Matius 25:31-46 "Penghakiman Terakhir" // mtpj gmim
Matius 25:31-46 “Orang Benar Akan Masuk Ke Dalam Hidup Yang Kekal”
Janganlah terpaku pada perikop
yang dicatat Lembaga ALKITAB Indonesia serta Tema yang diangkat oleh dalam MTPJ
GMIM. Sebab bisa saja akan muncul
pertanyaan bahwa Apakah manusia dibenarkan karena Iman atau justru karena
perbuatannya?
Marilah kita pahami pertanyaan
ini dengan memahami pengajaran Yesus dalam Matius 25:31-46. Kitab Matius ditulis oleh penulis Injil Matius,
arti nama Matius adalah Hadiah Dari Tuhan. Injil ini ditulis diperkirakan pada
tahun 70 Masehi, masa di mana Yerusalem dihancurkan bahkan termasuk Bait Allah.
Pada saat ini orang Yahudi dalam penindasan yang luar biasa, bahkan mereka
diusir dari Palestina dan kemudian orang Yahudi menyebar ke seluruh dunia. Oleh
karena itu Kitab ini ditulis secara khususnya kepada orang Yahudi yang percaya
kepada Yesus Kristus agar mereka dapat mempertahankan iman percaya mereka,
serta agar semua orang dapat menerima Yesus sebagai Mesias yang dijanjikan.
Oleh karena itu tidak heran Matius memulai tulisan Injil ini dengan mencatat ”Silsilah
Yesus Kristus”.
Nah, khusus teks Matius 25:31-46 merupakan bagian dari khotbah Yesus di
Bukit Zaitun yang berbicara tentang keadaan akhir zaman, tetapi ini juga
menjadi catatan terakhir mengenai pengajaran Yesus kepada murid-murid-Nya
sebelum pada akhirnya Yesus mengalami penderitaan.
Ayat 31 didahului dengan sebutan ”Anak
Manusia”. Sebutan ini bisa bermakna pada manusia biasa yang adalah keturunan
Adam, tetapi juga bisa bermakna pada suatu “posisi” atau “kedudukan”. Dalam
teks ini “Anak Manusia” yang dimaksud Adalah sosok keturunan Adam yang memiliki
otoritas. Oleh karena itu tidak heran
jika dalam ayat 34 penyebutan Raja merujuk kepada Anak Manusia itu sendiri. Perkataan
ini mengingatkan tentang Kitab Daniel yang mencatat tentang Anak Manusia. Gambaran
Anak Manusia dalam teks ini ialah:
1. Memiliki
kehormatan yang sempurna, sebab malakat bersama dengan Dia dan Ia bersemayam di
atas takhta kemuliaan-Nya.
2.
Sosok yang memisahkan seorang daripada seorang
seperti saat gembala memisahkan domba dan kambing. Domba ditempatkan di sisi kanan, sedangkan kambing
di tempatkan pada sisi kiri.
Ada perbedaan sikap yang dilakukan Sang Raja terhadap kelompok sebelah
kanan dan kiri. Kepada yang disebelah kanan Allah memberikan Kerajaan sedangkan
kepada kelompok sebelah kiri justru Sang Raja mengusir mereka dari hadapan-Nya.
Kelompok sebelah kanan digambarkan laksana domba, sedangkan kelompok
sebelah kiri digambarkan laksana kambing. Adapun karakter kambing dan domba
ialah:
-
Domba lebih muda hidup berkawan / bersama,
sedangkan kambing sering tidak bisa hidup bersama.
-
Domba lebih mudah diatur sedangkan kambing lebih
sulit diatur
-
Domba suka makan merumput artinya sambil
menunduk, sedangkan kambing lebih suka rumput yang menggantung artinya makan
sambil mengangkat kepalanya menjadi Gambaran karakter kesombongan dan keangkuhan.
Ayat 34 Raja mengatakan “Hai kamu yang diberkati” artinya orang yang
memperoleh anugerah, ”terimalah Kerajaan”. Kata terimalah dari kata Kleronomeo
(κληρονομέω) yang bermakna
memperoleh warisan. Makna ini jelas menunjukkan bahwa ”berkat yang diperoleh
bukan karena mereka berhak untuk menerima anugerah itu, tetapi karena Allah
sendiri yang mau memberikannya kepada mereka”. Pertanyaannya ialah mengapa
Allah mau memberikan berkat itu kepada mereka? Jawabannya ialah dalam ayat 35-36
bahwa karena mereka telah melakukan tindakan yang mengasihi Allah, yakni dengan
cara mereka telah mengasihi orang-orang yang dianggap hina. Dalam hal ini Yesus
memposisikan tindakan menolong orang yang dianggap hina sama dengan telah
mengasihi-Nya. Ini menjadi menjadi peringatan bagi semua orang percaya untuk
bagaimana kita dapat dengan peka memberikan pertolongan kepada sesama kita. Mengapa
ada orang kaya? Karena justru Allah memberi kekayaan supaya dapat membantu
mereka yang miskin. Mengapa ada orang sehat, karena Allah ingin orang sehat
memperhatikan orang sakit. Mengapa ada orang yang terpenjara? Karena Allah
ingin mereka yang tidak terpenjara memperhatikan mereka yang terpenjara.
Jangan menganggap karena sudah kaya maka tidak perlu memperhatikan orang
lain, ingat bahwa Allah melihat dan memperhatikan segala yang kita lakukan di
tengah-tengah dunia ini.
Kepada mereka yang disebelah kiri justru dikatakan ”Enyahlah dari hadapanku”,
sebab karakter yang mereka tampilkan adalah bahwa tidak adanya kepedulian
terhadap sesama sama artinya dengan tidak mempedulikan Tuhan. Di sini kita
melihat bahwa kehadiran sesama kita adalah tidak boleh kita abaikan.
Maka sekarang, tugas kita adalah, kita sedang berada pada posisi mana?
Seperti domba atau seperti
kambing?
Suka berkawan atau justru suka melawan?
Mau diatur oleh perkataan Firman atau sebaliknya?
Ingatlah bahwa Kemiskinan orang percaya bukan terletak pada tidak memiliki
harta, tanah dan kedudukan, tetapi kemiskinan yang perlu diwaspadai Adalah kemiskinan
rohani yakni tidak memiliki Tindakan kasih terhadap sesama.
Dari sini kita belajar bahwa: ”Keslelamatan itu adalah anugerah, ketika
Allah memperhatikan tindakan kita yang menunjukkan tanda-tanda mengasihi Allah
siapa tahu Allah berkenan membawa kita kepada keselamatan”.
Hal yang unik dari pengajaran Yesus ini Adalah bahwa baik yang disebelah kanan
maupun yang disebelah kiri mereka sama-sama bertanya: ”Bilamana kami melihat
Engkau lapar, haus, sebagai orang asing, telanjang dan sakit?”. Artinya kedua-duanya sama-sama
tidak mengetahui bahwa Yesus menempatkan posisinya laksana orang yang sedang
mengharapkan pertolongan. Maka bijaklah dalam mengambil keputusan, jangan-jangan
orang yang sedang membutuhkan bantuan kita bukanlah orang yang terjerat oleh
karena mereka layak menjadi orang hina, namun jangan-jangan mereka justru
adalah orang-orang yang dipakai oleh Tuhan untuk menilai sejauh mana kita
betul-betul mengasihi sesama kita. Tuhan Yesus memberkati, amin.

Komentar
Posting Komentar