TUHAN YESUS KRISTUS. Kota Tesalonika merupakan kota terpenting di wilayah Makedonia bahkan merupakan ibukota Makedonia wilayah Kekaisaran Romawi. Surat kepada Tesalonika merupakan Kitab pertama yang ditulis oleh Rasul Paulus.

Dalam Kisah Para Rasul 17:1-9 Paulus dan Silas mengadakan pelayanan Injil hingga tiba di Tesalonika di mana terdapat rumah Ibadat orang Yahudi. Disebutkan bahwa mereka  membicarakan bagian-bagian Kitab Suci selama 3 hari Sabat berturut-turut, mereka memberitakan Injil bukan hanya kepada orang-orang Yahudi tetapi juga kepada orang-orang Yunani, oleh karena itu ada saja orang-orang Yahudi yang menjadi iri hati dan membuat keributan agar Paulus dan Silas di bawa ke sidang rakyat namun mereka justru tidak menemukan keduanya sebab keduanya telah pergi ke daerah Berea. Tetapi karena mereka terus dikejar oleh orang-orang tersebut maka Paulus melanjutkan perjalanannya di Atena sementara Silas dan Timotius tetap tinggal di daerah tersebut.

Dalam ayat 2 dan 3 Paulus menyebut bahwa mereka mengucap syukur kepada Allah dan menyebut mereka yakni orang-orang Tesalonika dalam doa oleh karena 3 hal yakni: pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapan kepada TUHAN. 3 hal yang ditekankan oleh Paulus yakni iman, kasih dan pengharapan. Iman dari kata Yunani “Pisteuoo” atau keyakinan merupakan dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Sementara kasih dari kata Yunani “Agaphe” merupakan sebuah kata yang jarang digunakan pada masa Paulus tapi kemudian berkembang menjadi ciri khas kekristenan di mana salah satu sifat Allah ialah kasih. Dan kemudian pengharapan kata Yunani yang digunakan ialah “elpidon” yang merupakan dambaan atau kerinduan yang ingin dicapai dan karena itulah orang percaya bertekun untuk menantikannya.

Ayat 4 Paulus meyakini serta meyakinkan jemaat Tesalonika bahwa TUHAN sendirilah yang telah memilih jemaat Tesalonika. Kata memilih dari kata “eklogee” yang oleh King James Version menterjemahkan “election” yakni pemilihan di mana TUHAN sendiri berdaulat menentukan siapa yang dipilih-Nya seperti dalam Efesus 1:4 yang menyebut “Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan….. “.

Ayat 5 Paulus menyebut bahwa berita yang disampaikan oleh Paulus bersama teman-temannya kepada Jemaat Tesalonika terjadi karena kekuatan Roh Kudus. Di sini para pembaca dihentar untuk melihat betapa besar peran Roh Kudus yang tidak boleh diabaikan dalam mengabarkan Injil kebenaran. Dalam ayat 6 -7 menyebut dampak dari kerja Roh Kudus ialah: Jemaat Tesalonika tetap dapat menerima Firman TUHAN dengan sukacita sekalipun mengalami penindasan yang berat, bahkan Jemaat Tesalonika mampu menjadi teladan  untuk semua orang percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya.

Ayat 8-9 Paulus menyebut bahwa iman orang-orang di Tesalonika telah tersiar, bahkan untuk membuktikan iman mereka yang sungguh-sungguh maka mereka pun meninggalkan berhala-berhala sebab orang Tesalonika memang sangat terkenal dengan penyembahan terhadap berhala-berhala. Ini memunjukkan jemaat di Tesalonika bukan saja membuktikan dengan kata-kata iman mereka tapi juga melalui tindakan yang nyata dari iman mereka terhadap Allah.

Ayat 10 disebutkan pengharapan jemaat di Tesalonika dalam menantikan kedatangan Anak Allah dari Sorga. Kata menantikan digunakan kata Yunani “amamenein” yang bermakna menunggu dengan penuh harapan, atau memanti dengan sabar dan percaya diri.

