Yohanes 19:16b-27 "Yesus Disalibkan" // MTPJ GMIM 13 - 19 April 2025
Yohanes 19:16b-27 "Yesus Disalibkan"
19-16b) Mereka menerima Yesus.
19:17Sambil memikul salib-Nya Ia pergi ke luar ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota.
19:18Dan di situ Ia disalibkan mereka dan bersama-sama dengan Dia disalibkan juga dua orang lain, sebelah-menyebelah, Yesus di tengah-tengah.
19:19Dan Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu salib itu, bunyinya: "Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi."
19:20Banyak orang Yahudi yang membaca tulisan itu, sebab tempat di mana Yesus disalibkan letaknya dekat kota dan kata-kata itu tertulis dalam bahasa Ibrani, bahasa Latin dan bahasa Yunani.
19:21Maka kata imam-imam kepala orang Yahudi kepada Pilatus: "Jangan engkau menulis: Raja orang Yahudi, tetapi bahwa Ia mengatakan: Aku adalah Raja orang Yahudi."
19:22Jawab Pilatus: "Apa yang kutulis, tetap tertulis."
19:23Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian--dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja.
19:24Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: "Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya." Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: "Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan mereka membuang undi atas jubah-Ku." Hal itu telah dilakukan prajurit-prajurit itu.
19:25Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena.
19:26Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!"
19:27Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.
Kisah mengenai penyaliban Yesus diceritakan oleh
semua penulis Kitab Injil, dalam Markus 15:25 mencatat bahwa Yesus disalibkan
pada pukul 9 pagi, dan karena itulah pada umumnya orang beribadah itu
dilaksanakan jam 9 pagi karena mengingat pada jam di mana Yesus disalibkan. Yohanes
19:16b-30 tidak dapat dipisahkan dengan catatan sebelum dan sesudahnya.
Yohanes 19:1-16a mencatat Ketika Yesus sudah
ada di hadapan Pilatus. Yesus sudah menghadapi penghukuman cambuk, diberi
mahkota duri serta dikenakan jubah ungu sebagai bentuk penghinaan. Lukas
23:15-16 mencatat bahwa tujuan Pilatus mencambuk Yesus sebenarnya berharap
bahwa itu cukup untuk menghukum Yesus yang sekalipun Pilatus tidak menemukan
kesalahan apapun daripadanya dan Pilatus bertujuan supaya kemudian Yesus dapat
dibebaskan, namun ternyata hal tersebut tidak cukup memuaskan orang banyak. Ketika
Yesus di hadapan Pilatus, para imam kepala dan tua-tua sebenarnya sudah menghasut
orang banyak agar supaya Yesus dapat dihukum mati yakni dengan cara disalibkan.
Pilatus yang menjaga status aman serta tidak ingin mendapat perhatian mencolok sebab
orang-orang menuduh bahwa jika Pilatus tidak menghukum Yesus maka ia disebut
bukanlah sahabat kaisar.
Yesus pada akhirnya memikul salib-Nya ke luar
tempat yang bernama Tempat Tengkorak. Lukas 23:26 diceritakan bahwa seorang
bernama Simon orang Kirene dipercayakan untuk memikul salib sambil mengikut
Yesus, hal ini sebenarnya mau memperlihatkan sisi kemanusiawian Yesus yang
memang telah mengalami kelelahan oleh beberapa penghukuman yang telah Yesus
lalui.
Salib adalah bentuk penghukuman Romawi yang
diadopsi dari system penghukuman bangsa Persia yang kemudian diadopsi oleh
kekaisaran Romawi. Penghukuman seperti ini dianggap menjadi penghukuman yang
paling menyakitkan, sebab orang yang disalibkan akan mengalami: 1) Proses
kematian yang sudah ada di depan mata; 2) Lutut lumpuh, karena orang yang
disalib harus menekuk lututnya 45
derajat, hal ini sama dengan memaksa seseorang untuk setengah berdiri selama
berjam-jam; 3) Dislokasi bahu. Tulang bahu akan mengalami pergeseran karena
dipaksa terlentang; 4) Kesulitan bernafas. Tangan yang dipaksa terlentang
membuat tulang rusuk tertarik ke atas hingga membuat orang tersebut kesulitan
bernafas. Selain itu, ujung tangan orang yang disalib tidak akan menyentuh
ujung balok sebagai tanda bahwa orang itu tidak diterima oleh sesama manusia,
sedangkan kepala tidak sampai pada ujung balok sebagai tanda tidak diterima
oleh langit, serta ujung kaki tidak mencapai tanah sebagai tanda tidak diterima
oleh bumi. Jadi orang yang disalib adalah orang yang tidak diterima oleh langit
dan bumi, bahkan tidak diterima oleh sesama manusia, demikianlah Yesus dianggap
tidak diterima oleh siapapun.
