Bilangan 8:5-22 "PENTAHBISAN ORANG LEWI" // Renungan GMIM 6-12 Februari 2022

 

BILANGAN 8:5-22 “PENTAHBISAN ORANG LEWI”

8:5        TUHAN berfirman kepada Musa:

8:6          "Ambillah orang Lewi dari tengah-tengah orang Israel dan tahirkanlah mereka.

8:7          Beginilah harus kaulakukan kepada mereka untuk mentahirkan mereka: percikkanlah kepada mereka air penghapus dosa, kemudian haruslah mereka mencukur seluruh tubuhnya dan mencuci pakaiannya dan dengan demikian mentahirkan dirinya.

8:8          Sesudah itu haruslah mereka mengambil seekor lembu jantan muda dengan korban sajiannya dari tepung yang terbaik, diolah dengan minyak, juga seekor lembu jantan muda yang lain haruslah kauambil untuk korban penghapus dosa.

8:9          Selanjutnya haruslah kausuruh orang Lewi mendekat ke depan Kemah Pertemuan, dan kaupanggil berkumpul segenap umat Israel.

8:10        Apabila engkau telah menyuruh orang Lewi mendekat ke hadapan TUHAN, maka haruslah orang Israel meletakkan tangannya atas orang Lewi itu,

8:11        dan Harun harus mengunjukkan orang Lewi itu sebagai persembahan unjukan dari antara orang Israel di hadapan TUHAN, dan demikianlah mereka diuntukkan melakukan pekerjaan jabatannya bagi TUHAN.

8:12        Setelah orang Lewi meletakkan tangannya atas kepala lembu-lembu jantan muda itu, maka haruslah yang seekor diolah sebagai korban penghapus dosa dan yang lain sebagai korban bakaran bagi TUHAN untuk mengadakan pendamaian bagi orang Lewi.

8:13        Maka haruslah engkau menghadapkan orang Lewi kepada Harun dengan anak-anaknya dan mengunjukkan mereka sebagai persembahan unjukan bagi TUHAN.

8:14        Demikianlah harus engkau mentahirkan mereka dari tengah-tengah orang Israel, supaya orang Lewi itu menjadi kepunyaan-Ku.

8:15        Barulah sesudah itu orang Lewi boleh masuk untuk melakukan pekerjaan jabatannya pada Kemah Pertemuan, sesudah engkau mentahirkan mereka dan mengunjukkan mereka sebagai persembahan unjukan.

8:16        Sebab mereka harus diserahkan dengan sepenuhnya kepada-Ku dari tengah-tengah orang Israel; ganti semua yang terdahulu lahir dari kandungan, yakni semua anak sulung yang ada pada orang Israel, telah Kuambil mereka bagi-Ku.

8:17        Sebab semua anak sulung yang ada pada orang Israel, baik dari manusia maupun dari hewan, adalah kepunyaan-Ku; pada waktu Aku membunuh semua anak sulung di tanah Mesir, Aku telah menguduskan semuanya bagi-Ku.

8:18        Maka Aku mengambil orang Lewi ganti semua anak sulung yang ada pada orang Israel,

8:19        dan Aku menyerahkan orang Lewi dari tengah-tengah orang Israel sebagai pemberian kepada Harun dan anak-anaknya untuk melakukan segala pekerjaan jabatan bagi orang Israel di Kemah Pertemuan, dan untuk mengadakan pendamaian bagi orang Israel, supaya orang Israel jangan kena tulah apabila mereka mendekat ke tempat kudus."

8:20        Lalu Musa, Harun dan segenap umat Israel melakukan yang demikian kepada orang Lewi; tepat seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa mengenai orang Lewi, demikianlah dilakukan orang Israel kepada mereka.

8:21        Orang Lewi itu menghapus dosa dari dirinya dan mencuci pakaian mereka, kemudian Harun mengunjukkan mereka sebagai persembahan unjukan di hadapan TUHAN, dan mengadakan pendamaian bagi mereka sambil mentahirkan mereka.

