Kejadian 21:8-21 "Abraham Mengusir Hagar dan Ismael" // MTPJ GMIM 10 November - 16 November 2024

Abraham mengusir Hagar dan Ismael

21:8 Bertambah besarlah anak itu dan ia disapih, o  lalu Abraham mengadakan perjamuan besar pada hari Ishak disapih itu. 21:9 Pada waktu itu Sara melihat, bahwa anak yang dilahirkan Hagar, perempuan Mesir itu bagi Abraham, p  sedang main q  dengan Ishak, anaknya sendiri. 21:10 Berkatalah Sara kepada Abraham: "Usirlah hamba perempuan r  itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak. s 21:11 Hal ini sangat menyebalkan Abraham oleh karena anaknya t  itu. 21:12 Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: "Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut u  keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak. 21:13 Tetapi keturunan dari hambamu itu juga akan Kubuat menjadi suatu bangsa, v  karena iapun anakmu." 21:14 Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. w  Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi. Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba. x  21:15 Ketika air yang dikirbat itu habis, dibuangnyalah anak itu ke bawah semak-semak, 21:16 dan ia duduk agak jauh, kira-kira sepemanah jauhnya, sebab katanya: "Tidak tahan aku melihat anak itu mati." Sedang ia duduk di situ, menangislah y  ia dengan suara nyaring. 21:17 Allah mendengar 1  suara z  anak itu, lalu Malaikat Allah a  berseru dari langit b  kepada Hagar, kata-Nya kepadanya: "Apakah yang engkau susahkan, Hagar? Janganlah takut, c  sebab Allah telah mendengar suara anak itu dari tempat ia terbaring. 21:18 Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa d  yang besar." 21:19 Lalu Allah membuka mata e  Hagar, sehingga ia melihat sebuah sumur; f  ia pergi mengisi kirbatnya dengan air, kemudian diberinya anak itu minum. 21:20 Allah menyertai anak g  itu, sehingga ia bertambah besar; ia menetap di padang gurun dan menjadi seorang pemanah. 21:21 Maka tinggallah ia di padang gurun Paran, h  dan ibunya mengambil seorang isteri baginya i  dari tanah Mesir.

Kejadian 21:8-1       “Abraham Mengusir Hagar dan Ismael"

Ada ungkapan yang berkata “Tak akan ada asap jika tak ada api”, artinya tidak akan ada akibat jika tanpa sebab. Ungkapan ini mendahului asal muasal mengapa Hagar dan Ismael diusir. Terjemahan dalam Versi Alkitab Terjemahan Baru oleh Lembaga Alkitab Indonesia mencatat bahwa Ismael sedang bermain dengan Ishak dan kemudian Sara meminta Abraham untuk mengusir Ismael dan ibunya yakni Hagar. Sekilas nampaknya tidak ada yang salah terhadap Ismael, bukankah Ismael hanya sedang bermain dengan Ishak? Akan tetapi ternyata jika kita mengkaji lebih dalam sesungguhnya ”bermain” yang diterjemahkan dari kata ”tsachaq” bukan berarti hanya sekedar bermain tetapi lebih kepada arti ”mempermainkan / mengolok / menghina”. Seorang Ibu yang melihat anaknya sedang dihina tentu saja tidak akan tinggal diam, apalagi dengan status Sara sebagai seorang perempuan merdeka yakni sebagai isteri sah bukan sebagai hamba.

Melihat Sara yang meminta supaya Abraham mengusir Hagar dan Ismael janganlah dilihat berdasarkan budaya masa kini, melainkan hal ini harus dilihat dari sudut pandang budaya masa itu yakni budaya di Timur Kuno. Di masa tersebut seorang perempuan merdeka dapat mengambil seorang perempuan yang berstatus hambanya untuk dijadikan isteri atau gundik bagi suaminya, namun hal ini tidak merubah status perempuan merdeka tersebut sebab perempuan merdeka tersebut tetaplah berhak atas hambanya tersebut. Bahkan lebih dari itu jika perempuan hamba tersebut mengandung dan melahirkan anak maka anak tersebut juga dapat menjadi milik perempuan merdeka tersebut. Dalam ayat 10 Sara seakan mempersoalkan bahwa alasannya mengusir Ismael dan Hagar ialah karena Ismael tidak akan turut menjadi ”ahli waris”, sebab yang akan menjadi ahli waris adalah Ishak.

Jika kita melihat hal tersebut di masa kini maka kita akan merasa bahwa sesungguhnya tindakan tersebut tidaklah adil bagi seorang perempuan yang berstatus hamba, tapi di masa tersebut itu merupakan suatu hal yang wajar atau pantas dilakukan oleh seorang perempuan merdeka.

Lebih dari itu Galatia 4:24a menyebut bahwa ”Ini adalah suatu kiasan. Sebab kedua perempuan itu adalah dua ketentuan Allah”, maka sebagai orang percaya di masa kini yang membaca teks Kejadian 21:8-21 patutlah kita meyakini bahwa ada rancangan Allah yang sementara disiapkan baik bagi Sara dan Ishak, maupun bagi Hagar dan Ismael.

Bagi Abraham yang merupakan ayah dari Ishak dan Ismael hal ini membuat ia merasa sedih, tapi Abraham kemudian dikuatkan sesudah ia mendengarkan Firman Allah tentang kedua anaknya tersebut di masa depan. Hal ini sangat mengingatkan bahwa sesungguhnya ketika seseorang sementara dilema menghadapi sesuatu hal maka apa yang sepatutnya dilakukan orang tersebut ialah ”Dengarkan Firman Allah sebab oleh Firman Allah pasti akan ada petunjuk tentang apa yang patut dilakukan”.