Surat 1 Tesalonika 1:1-10 memiliki makna yang besar bagi pembaca pertama yakni orang-orang di Tesalonika itu sendiri. Dari Surat Paulus, Silwanus dan Timotius khususnya pasal 1:1-10 memberi makna bahwa:

1.      Pekerjaan Iman, usaha kasih dan ketekunan pengharapan merupakan tiga hal yang telah menjadi bagian hidup orang percaya di Tesalonika dan ketiga hal ini merupakan hal yang sangat penting untuk menunjukkan keyakinan, perbuatan yang nyata serta penantian yang tekun di dalam TUHAN.

2.      Jemaat di Tesalonika diingatkan bahwa TUHAN ALLAH sendirilah yang telah memilih jemaat Tesalonika atau ketentuan dan kedaulatan serta kasih-Nya yang besar.

3.      Peran Roh Kudus begitu besar bagi pemberita Injil dan juga bagi penerima Injil, yang akan memapukan pemberita Injil untuk tetap menyuarakan kebenaran sekalipun terancam, tetapi juga memampukan penerima Inji khususnya jemaat di Tesalonika untuk percaya dan mampu menjadi teladan terhadap banyak orang, bahkan mampu meninggalkan apa yang dahulunya menjadi kebanggaan mereka yakni berhala-berhala.

4.      Usaha menanti kedatangan Yesus kembali menjadi pengharapan yang kuat sebab berita Injil tentang Yesus Kristus yang bangkit dari antara orang mati adalah sebuat kepastian yang menyelamatkan.

Apa yang menjadi pesan Firman di masa kini?

Setiap orang percaya harus menjadi pemberita Injil baik itu dalam bentuk khotbah atau pun dalam keteladanan sikap sehari-hari. Namun persoalannya bagaimana kita mengerjakan dengan benar berita Firman itu terhadap banyak orang? Kesadaran diri kita bahwa TUHANlah yang memilih kita serta memohon kerja Roh Kudus untuk memampukan kita itulah yang akan menolong kita mengerjakan tanggung jawab iman. Banyak tantangan dalam melayani TUHAN, kerap kali setiap orang percaya hanya melayani di saat situasi dan kondisi yang menyenangkan, bahkan terkadang berita yang disampaikan adalah berita Injil yang hanya menyenangkan telinga atau menyenangkan pendengar. Tetapi dari cara hidup orang Tesalonika mengingatkan kita bahwa Injil harus tetap dipertahakan dalam situasi dan kondisi seperti apapun termasuk dalam masa penderitaan yang berat.

Tetapi juga dalam sikap hidup orang percaya di Tesalonika jelas mengingatkan kita orang percaya di masa kini, maukah kita meninggalkan berhala yang ada di diri kita untuk bersikap sebagaimana Firman TUHAN? Berhala dalam hal ini bukan hanya tentang sebuah patung sembahan, tetapi berhala dalam hal ini adalah apa yang menjadi kebanggaan yang tidak sesuai dengan Firman TUHAN.

Masa di mana kita masih merenungkan kebangkitan Yesus Kristus, juga merupakan masa di mana bangkit-Nya iman orang percaya untuk terus menanti dengan sabar dan bertekun akan waktu-Nya TUHAN. Orang yang menantikan Yesus tetapi tidak rela meninggalkan berhalanya maka ia tidak layak disebut sebagai pengikut Yesus.

TUHAN YESUS kiranya menolong kita sekalian. AMIN.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lukas 17:11-19 "Kesepuluh Orang Kusta" Renungan GMIM Edisi 4 - 10 Juli 2021

Renungan Roma 2:1-16

Matius 16:13-20 "Pengakuan Petrus" // MTPJ GMIM 26 September - 2 Oktober 2021 // Khotbah GMIM // Renungan Kristen