8:22        Sesudah itu masuklah orang Lewi untuk melakukan pekerjaan jabatan mereka di Kemah Pertemuan, di bawah pengawasan Harun dan anak-anaknya. Seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa mengenai orang Lewi, demikianlah dilakukan kepada mereka.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

RENUNGAN

Melayani TUHAN adalah kerinduan setiap orang percaya. Tetapi yang menjadi persoalan ialah bagaimana seseorang mampu menjawab setiap proses untuk kemudian menjadi pelayan TUHAN.

-          Abraham mengikuti TUHAN memlalui proses yang cukup Panjang, yakni mengiyakan mengikuti TUHAN ke negeri yang tidak ia kenal, bahkan sampai hampir mempersembahkan anaknya sendiri.

-          Musa mengikuti TUHAN dengan meninggalkan zona nyamannya bersama keluarga untuk menolong umat Israel.

-          Paulus juga meninggalkan jabatan tugasnya demi untuk menjawab panggilan TUHAN.

Dari hal tersebut kita mendapat suatu gambaran bahwa untuk mengikut TUHAN semua butuh proses yang di dalamnya harus ada pengorbanan.

Maka dalam Bilangan 8:5-22 kita diajak untuk merenungkan tentang orang Lewi yang dipakai untuk melayani TUHAN. Ketika orang Lewi ditentukan TUHAN untuk melayani, itu bukan lagi sebuah pilihan tapi merupakan suatu kewajiban bagi orang Lewi. Meski orang Lewi telah ditentukan oleh TUHAN, mereka juga harus mengikuti setiap proses untuk menjadi layak dalam melayani TUHAN. Salah satu hal yang diangkat dalam Kitab Bilangan ialah bahwa Allah menunjukkan pemeliharaan-Nya atas umat-Nya.

Dalam Ayat 5 “TUHAN berfirman kepada Musa” menunjukkan bahwa setiap tindakan yang dilakukan oleh Musa semua berdasarkan atas perintah TUHAN.

Ayat 6 Orang Lewi adalah bagian dari salah satu suku Israel. Mereka dikhususkan untuk menjadi keturunan Imam.

Dalam terjemahan King James Version diartikan “and cleanse them” yang berarti “dan bersihkan mereka”. Dalam terjemahan baru Bahasa Indonesia oleh LAI menterjemahkan dengan kata tahirkan yang sama artinya dengan kata “bersih”. Secara khusus dalam teks ini Allah bermaksud membersihkan atau memurnikan kaum Lewi sebagai suku yang dikhususkan melayani dalam mempersembahkan korban.

Adapun cara untuk mentahirkan atau membersihkan atau memurnikan Kaum Lewi ialah:

-          Percikkanlah kepada mereka air penghapus dosa

-          Mencukur seluruh tubuh

-          Mencuci pakaian

Tindakan ini bertujuan agar orang Lewi bersih di hadapan TUHAN sehingga menjadi kudus dan layak di hadapan TUHAN. Oleh karena itu setiap orang yang ingin melayani TUHAN harus melalui tahapan “pengudusan” dan proses ini harus dilalui dengan tepat.

Ayat 8-15 pemurnian terhadap orang Israel selanjutnya dilakukan dengan cara mempersembahkan korban penghapus dosa yang menjadi aturan untuk mengadakan pendamaian khusus atas orang Lewi sehingga mereka menjadi layak untuk melakukan pekerjaan jabatan pada Kemah Pertemuan.