Hagar dan Ismael dibekali sekirbat air dan roti dalam perjalanan mereka keluar dari tempat Abraham. Bekal tersebut ternyata tidaklah cukup bagi keduanya. Seorang ibu mungkin dapat bertahan menghadapi pergumulannya sendiri, tetapi seorang ibu tidak akan mampu jika melihat anaknya hidup dalam penderitaan. Dalam situasi yang tertekan oleh keadaan, Hagar mengambil tindakan membuang Ismael. Sikap Hagar ini juga dapat ditemukan di masa kini, ketika seseorang kehilangan arah dan tak mampu menemukan solusi, terkadang apa yang dilakukan ialah membuang atau membiarkan. Padahal sesungguhnya membiarkan suatu perkara sama saja dengan membuat masalah baru.

Akan tetapi dari kisah ini kita bisa melihat bagaimana pertolongan Tuhan bagi Hagar dan Ismael. Manusia bisa saja kehilangan akal untuk menghadapi persoalan, tapi Allah tidak pernah kehilangan cara untuk membuka jalan bagi orang yang mendengarkan Firman-Nya. Janji Allah kepada Abraham bahwa Ismael pun akan menjadi suatu bangsa, Tuhan Allah nyatakan melalui penyertaan dan pertolongannya terhadap Hagar dan Ismael sehingga mereka dapat tetap hidup.

Allah memerintahkan kepada Hagar untuk ”bangun, angkat anak itu dan bimbinglah dia”. Kata bimbinglah sebenarnya mengandung arti “peganglah dia / perbaiki dia”. Di sini Allah memerintahkan Hagar untuk tetap membawa Ismael turut dengannya dan harus bersama-sama dengan Ismael agar ia dapat dibimbing. Dan ternyata Hagar menuruti perintah Allah, bahkan Hagar mengerjakan tugasnya sampai tuntas, yakni sampai akhirnya Hagar mengambil isteri bagi Ismael. Sebab memang sudah menjadi suatu tradisi di Timur Kuno yang menganggap bahwa tugas orang tua akan selesai Ketika anaknya telah dinikahkan, dan mungkin anggapan ini juga berpengaruh sampai sekarang, bahwa banyak orang menganggap bahwa orangtua belum menyelesaikan tugasnya jika anaknya belum menikah. Beda dengan pandangan Barat, bahwa bahkan anak di usia 21 yang dianggap sudah bisa bekerja, maka tugas orangtua dianggap sudah selesai, mereka tidak akan begitu sibuk mempertanyakan apakah anaknya tersebut akan menikah atau tidak, yang penting ialah mereka sudah membesarkan anak tersebut.

 

Makna kisah ini mengingatkan setiap orang percaya ialah:

1.    Jangan membuat masalah jika tidak ingin menanggung akibatnya. Ada saja konsekuensi yang harus dibayar jika membuat suatu masalah. Banyak tafsiran yang mengatakan bahwa Sara mengusir Hagar dan Ismael karena dendam, padahal tidak ada satu pun referensi ayat yang mengatakan bahwa Sara dendam atau pun merasa tersaingi mengenai ahli waris terhadap Hagar dan Ismael. Justru dalam Kejadian 16:1-4 mencatat bahwa Hagar memandang rendah Sara, dan dalam Galatia juga menyebut bahwa keduanya dalam ketentuan Allah. Maka hal ini belum tentu dilakukan Sara karena rasa dendam, tetapi karena memang di masa itu Sara berhak untuk mengusir keduanya, apalagi ada sikap buruk yang dilakukan Hagar sebagai hamba terhadap Sara, dan Ismael terhadap Ishak.

2.    Marilah melihat keadaan Hagar sebagai bagian dari apa yang dipersiapkan Allah yang tujuannya bukan untuk membinasakan Hagar dan Ismael tetapi justru ada rancangan Allah yang mau dinyatakan di dalamnya.

3.    Ketika menghadapi masalah maka dengarkanlah Firman Tuhan, sebab setiap manusia pasti bisa menemui jalan buntu ketika menghadapi segala sesuatu tanpa Tuhan di dalamnya, tetapi oleh Firman Tuhan maka kita dapat menemukan jalan keluar.

4.    Anak sering menjadi korban atas ketidakmampuan orang tua dalam menghadapi masalah, membiarkan anak sepertinya menjadi suatu jalan keluar, tanpa disadari bahwa pada akhirnya membiarkan anak bukanlah solusi yang tepat. Kehabisan roti dan kehabisan air hanyalah beberapa masalah dari sekian banyaknya masalah yang dihadapi orangtua dalam membesarkan anak.

5.    Sebagai anak juga sudah sewajibnya dapat memahami kondisi orang tua, ada banyak anak yang hanya tau bahwa ”pokoknya kwa orangtua mo sadia tu roti deng air”, bahkan kalau di masa kini mungkin juga ada anak yang berpiki ”yang penting doi orangtua yang cari”. Segala sesuatu disediakan orangtua tanpa berpikir bagaimana orangtua menyiapkan semuanya itu, jangan-jangan semua itu disediakan dengan cucuran airmata, jangan-jangan orangtua juga sebenarnya sudah ada di jalan buntu untuk memenuhi kebutuhan anak-anak. Oleh karena itu sangat perlu bagi setiap anak untuk dapat memahami dan menghargai keadaan serta perjuangan orangtua. Sebab Tuhan juga sudah berfirman dalam Efesus 6:1”Hai anak-anak taatilah orangtuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian”.

TUHAN YESUS dimuliakan, amin!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lukas 17:11-19 "Kesepuluh Orang Kusta" Renungan GMIM Edisi 4 - 10 Juli 2021

Renungan Roma 2:1-16

Matius 16:13-20 "Pengakuan Petrus" // MTPJ GMIM 26 September - 2 Oktober 2021 // Khotbah GMIM // Renungan Kristen