KISAH PARA RASUL 18:18-28 // MTPJ GMIM 15-21 JUNI 20

 



Renungan Kisah Para Rasul 18:18-28

PAULUS KEMBALI KE ANTHIOKIA

APOLOS DI EFESUS

Kitab Kisah Para Rasul merupakan buku kedua dari dokter Lukas. Kitab pertama yang dicatat oleh Lukas ialah Kitab Lukas yang mencatat mengenai Kisah Yesus Kristus Sang Mesias, maka kitab kedua ini yaitu Kisah Para Rasul mencatat tentang peristiwa penyataan mengenai Roh Kudus yang memenuhi para rasul dan memampukan setiap orang yang dipakai Tuhan untuk dengan berani menjadi saksi-saksi Kristus.

Secara khususnya dalam pasal 18 menceritakan beberapa tokoh Alkitab yang oleh kuasa Roh Kudus dimampukan untuk menyebarkan Injil tentang Yesus Kristus.

Tokoh yang pertama ialah Paulus. Paulus yang dahulunya bernama Saulus, awalnya  seorang yang sangat membenci Kristen, namun melalui proses yang Tuhan nyatakan baginya maka pada akhirnya Paulus justru menjadi seorang yang giat dalam melakukan pekerjaan pemberitaan Injil. Paulus melakukan perjalanan pemberitaan Injil di beberapa daerah termasuk di Korintus. Pasal 18:11 mencatat bahwa Paulus tinggal di Korintus selama 1 tahun 6 bulan lamanya. Berdasarkan teks perenungan, dalam pasal 18:18 menyebut bahwa Paulus mencukur rambutnya di Kengkrea karena ia sudah bernazar. Timbul suatu pertanyaan apa sebenarnya yang sudah dinazarkan Paulus yang membuat ia harus mencukur rambutnya? Dalam Bilangan pasal 6 mencatat bahwa Nazir adalah seorang yang mengkhususkan dirinya bagi Allah, dan dalam peraturannya seorang yang sementara dalam proses menjadi seorang Nazir tidak boleh mencukur rambutnya, tetapi jika genap waktunya maka rambut tersebut harus dicukur dan dibakar dalam wadah yang sudah ditetapkan. Inilah yang menjadi dasar mengapa Paulus mencukur kepalanya, oleh karena ia mau mengkhususkan dirinya bagi Allah dengan menjadi seorang Nazir.

Tokoh selanjutnya yang diceritakan ialah sepasang suami isteri yakni Priskila dan Akwila. Dalam pasal 18:1-4 mencatat bahwa Akwila dan isterinya Priskila yang berasal dari Pontus dan baru datang dari Italia, mereka adalah orang Yahudi yang diusir oleh Kaisar Klaudius dari Roma. Mereka memiliki pekerjaan yang sama dengan Paulus yaitu sebagai tukang kemah.  Rupanya sepasang suami isteri ini adalah orang-orang yang telah percaya kepada Yesus Kristus, mereka juga turut mengajarkan dan menjelaskan tentang Yesus Kristus terutama kepada seorang yang bernama Apolos.

Tokoh yang terakhir ialah Apolos. Apolos rupanya  seorang Yahudi dari Aleksandria. Catatan mengenai Apolos disebutkan dalam ayat 24 adalah seorang yang fasih bicara dan menguasai Kitab Suci, Ia menerima tentang Jalan Tuhan dan seorang yang bersemangat berbicara serta dengan teliti mengajar tentang Yohanes. Bahkan Apolos dengan penuh semangat membantah orang-orang Yahudi di depan umum dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesuslah Mesias. Hanya saja Apolos ternyata hanya memahami tentang baptisan Yohanes. Tetapi hal menarik dari Apolos ialah, ia bersedia untuk mendengarkan penjelasan orang lain yakni dari Akwila dan Priskila mengenai Jalan Allah. Istilah Jalan Tuhan (teen hodon Tou Kuriou) adalah sebutan awal terhadap orang-orang yang menerima percaya terhadap Yesus Kristus, sedangkan istilah Jalan Allah (teen hodon Tou Theou) lebih menekankan penjelasan yang lebih lagi tentang Yesus Kristus. Baik jalan Tuhan maupun Jalan Allah kedua-duanya sama-sama tentang karya Allah di dalam Yesus Kristus yang menyelamatkan. Hanya saja Akwila dan Priskila memberi penjelasan yang lebih dari baptisan Yohanes.