Ayat 16-22 Kaum Lewi sebenarnya dari garis keturunannya merupakan Kaum Keturunan Ketiga dari garis keturunan anak-anak Yakub, tetapi ketika Lewi ditahirkan menjadi Imam maka Lewi juga diangkat menjadi yang disulung di antara seluruh keturunan Israel. Menjadi yang sulung berarti benar-benar menjadi milik-Nya TUHAN. Ketika pembagian warisan bagi keturunan Israel, kaum Lewi sendiri tidak mendapatkan bagian tanah yang sama dengan saudara-saudara mereka, tetapi mereka memiliki keistimewaan sebagai yang sulung yang diperuntukkan melayani Tuhan, mengatur persembahan sesuai yang ditetapkan dalam Taurat dan menjadi imam di tengah-tengah bangsa Israel. Mereka hidup dari bagian khusus dari persembahan yang ditetapkan dan dari perpuluhan yang menjadi hak yang diperuntukkan bagi imam. Dalam sejarah Israel kaum Lewi merupakan tokoh yang sangat berperan membawa pembaharuan keagamaan dan pembentukan umat Israel seperti Musa dan Harun.

Dalam terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari persembahan ujukan diterjemahkan sebagai persembahan khusus. Roma 12:1 mencatat Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Dalam hal ini Paulus mengartikan  persembahan khusus itu adalah Ibadah yang sejati.

Secara khususnya orang-orang yang dipakai untuk menjalankan tugas tanggung jawab pelayanan. Di Gereja Masehi Injili di Minahasa, untuk menjadi seorang pendeta maka orang tersebut harus melalui beberapa tahapan. Orang tersebut harus lulus dari Pendidikan Teologi paling cepat 4 tahun, sesudah itu jika umurnya telah ada di usia 23 tahun maka ia bisa masuk dalam tes vikaris, tes ini bukan hanya bicara tentang pengetahuan tapi juga psikologi. Jika lolos maka ia harus mengikuti masa vikaris selama 2 tahun, di masa vikaris ini juga harus mengikuti beberapa tahapan pemuridan barulah jika lolos maka ia bisa diteguhkan sebagai seorang pendeta.

Tahapan-tahapan ini sangat memakan waktu, tenaga dan biaya, tapi lebih dari itu sesudah tahapan demi tahapan dapat diselesaikan, ketika seseorang menjadi pendeta, ujian sesungguhnya adalah ketika seseorang mengambil sumpah atau janji untuk melayani TUHAN.

Demikian hal yang sama dengan para pelayan khusus yang difungsikan untuk pekerjaan TUHAN yang diterjemahkan ke dalam pelayanan. Seorang pelayan dipilih setelah melalui tahapan bergumul dalam Roh Kudus, sebelum diteguhkan juga harus mengikuti katekisasi bahkan katekisasi bersama keluarga yang akan menopang dala kerja pelayanan.

Idealnya, berbicara tentang pelayanan bukan tentang sekedar jabatan pelayanan, tapi lebih kepada fungsi pelayanan. Tidak semua orang dipilih menjadi Pelayan Khusus, maka hargailah fungsi pelayanan itu baik sebagai diaken, penatua, guru agama dan pendeta. Bahkan setiap perangkat pelayanan yang ada dalam Gereja semua adalah anugerah untuk melayani, sebab setiap orang percaya adalah hamba Allah yang harus saling topang dalam pelayanan.

Pengudusan sebagai hamba TUHAN bukan hanya terjadi ketika menyampaikan janji untuk melayani, tapi pengudusan itu harus terjadi setiap saat sehingga pribadi kita benar-benar menjadi persembahan ujukan bagi TUHAN. Firman ini kiranya dapat membangun kesadaran dan karakter kita untuk memberikan hidup kita sebagai persembahan ujukan atau persembahan khusus bagi TUHAN. Terpujilah nama TUHAN. Amin.

Komentar

  1. Ijin Copas Pendeta...
    Buat Tambahan Perenungan... :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lukas 17:11-19 "Kesepuluh Orang Kusta" Renungan GMIM Edisi 4 - 10 Juli 2021

Renungan Roma 2:1-16

Matius 16:13-20 "Pengakuan Petrus" // MTPJ GMIM 26 September - 2 Oktober 2021 // Khotbah GMIM // Renungan Kristen