Mazmur 144:1-15 "Nyanyian Syukur Daud" Mtpj GMIM 4-12 Oktober 2025
"Berbahagialah bangsa yang Allahnya ialah Tuhan"
Pantun:
Pisang goreng di atas meja, makan bersama keluarga tercinta,
Pagi-pagi datang di Gereja, apakah anda berbahagia?
Jika kita berbahagia maka tunjukkanlah ekspresi iman yang antusias menyambut Firman.
Daud adalah seorang raja yang sangat dibanggakan oleh bangsa Israel oleh karena kemenangan di setiap peperangan yang dilalui oleh Daud. Bahkan 1 Samuel 18 para perempuan israel menyanyikan bahwa saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud mengalahkan berlaksa-laksa artinya berpuluh-puluh ribu.
Ada anggapan bahwa Mazmur ini ditulis ketika Daud dalam keberadaanya sebagai raja Israel telah mengalami kemenangan dalam peperangan.
Sangat menarik saat Pemazmur menyebut bahwa TUHAN Sang Gunung Batu yang mengajar tangannya untuk bertempur, dan jari-jarinya untuk berperang. Jika kita belajar masa muda Daud, ia bukanlah seorang yang ahli dalam berperang, melainkan ia adalah seorang gembala kambing domba dan seorang pemain kecapi, artinya tangan dan jari Daud tidak memiliki keahlian untuk mengalahkan musuh dalam peperangan. Tetapi Daud memuji Tuhan sebab ia mengakui bahwa Tuhanlah yang telah mengajarkannya sehingga apa yang dahulunya ia tidak bisa menjadi bisa.
Kata "mengajar" dari teks aslinya ialah "lamad", kata ini erat dengan huruf Ibrani yakni lamed, jika kita memperhatikan huruf Lamed maka kita akan melihat huruf tertinggi dalam abjad Ibrani yang melambangkan disiplin dan pelatihan. Ini sebenarnya menjelaskan bahwa Daud bukanlah sosok yang hebat karena Allah yang serta merta menjadikannya bisa, tetapi justru karena Allah disiplin dalam melatih Daud untuk menjadikannya menang dalam peperangan.
Namun dari sini kita belajar dari sikap Daud bahwa:
😇Ia mau memuji dan mengakui bahwa Tuhanlah yang membawa ia pada kemenangan bukan karena kehebatannya.
😇Tidak banyak orang yang mau mengakui akan pertolongan Tuhan, lebih banyak orang justru berpikir bahwa kemenangan yang dialami ialah karena perjuangan pribadi. Banyak orang mencari Tuhan saat dibutuhkan, tapi justru melupakan TUhan saat mengalami pemberkatan.
😇Peperangan Daud adalah peperangan melawan bangsa-bangsa, saat ini kita jug rasanya seperti merasakan bahwa perang dunia ketiga sudah ada di depan mata ketika banyaknya bangsa-bangsa yang mengalami peperangan sekalipun kita berharap peperangan antar bangsa akan segera berakhir.
😇Tapi paulus menyebut kepada jemaat di Efesus bahwa Efesus 6:12 (TB) karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. Kalau kita sekarang berperang terhadap apa? Kita justru berperang dengan jari-jari kita, dulu kita kenal istilah mulutmu harimaumu, nah sekarang jarimu cakarmu sendiri. Karena dengan jari-jari kita kita bisa menyebarkan ujaran kebencian melalui media sosial, bahkan mengumbar aib. Kalo mo cari anak ato paytua kaluar dari rumah ada ibu-ibu so malas mo cari kurang mo cari di status "ada yang lia qt pe anak ato qt pe paytua di mana? Kalo da lia bilang akang suruh pulang ato nda suruh tidor di luar". Artinya kita berperang dengan sifat dan keangkuhan kita sendiri, tapi belajar dari Daud cara untuk menyelesaikan peperangan itu ialah tunduk kepada Tuhan "rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, maka engkau akan ditinggikan-Nya pada waktu-Nya".
Ayat 3-4 Daud menyadari bahwa manusia adalah sama seperti angin yang hari-harinya seperti bayang-bayang yang lewat. Angin dalam bahasa Ibrani ada beberapa kata, ada yang disebut ruakh yang menunjuk kepada Roh, seperti ketika TUhan menghembuskan nafas itu disebut "Ruakh", namun dalam teks ini menggunakan kata "hebhel" yang makna mendalamnya ialah sifat hidup yang fana atau tidak kekal.
Daud seakan-akan mau mengatakan "Tuhan, manusia itu bukanlah sesuatu yang kekal, maka mengapa engkau memperhatikan ciptaan yang tidak kekal ini?". Di sini Daud dengan kesadaran penuh mengungkapkan bahwa dirinya bukanlah siapa-siapa tetapi TUhan sangat memikirkan manusia.