Kisah Para Rasul 18:27 bagian akhir mencatat bahwa Apolos menjadi sangat berguna bagi orang-orang percaya di Akhaya oleh anugerah Allah. Pernyataan ini mengingatkan bahwa segala sesuatu yang dilakukan oleh Apolos tak lepas dari apa yang Tuhan karuniakan baginya. Segala yang teralami oleh tokoh-tokoh yang dikisahkan dalam Kisah Para Rasul 18:18-28 sesungguhnya adalah bagian dari karya Allah yang memampukan orang percaya untuk bertindak menjadi saksi-saksi Kristus.

Dari hal ini setiap pembaca bahkan setiap orang percaya diajarkan bahwa:

-          Belajarlah dari Paulus, jika engkau telah bernazar kepada Tuhan maka tepatilah nazar itu.  Nazar adalah ikatan janji yang dibuat di hadapan Tuhan, dan Firman Tuhan berkata bahwa apa yang terikat di bumi itu juga terikat di Sorga. Berusahalah untuk mengingat dan melakukan hal apa yang sudah kita janjikan di hadapan Tuhan? Ketika kita menjadi anggota sidi jemaat, ada janji yang kita nyatakan untuk menjadi seorang yang mandiri dalam mempertanggungjawabkan iman kepada Tuhan. Dalam pernikahan, janji antara suami dan isteri itu terikat di dalam Tuhan, maka berusahalah untuk memenuhi, menjaga ikatan antara suami isteri. Bahkan mungkin pula Ketika kita terikat janji dengan pekerjaan kita ada sumpah janji kerja, serta dalam pelayanan pun Ketika kita menjadi pelayan khusus, komisi, panitia, UPK dan setiap pelayanan yang kita nyatakan di hadapan Tuhan, ingat bahwa ada janji yang harus kita penuhi di hadapan Tuhan. Jangan sampai lalai untuk menepati janji terhadap Tuhan, karena Tuhan tidak pernah lalai dalam menepati janji-Nya.

-          Selanjutnya belajarlah dari Akwila dan Priskila. Kehidupan mereka bisa terbilang miris, sebab mereka harus menghadapi sikap pemerintah Romawi yang mengusir mereka dari Roma. Tetapi justru Allah menyertai mereka Ketika mereka bertekun dalam iman di dalam Yesus. Justru melalui suami isteri ini ada satu sosok yang bisa dikatakan juga menjadi seorang pekabar Injil yang penuh semangat yakni Apolos, yang belajar melalui mereka. Dukungan suami isteri dalam pelayanan sangatlah penting, sebab keluarga adalah tempat penginjilan keluar itu dimulai. Suami isteri yang sepakat untuk saling menopang dalam pelayanan, pasti bisa menjadi berkat terhadap siapapun.

-          Yang terakhir, belajarlah dari Apolos. Sekalipun ia disebut sebagai seorang yang fasih bicara dan sangat menguasai Kitab Suci, tapi ia tetap bersedia masukan pengajaran dari orang lain. Hanya orang yang memiliki kerendahan hati yang mampu menerima segala kritikan dan saran dari orang lain, berusahalah rendah hati apalagi jika masukan yang diberikan adalah hal-hal yang benar dan tepat adanya. Dari Apolos kita belajar bahwa  layanilah Tuhan dengan berani dan semangat, buktikan iman sebagai saksi Kristus bahwa Yesus susngguh-sungguh Mesias.

Saudaraku, ingatlah bahwa semua hal yang dilakukan oleh tokoh-tokoh Alkitab tersebut ialah karena “Anugerah Allah”. Jangan lupa melibatkan Tuhan dalam segala hal, sebab hanya oleh anugerah Allah kita dimampukan untuk menjadi orang yang berguna bagi kemuliaan Allah.

Tuhan Yesus dimuliakan, amin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lukas 17:11-19 "Kesepuluh Orang Kusta" Renungan GMIM Edisi 4 - 10 Juli 2021

Renungan Roma 2:1-16

Matius 16:13-20 "Pengakuan Petrus" // MTPJ GMIM 26 September - 2 Oktober 2021 // Khotbah GMIM // Renungan Kristen