Yesus di bawa ke tempat yang bernama Golgota,
suatu bukit yang berada di dekat Yerusalem, di luar tembok kota. Golgota dari
Bahasa Aram “Gulgata” berarti “Tengkorak”, hal ini disebabkan oleh karena
bentuknya yang terlihat seperti Tengkorak. Dalam Bahasa Latin tempat ini
disebut “Calvary Locus” yang kemudian muncul dalam Istilah Bahasa Inggris
“Calvary” atau Kalvari. Disalibkan di tempat tersebut sama artinya juga dengan
mempertontonkan Yesus kepada orang banyak, sebab di saat itu tepat bersamaan
dengan banyaknya umat yang hendak merayakan Paskah, maka banyak orang yang
melewati tempat tersebut.
Bersama dengan Yesus juga ada dua orang yang
disalibkan di samping kanan dan kiri Yesus. Matius 27:38 mencatat bahwa kedua
orang itu ialah penyamun atau perampok.
Pilatus sebagai Gubernur Romawi di daerah Yudea
yang mengambil keputusan untuk menyalibkan Yesus, kemudian menyuruh memasang
tulisan di atas kayu salib Yesus, yaitu: “Yesus, orang Nazaret, Raja Orang
Yahudi”. Kalimat tersebut ditulis dalam tiga Bahasa Yaitu Bahasa Ibrani, Bahasa
Latin dan Bahasa Yunani. Disebut Nazaret adalah sebagai pertanda tempat asal
Yesus, sebab memang Yesus dibesarkan di daerah Nazaret sehingga Yesus disebut
orang Nazaret. Istilah Nazaret diyakini berasal dari kata “Netzer” yang berarti
Tunas atau Taruk yang tumbuh. Disebut Raja orang Yahudi adalah sebagai alasan
mengapa Yesus dihukum. Tulisan ini sebenarnya dimaksudkan sebagai bentuk cemooh
atau bahan olok-olok terhadap Yesus. Imam-imam kepala sebenarnya tidak
menyetujui di salib Yesus tertulis demikian, sebab mereka lebih suka bahwa
“Yesuslah yang menyebut diri-Nya sebagai Raja orang Yahudi”. Pilatus tetap
menuliskan apa yang ia tulis sejak awal, dan dengan menyebut demikian
sebenarnya Pilatus telah memperkenalkan Yesus sebagai Netser atau Tunas dari
Tunggul Isai orang Yahudi karena Ia berasal dari keturunan Yehuda (Mat.
1:1-17). Ingatkah kita Ketika orang-orang Majus datang menjumpai Yesus Ketika Yesus
masih bayi, Matius 2:2 mencatat bahwa para majus bertanya “Di manakah Dia, raja
orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur
dan kami datang untuk menyembah Dia”. Di sini kita melihat pengakuan tentang
bahwa Yesus adalah Raja orang Yahudi justru dimulai oleh orang-orang yang bukan
Yahudi.
Selanjutnya sikap para prajurit yang mengambil
pakaian Yesus, membaginya serta membuang undi atas jubah Yesus. 2 kata pakaian
dan jubah sepertinya terdengar sama, namun sebenarnya kedua kata ini
diterjemahkan dari 2 kata yang berbeda. Pakaian diterjemahkan dari kata “himation”
sedangkan jubah diterjemahkan dengan kata “khiton”. “Himation” adalah adalah jenis pakaian seperti mantel atau
pembungkus luar, sedangkan jubah atau khiton adalah sejenis tunik atau pakaian
polos panjang yang biasa digunakan sehari-hari. Lalu bagaimana dengan jubah yang disebut dalam
Lukas 23:11 yang dikenakan kepada Yesus? Jubah tersebut diterjemahkan dari kata
“estheta lampran” yang berarti pakaian yang berkilauan. Bagi para prajurit apa
yang mereka lakukan adalah sebagai bentuk hinaan terhadap Yesus, tanpa mereka
sadari apa yang mereka lakukan sebenarnya menjadi penggenapan Firman Tuhan. Bahwa pakaian yang disebut himation
itulah yang mereka bagi, sedangkan jubah yang dari kata “khiton” itulah yang
mereka undi.
Orang-orang yang dianggap lemah, justru
merekalah yang setia mendampingi Yesus: Ibu Yesus dan saudara ibu Yesus, Maria
istri Klopas dan Maria Magdalena serta murid yang dikasihi Yesus. Murid-murid
Yesus justru tidak ada bersama Yesus saat Yesus mengalami penderitaan namun
beberapa orang ini justru tetap berada dekat Yesus dan tidak meninggalkan
Yesus. Mereka tidak sering disebutkan tentang kehidupan bersama Yesus, tetapi
justru merekalah yang tetap berada bersama Yesus.