😇Ada banyak orang yang karena menganggap bahwa dirinya manusia biasa, dirinya lemah maka ia tidak bisa berbuat apa-apa, namun ingatlah FIrman TUhan hari ini yang mengingatkan kita bahwa kita memang bukan manusia hebat tapi kita punya TUhan yang hebat, maka jangan menggunakan kelemahan dan keterbatasan kita untuk tidak berbuah bagi TUhan sebab saat kita merasa kita bukan siapa-siapa sebenarnya ALLAH justru mau hidup kita bergantung bukan pada kekuatan kita, tapi pada kekuatan Allah. Oleh karena itu jangan meminta TUhan hanya memakai kita saat kita kuat, tapi minta TUhan juga pakai kita saat kita lemah "oh TUHAN pakailah hidupku, dan bahkan saat aku lemah". Percayalah pada pertolongan Tuhan.
Ayat 5-8 Daud meyakini bahwa Tuhan yang Ia andalkan adalah Tuhan juga yang berdaulat atas alam bahkan terhadap hal-hal uyang sepertinya tidak dapat dikenal oleh orang lain, yakni orang-oran burg yang suka menipu. Daud bahkan menekankan dengan ungkapan "tangan kanan dusta". Tangan kanan dalam budaya ibrani melambangkan kekuatan, otoritas dan kesetiaan. Tapi ketika disebutkan tangan kanan dusta maka ini mengandung makna orang yang mengadakan sumpah palsu atau memiliki niat buruk.
😇Dalam menghadapi niat buruk atau sumpah palsu orang lain, Daud menghadapinya dengan cara meminta pertolongan Tuhan. Pernahkah kita berada pada situasi yang sama seperti DAUD, kita merasa tertipu oleh orang yang kita sangat percayai, apakah itu rekan sekerja kita, atau jangan-jangan itu adalah kekasih hati kita bahkan suami atau isteri yang rela ingkar terhadap janji setianya? Jalan keluarnya adalah jangan balas dengan ingkar janji juga, tapi mintalah pertolongan TUhan.
😇Tapi berhati-hatilah jika justru didapati kita yang justru ingkar terhadap sumpah setia kita kepada Tuhan, kita mengucapkan dusta kepada sesama kita. Ingat salah satu hukum TUhan adalah "jangan berdusta". Hati-hatilah jika orang yang kita dustai kemudian menyampaikan keluhannya kepada TUhan, maka persoalan kita tidak lagi terhadap manusianya tetapi terhadap TUhan, sebab ingat apa yang kau ikat di dunia juga terikat di sorga.
Ayat 9-11 DAUD bertekad untuk menyanyikan nyanyian baru bagi Tuhan, dengan gambus sepuluh tali hendak bermazmur bagi Tuhan. Di sini DAUD menggunakan instrumen musik sebagai bagian dari memuji Allah. Ini juga jadi bagian intropeksi bagi kita saat menyanyi dan memainkan musik bagi Allah, sebab banyak didapati bahwa orang menyanyi dan memainkan musik bukan lagi tertuju kepada Allah melainkan tertuju kepada kepuasan hati sendiri.
😇Motivasi menyanyi dan memainkan musik adalah untuk memuliakan TUhan, oleh karena itu jangan abaikan persiapan diri ketika dipercayakan menjadi kantoria, memainkan musik bahkan dalam menyusun liturgi sekalipun, ingat bahwa "Allah bertakhta di atas puji-pujian".
Ayat 12-14 Daud tidak hanya memikirkan masa di mana ia hidup dan memimpin, namun ia juga memikirkan kehidupan keturunan selanjutnya atau generasi selanjutnya. Adalah penting bagi gereja untuk memperhatikan seperti apa masa depan generasi kita selanjutnya. Sebutan anak laki-laki seperti tanaman bermakna anak yang dewasa dan perkasa, sementara anak perempuan seperti tiang penjuru bermakna generasi yang kuat. Jika perempuan erat dengan kelemahan dan kecantikan, maka sebenarnya perempuan juga bisa menjadi makhluk yang kuat dan menghias diri bukan sekedar dengan kecantikan fisik, namun menjadi pribadi yang membawa persatuan, kemakmuran dan keindahan karena itu tidak heran jika kemudian perempuan disebut sebag ai "Tiang doa".
😇Oleh karena itu bagi anak-anak kita saat ini, bagi para muda-mudi ingatlah bahwa engkau ada di setiap doa orangtuamu. Harapan orangtuamu janganlah kau balas dengan sikap yang acuh tak tacuh tanpa penghormatan kepada orangtua.
Daud berharap bahwa Israel akan mengalami kesejahteraan bahkan terhadap ternak-ternak mereka.
Dari kesemuanya itu Daud menyebut bahwa bangsa yang berbahagia ialah bangsa yang Allahnya ialah Tuhan.
😇Banyak orang mengira bahwa hidup yang berbahagia adalah hidup yang aman-aman saja, hidup yang tercukupkan atau bahkan melimpah, padahal sesungguhnya hidupnya yang berbahagia "asher" bermakna diberkati adalah hidup yang pusat kehidupannya adalah Tuhan.
😇Berbahagialah jika hidupmu masih mendengar suara Tuhan, maka jangan abaikan suara itu, ingat bahwa mengakui Allah sebagai Tuhan harus dibarengi dengan penyerahan diri secara total kepada Allah Sang Pemilik hidup.
Pantun:
Kolom satu sampai kolom dua puluh lima, datang ibadah di rumah Tuhan
Komentar
Posting Komentar