Dear... to MySelf

Dalam keriapan air yang mengalir dengan teduh, kuucapkan salam kepada semua pembaca blog saya ini.
Kehidupanku yang bebas, indah dan ceria, kini seakan mulai terkikis dengan jauhnya orang-orang yang sungguh kukasihi dalam hidup ini.
6 bulan sudah saya hidup tanpa seorang yang memberi semangat kecuali kecuali keluarga saya. Namun sayangnya, sejak hampir 5 bulan yang lalu saya juga harus tinggal jauh dari keluarga saya. Terbesit tanya di hati, benarkah langkah yang saya ambil ini? Ada kerinduan dalam kalbu supaya kiranya aku dapat membahagiakan papa dan mama saya tanpa harus berada jauh dari mereka.
Sakit yang sering teralami setiap orang ialah ketika berada jauh dari orang-orang yang mereka kasihi, namun adalah lebih baik mengetahui dan merasakan bahwa sebenarnya mereka tidak jauh, sebab mereka selalu ada dalam setiap doaku. Betapa sayangnya aku kepada orang tua saya tidak dapat menyamai perasaan sayang mereka terhadap saya.
Saya sungguh bersyukur tinggal di tengah-tengah keluarga yang begitu mengasihi saya.
Saya tahu bahwa mereka mengerti perpisahan jarak yang harus kami alami.
Jika dahulu aku tinggal di antara begitu banyak dan segarnya pohon-pohon dan gunung soputan yang terlihat begitu indah dengan cuaca yang dingin, kini aku harus berada dekat luasnya laut dan panasnya suhu udara tanpa keluarga dan tinggal bersama-sama mereka yang baru kukenal. Inilah resiko awal datang melayani di tempat ini.
Sejujurnya aku merindukan masa-masaku bersama sahabat-sahabatku, cerianya mereka sungguh sangat kurindukan. Kasih sayang orang tua.
"Hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri", sekalipun demikian emas yang murni sebenarnya ada di negeriku.
 Siang malam selalu kusembahyang kepada TUHANku, jaga orang tua, kakak, oma, sanak-saudaraku. Aku merindukan mereka.

Di tengah rintihan kepedihan tanpa ada seorangpun yang dapat kuandalkan, aku berusaha mencari sosok yang benar-benar peduli dengan keberadaanku.
Tidak mengapa dengan kesendirian yang kualami,
sebab inilah saatnya bagiku membuka hati mempersilahkan seseorang masuk dan menceriahkan hati ini.

Jangan pernah sia-siakan apa yang kau punya saat ini!
Jangan pernah berhenti berharap seseuatu hal yang besar!
Derita kini, sukacita nanti kita temukan.
Tidak perlu menjadi orang lain, sebab kitapun bisa menemukan jalan kita masing-masing bersama TUHAN
Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu
dan
menjadi  seorang saudara dalam kesukaran ^^

Jika ingin menangis, maka menangislah
Jika marah, maka marahlah
tapi jangan biarkan emosimu menguasai dirimu sehingga kau mengambil keputusan berdasarkan emosi kita saat itu..
ketahuilah bahwa kita akan menemukan kekecewaan,
tapi jika imanmu kuat, maka kita akan menemukan jalan untuk bangkit lagi.
Banyak kisah yang ingin kuceritakan...
tapi kisah yang kujumpai terasa begitu menyakitkan.
Satu saja yang selalu pasti, bahwa TUHAN pasti peduli dengan keberadaanku

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lukas 17:11-19 "Kesepuluh Orang Kusta" Renungan GMIM Edisi 4 - 10 Juli 2021

Renungan Roma 2:1-16

Matius 16:13-20 "Pengakuan Petrus" // MTPJ GMIM 26 September - 2 Oktober 2021 // Khotbah GMIM // Renungan Kristen