Dan yang terakhir tentang perkataan “Ibu,
inilah anakmu” yang ditujukan kepada Maria, serta “inilah ibumu” yang ditujukan
kepada murid yang dikasihi Yesus. Di sini Yesus tetap memperhatikan tanggung
jawabnya terhadap ibunya, di mana adalah suatu kewajiban bagi seorang anak
untuk memperhatikan orangtua, namun kini Ketika Yesus hendak menyelesaikan
tugas penyelamatan maka Yesus sebagai seorang anak Yesus memberikan kepercayaan
tanggung jawab itu kepada murid yang dikasihi-Nya yaitu Yohanes. Dan semenjak
saat itu ibu Yesus tinggal bersama Yohanes. Kisah ini menunjukkan bahwa seberat
apapun tanggung jawab pelayanan yang dikerjakan janganlah mengabaikan tanggung
jawab dalam keluarga, tetapi kisah ini juga menginspirasi kita bahwa terkadang
ada orang yang bukan sedarah tapi sudah seperti saudara. Oleh karena itu
jagalah hubungan baik dengan sesama, sebab bukan tidak mungkin bahwa suatu saat
kita akan membutuhkan mereka untuk hal yang penting dalam hidup kita. Tapi ini
juga mengingatkan bahwa Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya sendiri, ada
saja cara yang dipakai Tuhan untuk memberkati hidup kita, apakah itu mungkin
melalui keluarga kita atau justru dari orang yang tak sedarah dengan kita.
Yohanes menerima Ibu Yesus, kata menerima dari kata “elaben” kata dasarnya
lambano yang mengandung arti menerima, mengambil atau menanggung, jadi dalam
hal ini Yohanes menerima ibu Yesus menjadi tanggungannya.
Kisah ini sebenarnya dicatat oleh Rasul Yohanes
untuk memberi suatu pengajaran yang benar dan tepat kepada semua jemaat di
Efesus mengenai kebenaran bahwa Yesus benar-benar mati di salib untuk memberi
keselamatan bagi manusia. Yohanes 20:30-31 mencatat bahwa maksud Injil ini
ditulis supaya para penerima Injil ini percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Anak
Allah, dan supaya kamu memperoleh hidup dalam Nama-Nya.
Lalu bagaimana dengan kehidupan di masa kini?
Kita percaya bahwa Yesus adalah Nabi yang menyampaikan segala apa yang hendak
dinyatakan, Yesus juga adalah Imam yang sungguh-sungguh membawa umat mengenal
Firman, tetapi Yesus tidak sekedar Nabi dan Imam sebab Dia adalah Sang Mesias.
Mesias dalam Bahasa Arab disebut “Al-Masih” yang berarti “Yang diurapi”, Dialah
Juruselamat yang dijanjikan itu.
Maka Firman ini mengingatkan semua orang bahwa:
1.
Ketika
engkau tidak diterima oleh siapapun, ingat bahwa Yesus sudah tersalib untuk
engkau. Dia disalib, dianggap tidak diterima, di bumi, di sorga dan oleh sesama
manusia, namun Ia mau menanggung hal tersebut bagi kita.
2.
Jika
penderitaan Yesus adalah cara Allah untuk menunjukkan kasih-Nya kepada kita,
maka berarti penderitaan yang kita alami bagi Tuhan adalah bagian kita untuk
memuliakan Tuhan.
3.
Saat
orang merampas apa yang menjadi hakmu seperti prajurit yang membagi pakaian
Yesus dan membuang undi atas jubahnya, ingatlah supaya berserah kepada Allah,
sebab bukan berarti engkau kalah atas mereka, tetapi mungkin saja engkau sedang
memperkenalkan Firman Tuhan kepada semua orang meski engkau dianggap kalah di
depan mereka, tetap engkau menang di hadapan Allah.
4.
Sesibuk
apapun engkau bekerja atau yang engkau sebut “pelayanan”, janganlah abaikan
tugasmu dalam keluarga, sebab Ketika beberapa orang hanya dekat denganmu saat
engkau mengalami kesuksesan, keluarga justru yang akan selalu mendampingimu
saat engkau menderita ataupun saat engkau sukses. Hargai orang yang ada di
sekitarmu, sebab kita tidak tahu mungkin akan tiba waktunya kita akan sangat
membutuhkan bantuan mereka.
TUHAN YESUS dimuliakan, amin!
Komentar
Posting Komentar